Kegiatan KKN-T IPB di Desa Mojoreno dengan tema “Optimalisasi Potensi dan Sumber Daya Lokal melalui Kolaborasi Mahasiswa dan Masyarakat untuk Mewujudkan Kemandirian Desa Mojoreno, Kabupaten Wonogiri” berhasil menarik atensi masyarakat setempat.
Seluruh program yang dijalankan mendapatkan sambutan hangat, salah satunya adalah program pengembangan pupuk bokashi sebagai upaya mengolah kotoran sapi dan kambing menjadi produk bernilai jual.
Nama program yang disungkan oleh mahasiswa KKN-T IPB yaitu Emaskan: Ekonomi Emas, Sehatkan Kandang. Program ini merupakan sebuah inisiatif yang dihasilkan melalui diskusi intensif bersama kelompok ternak kambing di Dusun Wates, sebuah dusun yang dikenal memiliki jumlah kambing yang cukup banyak dan menjadi salah satu aset ekonomi utama bagi warganya.
Banyaknya populasi kambing menyimpan potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tapi kondisi di lapangan menunjukkan masih terdapat sejumlah kendala yang menghambat pencapaian tersebut.
Masalah utama yang dihadapi para anggota ternak yaitu kondisi kandang yang belum sepenuhnya bersih, serta minimnya pengetahuan peternak mengenai pengelolaan kandang dan pemeliharaan ternak yang sesuai standar kesehatan sehingga meningkatkan risiko terjadi berbagai penyakit.
Situasi ini menyebabkan produktivitas kambing, baik dalam menghasilkan daging maupun susu, belum optimal sehingga nilai ekonomi yang dihasilkan juga masih rendah. Program EMASKAN hadir sebagai jawaban atas permasalahan tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan kandang, menekan angka penyakit pada ternak, serta mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat melalui hasil ternak yang lebih sehat dan berkualitas.
Dengan adanya program ini, diharapkan Dusun Wates tidak hanya menjadi sentra peternakan kambing, tetapi juga mampu menjadikan peternakan sebagai sumber “ekonomi emas” yang mendukung peningkatan kesejahteraan dan kemandirian warga secara berkelanjutan.
Program pengembangan pupuk bokashi ini dirancang dalam dua tahap utama. Pertama adalah sosialisasi pembuatan pupuk bokashi, dan yang kedua adalah monitoring serta pembagian pupuk prototipe kepada petani Desa Mojoreno.
Tahap sosialisasi dilaksanakan pada 13 Juli 2025 di Dusun Wates Kulon dengan melibatkan sembilan peternak setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan pemanfaatan kotoran kambing yang selama ini sering terbuang percuma, agar dapat diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi pertanian sekaligus memiliki nilai ekonomi. Para peternak menunjukkan antusiasme tinggi selama pelatihan berlangsung.
Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa KKN-T IPB memperkenalkan inovasi “Pupuk Mojo Tani”, pupuk bokashi hasil fermentasi kotoran ternak dengan tambahan EM4, dedak, kapur, jerami, dan molase. Inovasi ini tidak hanya berfokus pada pengolahan limbah, melainkan juga memberikan dampak positif terhadap kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Setelah sosialisasi, kegiatan dilanjutkan dengan tahap monitoring sekaligus pembagian pupuk Mojo Tani kepada petani. Program ini disambut baik dan mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat.
Ke depan, Pupuk Mojo Tani diharapkan menjadi komoditas unggulan Desa Mojoreno. Selain meningkatkan produktivitas pertanian, produk ini juga berpotensi menambah pemasukan peternak dan mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya praktik ramah lingkungan sebagai kontribusi nyata terhadap keberlanjutan iklim.
Dari sisi pemasaran, pupuk ini menyasar dua segmen. Pertama, petani dengan harga Rp50.000 per karung (25 kg) dan biaya produksi sekitar Rp30.000, sehingga menghasilkan margin keuntungan ± 66,6%.
Kedua, pengguna hobiis atau skala kecil, dengan kemasan 5 kg seharga Rp15.000, yang bahkan berpotensi memberikan keuntungan hingga ±150%. Dengan skema tersebut, Pupuk Mojo Tani dinilai layak untuk terus dikembangkan secara lebih luas.
Melalui program ini, kotoran kambing yang sebelumnya hanya dianggap limbah kini berhasil diolah menjadi produk bernilai ekonomi. Tidak hanya itu, Pupuk Mojo Tani juga diproyeksikan untuk masuk dalam Koperasi Merah Putih sebagai salah satu produk unggulan desa.
Inisiatif ini menjadi langkah awal bagi Desa Mojoreno untuk mengembangkan pupuk organik lokal yang berdaya saing serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat secara berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News