Dengan kelopaknya yang berlapis-lapis dan warnanya yang cerah memukau, bunga krisan telah memikat hati banyak orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Bunga ini bukan hanya sekadar penghias taman atau karangan bunga, tetapi menyimpan sejarah panjang, kekayaan genetik, serta makna budaya yang mendalam.
Mengenal Bunga Krisan
Dalam dunia ilmu pengetahuan, bunga krisan dikenal dengan nama Chrysanthemum sp. Kata "Chrysanthemum" berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu "chrysos" yang berarti emas, dan "anthemon" yang berarti bunga. Jadi, secara harfiah, namanya berarti "bunga emas".
Krisan termasuk dalam keluarga besar Asteraceae, yang juga mencakup bunga aster, daisy, dan bunga matahari. Ciri khas keluarga Asteraceae adalah bentuk bunganya yang sebenarnya adalah bunga majemuk (inflorescence), terdiri dari ratusan bunga kecil yang disebut floret.
Floret di bagian tengah (bunga cakram) dan yang di pinggir (bunga pita) memiliki fungsi dan bentuk yang berbeda, menciptakan ilusi sebuah bunga tunggal yang besar.
Asal Usul dan Perjalanannya ke Indonesia
Bunga krisan memiliki sejarah budidaya yang sangat panjang. Pusat asal dan keanekaragaman genetik krisan terletak di Tiongkok, dimana bunga ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu sebelum menyebar ke Jepang dan Korea.
Bukti tertulis mengenai krisan bahkan ditemukan dalam karya-karya filsuf Tiongkok kuno, Konfusius. Dari Asia Timur, krisan kemudian diperkenalkan ke Eropa pada abad ke-17 dan akhirnya menjadi populer di seluruh dunia.
Masuknya krisan ke Indonesia diperkirakan terjadi pada masa kolonial Belanda. Awalnya, krisan dibudidayakan sebagai tanaman hias di kebun-kebun orang Eropa. Namun, seiring waktu, popularitasnya meningkat.
Menurut jurnal Floriculture, Ornamental and Plant Biotechnology yang mengulas penyebaran tanaman hias, iklim Indonesia yang cocok, khususnya di dataran tinggi, mendorong perkembangan budidaya krisan secara komersial.
Sentra produksi krisan potong dan pot kini banyak berlokasi di daerah seperti Lembang (Jawa Barat), Bedugul (Bali), dan Brastagi (Sumatera Utara), dimana suhu yang sejuk sangat ideal untuk pertumbuhannya.
Baca juga Mengenal Bunga Telang, Tanaman Herbal Populer dari Daerah Tropis
Ciri Khas Bunga Krisan
Tanaman krisan adalah tanaman perdu dengan tinggi yang bervariasi, tergantung varietasnya. Daunnya berwarna hijau tua, berbentuk menyirip dengan tepi bergerigi. Bagian yang paling mencolok tentu saja bunganya.
Berdasarkan bentuk kelopaknya, krisan dikategorikan ke dalam beberapa tipe, seperti spider (mirip kaki laba-laba), pompon (bulat seperti bola), anemone (bagian tengahnya menonjol), dan standard (kelopak tersusun rapi). Setiap varietas memiliki jumlah kelopak yang berbeda, menciptakan tekstur dan visual yang unik.
Sebagian besar varietas krisan memiliki aroma khas yang lembut, sedikit pahit, dan herbal. Aroma ini dihasilkan oleh minyak atsiri yang dikandungnya. Namun, intensitas aromanya tidak sekuat bunga seperti melati atau mawar.
Beberapa varietas modern hasil hibridisasi bahkan ada yang hampir tidak beraroma, yang justru disukai untuk dekorasi indoor karena tidak mengganggu.
Inilah salah satu keunggulan utama krisan. Bunga ini hadir dalam spektrum warna yang sangat luas, jauh melampaui warna aslinya yang kuning keemasan. Anda dapat menemukan krisan berwarna putih, merah muda, ungu, merah, oranye, hingga hijau muda.
Bahkan, melalui teknik penyuntikan zat warna pada batangnya, krisan dapat dihasilkan dalam warna-warna fantasi seperti biru terang atau pelangi. Keragaman warna inilah yang membuatnya sangat fleksibel untuk berbagai kebutuhan, mulai dari karangan duka cita hingga perayaan sukacita.
Bunga Krisan di Pasaran
Harga bunga krisan di pasaran Indonesia sangat bervariasi, tergantung pada jenis, kualitas, dan musim. Krisan potong standar (tipe standard) biasanya dijual per ikat (isi 10-12 tangkai) dengan harga berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 40.000.
Sementara itu, varietas yang unik dan impor seperti Krisan Spider atau Krisan Osaka bisa dihargai per tangkai, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 20.000 per batang. Harga dapat melonjak drastis pada momen-momen permintaan tinggi, seperti menjelang hari raya atau Valentine. Data dari Pusat Informasi Pasar Hortikultura Kementerian Pertanian RI sering mencatat fluktuasi harga ini, menunjukkan dinamika pasar yang aktif.
Makna Filosofis Bunga Krisan
Makna bunga krisan sangat kaya dan berbeda-beda di setiap budaya. Di Negeri Matahari Terbit, krisan atau kiku adalah simbol kekaisaran dan keluarga kekaisaran. Bunga ini melambangkan keabadian, umur panjang, dan kemuliaan. Bahkan, takhta Kaisar Jepang disebut "Singgasana Krisan".
Di Tiongkok, krisan dianggap sebagai simbol ketabahan, kebijaksanaan, dan kejernihan. Bunga ini juga dipercaya membawa keberuntungan dan kehidupan yang bahagia. Di Eropa dan Barat, secara umum, krisan sering diasosiasikan dengan kebahagiaan, kegembiraan, dan keceriaan.
Namun, di beberapa negara seperti Italia dan Prancis, warna putihnya kerap digunakan dalam karangan duka cita, melambangkan kebenaran dan kesedihan yang mendalam.
Sementara dalam budaya Indonesia, krisan banyak digunakan dalam karangan bunga untuk berbagai acara. Warna-warnanya yang cerah membuatnya cocok untuk suasana sukacita, sementara warna-warna lembut seperti putih sering hadir dalam rangkaian duka cita. Secara umum, krisan melambangkan kebersamaan, kejujuran, dan optimisme.
Baca juga Unik Mirip Donat! Bunga Hias Huerna zebrina Ternyata Mengeluarkan Bau Busuk
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News