Untuk meningkatkan minat baca dan memperkuat budaya literasi, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IPB University melaksanakan program literasi di Desa Luwungragi, Brebes.
Kegiatan berlangsung sejak akhir Juni hingga awal Agustus 2025 dengan menyasar dua target utama, yakni Taman Baca Masyarakat (TBM) Azizah Ma’mun (Azma) serta sekolah-sekolah yang ada di desa tersebut.
Program ini menjadi salah satu upaya nyata mahasiswa dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan masyarakat desa sekaligus memperluas akses anak-anak terhadap sumber bacaan yang lebih bermutu.
Di TBM Azma, mahasiswa KKNT fokus pada kegiatan pengelolaan perpustakaan agar lebih tertata dan mudah diakses. Selama hampir satu bulan penuh, mereka merapikan seribu buku yang sebelumnya bercampur, lalu mengelompokkan sesuai tingkatan pembaca.
Buku-buku yang sudah tersusun kemudian dikatalogkan secara digital dengan spreadsheet, sehingga data bacaan dapat dicatat lebih rapi dan memudahkan pengelola dalam peminjaman.
Setiap buku juga diberi label nomor agar lebih mudah ditelusuri saat dipinjamkan dan dikembalikan. Langkah sederhana ini membuat proses administrasi perpustakaan lebih sistematis dan efisien.
Tak hanya berfokus pada buku, mahasiswa juga mempercantik ruang baca TBM agar nyaman digunakan. Rak-rak yang semula berantakan kini ditata rapi, dinding diberi hiasan menarik, dan ruangan dibersihkan agar menjadi lebih nyaman.
Mahasiswa juga membangun sistem administrasi berbasis online, yang memungkinkan warga mendaftar menjadi anggota TBM melalui Google Form. Setelah mendaftar, anggota akan menerima kartu digital dan link khusus untuk peminjaman buku.
Bahkan, TBM ini kini juga sudah dalam proses pencatatan ke Perpustakaan Nasional, sehingga ke depannya berpotensi mendapatkan bantuan buku dan fasilitas untuk menunjang keberlanjutan layanan.
Sementara itu, kegiatan literasi di sekolah-sekolah Desa Luwungragi dikemas dengan beragam metode. Mahasiswa KKNT hadir di SD, SMP, MTs, SMA, MA, hingga SMK untuk menyesuaikan program dengan usia peserta didik. Pada momen Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), mereka diminta mengisi kegiatan dengan berbagai materi, mulai dari isu bullying, kenakalan remaja, hingga motivasi kuliah.
Siswa-siswa tampak antusias mendengarkan, terlebih saat diskusi dikemas ringan dengan contoh-contoh yang dekat dengan kehidupan mereka. Tidak jarang, gelak tawa pecah ketika mahasiswa mengajak mereka bermain permainan literasi, seperti merangkai kata acak menjadi kalimat atau menyusun cerita dari rangkaian gambar. Suasana kelas yang cair membuat pesan literasi lebih mudah tersampaikan.
Di sekolah menengah atas, suasana tidak kalah meriah. Para siswa kelas XII di SMA Ma’arif dan MA Assalafiyyah mendapatkan materi khusus mengenai motivasi melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sekaligus pengenalan kampus IPB University.
Diskusi berjalan hangat karena banyak siswa yang penasaran dengan kehidupan perkuliahan dan peluang beasiswa. Di sisi lain, siswa kelas X di SMK Islam Manbaul Hikmah diajak membahas isu pencegahan kenakalan remaja, termasuk bahaya pergaulan bebas, narkoba, dan judi online, yang dikaitkan dengan perspektif Islam.
Kegiatan ini menambah wawasan mereka sekaligus memberi ruang refleksi terhadap tantangan remaja masa kini.
Kegiatan literasi juga dirancang lebih kreatif di SDN 1 Luwungragi. Untuk siswa kelas III, mahasiswa membawakan program membaca nyaring. Anak-anak terlihat sangat bersemangat mendengarkan cerita, lalu mencoba menuliskan kembali apa yang mereka ingat dengan bahasa sederhana.
Latihan kecil ini melatih daya ingat sekaligus keterampilan menulis dasar. Sementara itu, siswa kelas VI diajak mengikuti proyek berbasis bacaan dengan berbagai eksperimen sederhana. Mulai dari membuat kincir angin origami, simulasi sabun melawan kuman dengan percobaan merica di air, hingga proyek membuat proyektor hologram sederhana dan penjernihan air menggunakan vitamin C.
Kegiatan literasi di sekolah tidak berhenti di sana. Mahasiswa juga mengadakan program menulis cerita untuk siswa tingkat SMP dan MTs. Dalam dua kali pertemuan, mereka memberikan tips menulis, lalu menantang siswa membuat cerita berdasarkan buku yang telah dibaca.
Beberapa hari kemudian, karya-karya siswa dinilai, dan peserta terbaik diberikan apresiasi. Kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan menulis, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk mengekspresikan ide.
Sebagai penutup, digelar lomba literasi sederhana berupa teka-teki silang (TTS) online untuk siswa tingkat SMA/MA/SMK. Perlombaan ini diikuti oleh perwakilan dari tiga sekolah di desa, yakni SMA Ma’arif, MA Assalafiyyah, dan SMK Islam Manbaul Hikmah.
Suasana lomba berlangsung seru dan kompetitif, dengan peserta berlomba menjawab cepat dan tepat. Meskipun sederhana, kegiatan ini mampu menambah semarak penutupan program serta memberi pengalaman baru bagi siswa.
Melalui rangkaian kegiatan ini, mahasiswa KKNT IPB berharap TBM Azma dapat menjadi pusat baca berkelanjutan, sekaligus menjadi ruang alternatif bagi anak-anak desa untuk tumbuh bersama buku.
Mereka juga berharap semangat literasi yang telah ditanamkan dapat terus berkembang di sekolah-sekolah, sehingga generasi muda Desa Luwungragi semakin dekat dengan dunia literasi, berani bermimpi, dan siap menghadapi masa depan dengan pengetahuan serta keterampilan yang lebih baik.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News