Kawan GNFI, siapa sangka halaman sekolah bisa menjadi sumber kesehatan alami? Inilah yang dilakukan mahasiswa KKN-T IPB di Desa Kadumadang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, melalui program penanaman apotek hidup di SDN Kadumadang.
Program ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan “GAMA PHBS” (Gerakan Anak dan Masyarakat Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang menggabungkan edukasi kesehatan berbasis sains dengan aksi nyata penghijauan lingkungan agar tercapainya kemandirian kesehatan di sekolah dan di masyarakat.
Desa Kadumadang memiliki potensi lingkungan dan sumber daya alam yang kaya, namun pemanfaatannya untuk kemandirian kesehatan masih terbatas. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan warga di lapangan, sebagian warga lebih mengandalkan obat-obatan kimia untuk keluhan ringan.
Padahal, banyak tanaman obat tradisional yang dapat dimanfaatkan secara mudah dan murah. Dari kondisi inilah, lahir gagasan untuk menghadirkan apotek hidup di lingkungan sekolah, yang tidak hanya mempercantik halaman, tetapi juga menjadi sumber belajar bagi siswa dan masyarakat.
Kegiatan penanaman apotek hidup dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Juli 2025, bertempat di SDN Kadumadang. Sebanyak 25 siswa kelas VI bersama para guru dan kepala sekolah turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.
Sebelum praktik menanam, siswa terlebih dahulu mengikuti sesi pembekalan di kelas. Pada sesi ini, mereka diperkenalkan dengan berbagai tanaman herbal yang akan menjadi koleksi apotek hidup sekolah, disertai penjelasan manfaat dan cara perawatannya.
Beberapa jenis tanaman yang diperkenalkan antara lain kemangi, yang dikenal memiliki sifat antibakteri sekaligus dapat meningkatkan nafsu makan; daun pandan, yang sering dimanfaatkan sebagai pemberi aroma pada makanan sekaligus memiliki efek menenangkan; lidah buaya, tanaman serbaguna yang bermanfaat untuk perawatan kulit, kesehatan rambut, serta membantu penyembuhan luka; dan serai, yang populer digunakan sebagai pengharum masakan sekaligus berfungsi sebagai pengusir nyamuk alami dan penurun kolesterol.
Penyampaian materi dilakukan secara interaktif dengan memanfaatkan media visual dan contoh langsung tanaman yang sudah dibawa ke kelas. Guru dan tim KKN-T IPB mengajak siswa berdiskusi, bertanya jawab, hingga mencium langsung aroma daun dan batang tanaman untuk menumbuhkan rasa ingin tahu.
Suasana kelas menjadi hidup ketika siswa mulai mengaitkan manfaat tanaman dengan pengalaman sehari-hari, misalnya penggunaan lidah buaya untuk mengatasi kulit terbakar matahari, atau kemangi sebagai lalapan yang sering mereka temui di rumah.
Setelah sesi pembekalan selesai, siswa diajak menuju halaman sekolah yang telah disiapkan sebagai lokasi penanaman. Tim KKN-T IPB bersama pihak sekolah sebelumnya telah menyiapkan campuran tanah dan kompos dalam beberapa gundukan besar. Setiap gundukan akan menjadi sumber media tanam yang diisikan ke polybag berukuran sedang.
Sebelum siswa mulai bekerja, tim KKN-T IPB memberikan demonstrasi langkah demi langkah cara menanam yang baik dan benar, mulai dari mengisi polybag dengan tanah, membuat lubang tanam sedalam akar, meletakkan bibit dengan posisi tegak, menutup kembali lubang dengan tanah, hingga memastikan tanaman cukup kokoh berdiri.
Proses ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan gerakan yang jelas, sehingga mudah diikuti oleh anak-anak.
Begitu sesi praktik dimulai, suasana menjadi riuh oleh semangat para siswa yang berlomba-lomba menyelesaikan penanaman mereka. Tawa, teriakan antusias, dan canda gurau terdengar di antara deretan polybag yang mulai terisi tanaman herbal.
Setiap kelompok siswa kemudian memberi label pada tanaman mereka agar mudah dikenali dan dirawat di kemudian hari. Polybag yang sudah rapi disusun di sudut sekolah yang telah disepakati sebagai area apotek hidup, membentuk barisan hijau yang segar dipandang mata.
Tak hanya menanam, kegiatan ini ditutup dengan praktik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai penguatan perilaku hidup bersih dan sehat. Momen kebersamaan ini diabadikan melalui foto bersama di depan deretan polybag hijau yang menjadi kebanggaan baru sekolah.
Meski kegiatan berlangsung lancar, tim KKN-T IPB juga menghadapi sejumlah tantangan di lapangan, salah satunya adalah mengatur antusiasme siswa yang begitu tinggi. Beberapa anak begitu bersemangat hingga ingin menanam lebih dari satu tanaman, sementara yang lain asyik bercanda dengan teman di tengah proses penanaman. Namun, energi positif ini justru menjadi tanda bahwa kegiatan berhasil menarik minat mereka.
Untuk memastikan apotek hidup ini terus berkembang, tim KKN-T IPB menyerahkan poster panduan perawatan tanaman kepada pihak sekolah.
Poster tersebut berisi informasi lengkap tentang manfaat, cara pemeliharaan, dan tips pemanfaatan masing-masing tanaman herbal. Tak hanya itu, tim juga memberikan kontak mahasiswa KKN-T IPB kepada pihak sekolah agar dapat berkonsultasi jika mengalami kendala perawatan.
Selain sebagai media pembelajaran, keberadaan apotek hidup di SDN Kadumadang diharapkan menjadi contoh nyata pemanfaatan ruang terbuka hijau yang produktif. Program ini juga mendorong siswa untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah masing-masing, sekaligus mengajak keluarga mereka memanfaatkan tanaman obat di pekarangan.
Dengan langkah sederhana ini, sekolah dapat berkontribusi pada kemandirian kesehatan masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Desa Kadumadang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News