Pada Jumat (22/8), Presiden Prabowo Subianto membentuk Badan Otorita Pengelola Pantai Utara (Pantura) Jawa dengan melantik Laksamana Madya TNI (Purn) Didit Herdiawan Ashaf sebagai Kepala Badan Otorita Pantura.
Badan Otorita Pantura dibentuk sebagai badan khusus yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mempercepat proyek strategis nasional pembangunan Giant Sea Wall (GSW). Dilansir dari laman Sekretariat Kabinet Indonesia, tanggul laut raksasa merupakan infrastruktur yang penting untuk melindungi kawasan Pantura dari berbagai permasalahan lingkungan.
Untuk mengawal proyek besar ini, maka dibentuk badan khusus bernama Badan Otorita Pengelola Pantai Utara (Pantura) Jawa yang diharapkan dapat mampu bersinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung pembangunan tersebut.
Apa saja tugas dari Badan Otorita Pantura tersebut? Simak artikel di bawah ini.
Upaya Pemerintah Cegah Pantura Tenggelam: Bangun Bendungan hingga Giant Sea Wall
Badan Otorita Pantura Bertugas untuk Mengawal Proyek Besar Giant Sea Wall
Badan Otorita Pantura akan bertugas untuk mengelola Pembangunan Giant Sea Wall yang telah direncanakan sejak tahun 1995. Dilansir dari kanal YouTube IDX Channel, proyek tanggul laut raksasa ini akan dibangun sepanjang 500 km dari Banten sampai Gresik, Jawa Timur dengan estimasi biaya mencapai 80 miliar dolar Amerika.
Pembagunan tanggul laut raksasa tersebut akan dimulai dari Teluk Jakarta dengan estimasi pembangunan sekitar 8-10 tahun. Nantinya, Badan Otorita Pantura akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal pendanaan proyek tahap awal.
Badan Otorita Pantura Bertugas untuk Memastikan Penanganan Wilayah Pantura Berjalan Efektif
Dilansir dari wawancara Metro TV dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, mengungkapkan bahwa pembentukan Badan Otorita Pengelola Pantura bertujuan untuk memastikan penanganan wilayah Pantura berjalan efektif, termasuk pembangunan tanggul laut raksasa.
Badan Otorita Pantura Bertugas untuk Menangani Berbagai Permasalahan Lingkungan
Dilansir dari laman Bisnis.com, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo menerangkan bahwa tanggul laut raksasa ini merupakan infrastruktur yang paling vital untuk melindungi Pantura dari banjir rob dan perubahan iklim.Pembagunan tanggul laut raksasa dinilai menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi.
Dilansir dari laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, tanggul laut raksasa tidak hanya berperan sebagai bangunan pelindung, namun juga sebagai sarana konservasi lingkungan laut, memperbaiki kehidupan masyarakat, meningkatkan penyediaan sanitasi, air bersih, menciptakan lapangan kerja, juga menata kawasan agar lebih adaptif dan inklusif.
Giant Sea Wall Bisa Bikin Pantura jadi Tangki Limbah, Apa yang Harus Dilakukan?
Badan Otorita Pantura Bertugas Menarik Investasi
Badan Otorita Pantura akan bekerja sama Kemenko IPK dan BPI Danantara untuk mendukung investasi. Saat ini sejumlah investor dari beberapa negara menyatakan minatnya dalam mendukung pembangunan tanggul laut raksasa ini.
Dilansir dari laman Bisnis.com, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, mengungkapkan bahwa negara-negara yang berminat untuk melakukan investasi dalam pembangunan tanggul laut raksasa ini misalnya China, Jepang, Korea Selatan, Belanda, dan beberapa negara di wilayah Eropa lainnya.
Dilansir dari laman Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Presiden juga menekankan bahwa pemerintah tidak akan sekadar mengandalkan investasi dari pihak asing, tetapi akan berpartisipasi serta secara aktif dengan dana riil dari anggaran negara.
Pembentukan Badan Otorita Pantura ini menjadi babak baru bagi rencana pembangunan tanggul laut raksasa yang merupakan megaproyek. Pembangunan tanggul laut raksasa ini diharapkan dapat menjadi solusi atas fenomena kenaikan permukaan laut, hilangnya tanah, dan dapat meningkatkan atas kualitas hidup rakyat Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News