dari kakao jadi sajian istimewa kkn t ipb latih desa kopen olah cokelat karakter dan es krim coklat dari susu kambing - News | Good News From Indonesia 2025

Dari Kakao jadi Sajian Istimewa: KKN-T IPB Latih Desa Kopen Olah Cokelat Karakter dan Es Krim Coklat dari Susu Kambing

Dari Kakao jadi Sajian Istimewa: KKN-T IPB Latih Desa Kopen Olah Cokelat Karakter dan Es Krim Coklat dari Susu Kambing
images info

Desa Kopen yang terletak di Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu desa yang memiliki potensi lokal yaitu buah kakao. Mayoritas lahan pekarangan rumah di Desa Kopen memiliki pohon kakao yang produktif dalam artian dapat dipanen dan dinikmati buahnya secara kontinu.

Berdasarkan potensi tersebut, pemerintah Desa Kopen memiliki rencana pembangunan Kampung Cokelat Desa Kopen.

Sebagai upaya mendukung program tersebut dan mengembangkan potensi lokal, tim KKN-T IPB mengusung proker bernama COKOPRO: Cocoa Kopen Project for Rural Optimization yang berupa pelatihan pembuatan cokelat karakter dan es krim cokelat dari susu kambing. 

Kegiatan berlangsung selama dua hari pada tanggal 21—22 Juli 2025 di Balai Desa Kopen dengan jumlah peserta sebanyak 37 orang yang terdiri dari ibu-ibu PKK Desa Kopen. Aktivitas tersebut juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Desa Kopen yang turut hadir dan membuka kegiatan secara resmi.

Pelaksanaan pelatihan ini meliputi demo memasak yang dipimpin oleh Adelweiss Putri Riyani mahasiswa KKN-T IPB dari program studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Selain itu, dilanjutkan dengan praktik langsung oleh ibu-ibu PKK yang dibimbing oleh seluruh anggota tim KKN-T IPB.

Pada hari pertama, kegiatan berfokus pada pelatihan pembuatan cokelat karakter dan pembuatan adonan es krim dari susu kambing.

Sebelum memulai pelatihan, kegiatan diawali dengan pemaparan tentang definisi cokelat karakter dan es krim serta alat dan bahan yang dibutuhkan. 

Cokelat karakter adalah produk cokelat yang dibentuk atau dicetak menyerupai tokoh-tokoh fiksi, hewan lucu, atau simbol khas tertentu, yang bertujuan untuk menarik perhatian secara visual terutama anak-anak.

Sementara, es krim merupakan makanan penutup beku yang biasanya dibuat dari campuran susu atau krim, gula, dan perisa (seperti vanila, cokelat, atau buah-buahan), lalu dikocok dan dibekukan hingga teksturnya menjadi lembut dan creamy.

Kegiatan dimulai dengan praktik melelehkan cokelat batangan dilanjutkan dengan pemberian pewarna makanan pada adonan cokelat yang sudah leleh. Setelah itu, hasil lelehan dikemas menggunakan plastik segitiga dan langsung dicetak dalam berbagai bentuk menggunakan cetakan silikon cokelat yang telah disediakan oleh tim KKN-T IPB.

Pelatihan pembuatan cokelat karakter ini juga menekankan pada penggunaan alat-alat rumah tangga yang sederhana dan tersedia di setiap rumah. Dengan demikian, para peserta dapat mempraktikkan kembali di rumah tanpa perlu membeli alat-alat baru.

Para peserta yang terbagi ke dalam 8 kelompok secara antusias mempraktikkan pembuatan cokelat karakter secara bersama-sama. Acara semakin ramai dengan berbagai pertanyaan yang diajukan oleh peserta kepada tim KKN-T IPB.

Setelah selesai mencetak cokelat karakter, para peserta merasa puas dengan hasilnya karena rasanya yang manis, serta bentuknya sangat menarik dan menggugah visual.

Setelah cokelat karakter selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan adonan es krim cokelat dari susu kambing. Pembuatan adonan dilakukan dengan demo masak oleh tim KKN-T IPB dan dilanjutkan oleh para peserta setelah memastikan takaran pada bahan yang akan digunakan telah sesuai.

Adonan es krim cokelat ini menggunakan bahan dasar susu kambing sebagai bentuk mendukung peternak kambing perah di Desa Kopen. Namun, tim KKN-T IPB juga menyampaikan informasi tentang bahan alternatif lain selain susu kambing jika para peserta tidak menyukai susu kambing.

Setiap kelompok mendapatkan satu wadah berkapasitas 650 mL berisi adonan es krim yang telah dibuat sebelumnya. Adonan tersebut dibawa pulang untuk dibekukan, kemudian dibawa kembali keesokan harinya, yaitu pada tanggal 22 Juli 2025.

Hari kedua pelatihan, kegiatan dilanjutkan dengan pengolahan adonan es krim yang telah dibekukan menjadi es krim cokelat. Para peserta melakukan praktik langsung dengan tim KKN-T IPB University yang membantu dengan memberi arahan dan memastikan adonan mengembang dengan sempurna. Kemudian, dilanjutkan dengan es krim yang dibekukan sebelum akhirnya es krim cokelat siap dikonsumsi.

Pewarna cokelat yang digunakan pada es krim tersebut berasal dari cocoa powder produksi salah satu UMKM Desa Kopen, yaitu Chokopen.

Capaian dari kegiatan ini, setiap kelompok berhasil memproduksi 15 bentuk cokelat karakter dan 12 cup es krim berukuran 60 mL.

Jika dihitung secara keseluruhan, jumlah tersebut setara dengan 120 cokelat karakter dan 96 cup es krim cokelat yang dihasilkan.

Setelah rangkaian kegiatan demo masak dan praktik langsung berakhir, kegiatan masih berlanjut dengan pemaparan materi terkait hal-hal penting dalam produksi cokelat karakter dan es krim cokelat, perhitungan HPP untuk dapat menentukan harga jual, dan label pangan yang benar sesuai aturan BPOM.

Selama 2 hari pelatihan, tim KKN-T IPB juga menyediakan buku saku sederhana berisi resep, langkah-langkah, dan tips anti gagal dalam pembuatan cokelat karakter dan es krim cokelat.

Hal ini bertujuan agar peserta memiliki panduan praktis yang bisa digunakan kembali di rumah kapan saja. Buku saku tersebut diserahkan kepada ketua dan sekretaris TP PKK Desa Kopen yang nantinya dapat didistribusikan kepada seluruh anggota PKK Desa Kopen.

Program pelatihan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran baru dalam memanfaatkan potensi lokal secara maksimal. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga produsen yang menghasilkan produk berkualitas dari hasil sendiri.

“Terima kasih banyak ilmunya, ini nanti saya mau buat untuk cucu-cucu saya,” ucap salah satu peserta.

Selain itu, peserta lainnya juga mengungkapkan produk ini dapat menjadi ide bisnis baru, “Ibu saya kan jualan di kantin SMP situ, nanti tak kasih tau buat bikin es krim ini.”

Dengan demikian, program COKOPRO tidak hanya menjadi kegiatan yang meningkatkan kemampuan masyarakat, tetapi menjadi jembatan antara ilmu yang diperoleh di kampus dan aksi nyata yang berdampak bagi masyarakat.

Namun, juga diharapkan dapat menjadi langkah kecil dalam mencapai tujuan pembangunan Desa Kopen.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KW
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.