Tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall yang rencananya dibangun di pesisir utara Pulau Jawa (Pantura) berpotensi menjadi tangki limbah.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Pihaknya menekankan agar pembangunannya diikuti dengan perbaikan sistem sanitasi.
Basuki menjelaskan, sistem sanitasi di sebagian wilayah Pantura langsung disalurkan ke sungai. Itu artinya, keberadaan Giant Sea Wall akan menahan limbah yang biasanya langsung mengalir ke wilayah pantai.
“Kalau sungai-sungai kecil yang jadi tujuan limbah rumah tangga tertahan Giant Sea Wall, wilayah Pantura bisa jadi septic tank jika tidak ada perbaikan sistem sanitasi,” kata Menteri Basuki.
Kendalikan banjir rob
Konsep dasar Giant Sea Wall adalah pembangunan kota perkotaan nasional terintegrasi atau NCICD. Terdapat empat urutan dalam NCICD, yakni pengadaan air di atas tanah, penghentian pemanfaatan air bawah tanah, perbaikan sanitasi, dan pembangunan Giant Sea Wall.
Berdasarkan hal itu, tujuan akhir Giant Sea Wall adalah mengendalikan banjir rob yang kerap melanda Pantura. Banjir rob disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut hingga 1 cm sampai 15 cm per tahun di beberapa lokasi.
Kementerian PUPR mengklaim telah menyelesaikan pengumpulan data kedalaman kontur laut Pantura untuk pembangunan Giant Sea Wall Pantura. Proyek ini diperkirakan menelan anggaran hingga Rp164,1 triliun untuk pesisir DKI Jakarta hingga Semarang.
Baca juga Giant Sea Wall Bisa Selamatkan Ekonomi dan Ancaman Banjir di Pantura
Urgensi Giant Sea Wall
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut proyek Giant Sea Wall mendesak untuk terealisasi—mengingat penurunan tanah di Pantura telah mencapai 1 cm sampai 25 cm per tahun.
Seperti diketahui, kawasan Pantura menyumbang sekitar 20,7 persen produk domestik bruto (PDB) nasional dan menampung 70 kawasan industri, lima kawasan ekonomi khusus (KEK, hingga lima wilayah pusat pertumbuhan industri.
Akibat banjir rob, kerugian ekonomi diestimasikan mencapai Rp2,1 triliun per tahun untuk pesisir Jakarta, dan akan meningkat hingga Rp10 triliun dalam sepuluh tahun ke depan. Hal ini berdampak pada hilangnya opportunity cost.
Baca juga Upaya Pemerintah Cegah Pantura Tenggelam: Bangun Bendungan hingga Giant Sea Wall
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News