Pada Minggu (20/07/2025), di pesisir Desa Pabeanilir, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, sebuah pemandangan inspiratif tersaji. Di tengah deru ombak yang saling berbalas, ada semangat membara yang tak kalah kuat.
Sebanyak 30 peserta penanaman mangrove berkolaborasi, bukan hanya menanam bibit, melainkan juga menanamkan harapan dan kesadaran. Mereka berasal dari berbagai elemen masyarakat: Lembaga Amil Zakat, Desa Tanggap Bencana (Destana), Kader Posyandu Kiper 1 Blok Tegur, serta para penjaga Pantai Tiris.
Didukung penuh oleh Kepala Desa dan Ketua Dusun, mereka bersatu padu dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB 2025 dalam sebuah misi mulia: menanam 400 bibit mangrove.
Aksi penanaman ini merupakan bagian tak terpisahkan dari program kerja besar KKN-T IPB 2025 bertajuk "Nafas Bumi". Program ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan sebuah komitmen nyata untuk melestarikan lingkungan, khususnya ekosistem pesisir.
Rangkaian kegiatannya dirancang secara komprehensif, dimulai dari Coastal Clean Up di area Pantai Tiris yang memiliki luas sekitar 1,5 hektar. Dalam aksi bersih-bersih ini, fokus utamanya adalah mengumpulkan dan memilah sampah anorganik.
Jenis sampah yang paling banyak ditemukan adalah kemasan makanan dan minuman seperti styrofoam, sedotan plastik, dan botol plastik. Selain itu, ada juga puntung rokok, kaca, dan benda-benda berbahan sintetis lainnya.
Pengumpulan sampah ini menjadi refleksi atas kebiasaan masyarakat dan pengunjung yang masih perlu ditingkatkan kesadarannya terhadap kebersihan lingkungan.
Tak hanya membersihkan, program "Nafas Bumi" juga melanjutkan dengan aksi konservasi yang lebih mendalam, yaitu penanaman 400 bibit mangrove. Penanaman ini bertepatan dengan peringatan Hari Mangrove Sedunia, sebuah momen yang sengaja dipilih untuk menggarisbawahi urgensi pelestarian ekosistem vital ini.
Hutan mangrove memiliki peran krusial sebagai perisai alami dari ancaman abrasi yang terus mengintai wilayah pesisir. Lebih dari itu, hutan mangrove juga menjadi habitat bagi beragam biota laut dan darat, serta penyerap karbon yang efektif.
Dengan menanam mangrove, mereka tidak hanya melindungi garis pantai, tetapi juga berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Selain fokus pada ekosistem pesisir, program "Nafas Bumi" juga merambah ke sektor lain yang tak kalah penting, yaitu peternakan. Mahasiswa KKN-T IPB 2025 mengimplementasikan program penanaman bibit hijauan sebagai pakan ternak tambahan. Sebagai bentuk dukungan terhadap usaha peternakan di Blok Tegur Pabean Ilir, mereka menyediakan bibit pakan ternak bagi para peternak, baik itu peternak kambing, domba, dan sapi.
Bibit yang diberikan terdiri dari Clitoria ternatea, Desmanthus virgatus, dan Sorghum bicolor, jenis tanaman yang dikenal kaya nutrisi dan cocok sebagai pakan tambahan. Program ini diharapkan dapat membantu para peternak dalam meningkatkan produktivitas ternak mereka, sekaligus menjadi solusi berkelanjutan untuk ketersediaan pakan untuk para peternak di desa Pabeanilir.
Secara keseluruhan, kegiatan yang diusung oleh KKN-T IPB 2025 ini lebih dari sekadar program kerja. Ini adalah sebuah gerakan yang menginspirasi. Aksi kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa, lembaga masyarakat, hingga masyarakat lokal, menunjukkan bahwa perubahan positif dapat dicapai jika semua elemen bergerak bersama. Diharapkan, melalui kegiatan-kegiatan ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan pesisir dapat meningkat.
Lebih jauh, program "Nafas Bumi" menjadi katalisator yang mendorong partisipasi aktif berbagai pihak dalam upaya konservasi jangka panjang, memastikan bahwa "nafas bumi" di Pabeanilir tetap terjaga untuk generasi yang akan datang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
