kenalkan budidaya maggot mahasiswa kkn ipb dorong pengelolaan sampah organik melalui program mantap - News | Good News From Indonesia 2025

Kenalkan Budidaya Maggot, Mahasiswa KKN IPB Dorong Pengelolaan Sampah Organik melalui Program MANTAP

Kenalkan Budidaya Maggot, Mahasiswa KKN IPB Dorong Pengelolaan Sampah Organik melalui Program MANTAP
images info

Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi IPB University sukses menggelar program pengenalan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) kepada para petani Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.

Program yang bertajuk MANTAP: Maggot Ternak Pengolahan Sampah ini dilaksanakan pada Minggu (20/7/2025) di Posko KKN-T Desa Tegalglagah. Kegiatan ini dihadiri oleh 22 orang petani perwakilan enam kelompok tani (poktan) setempat.

Program ini lahir dari permasalahan pengelolaan sampah yang belum optimal di Desa Tegalglagah, yang telah lama menjadi keluhan masyarakat setempat. “Permasalahan yang paling utama di Desa Tegalglagah sendiri itu pengelolaan sampah sih,Mbak. Sampah di desa ini tuh banyak sekali yang menumpuk dan belum dikelola dengan baik. Sebagian warganya masih belum memiliki kesadaran terkait cara mengelola sampah yang benar, terutama sampah organik rumah tangga,” terang Wahyono, Kepala Desa Tegalglagah saat menyambut kedatangan mahasiswa pada Sabtu (23/6/2025).

Pemaparan Materi Budidaya Maggot© Dokumentasi Pribadi
info gambar

Sehubungan dengan masalah tersebut, program MANTAP hadir guna mensosialisasikan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai metode pengelolaan limbah organik sekaligus peluang usaha baru bagi masyarakat desa. Penanggung jawab program MANTAP, Masroatul Jannati Mariam, mahasiswi Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB University, memaparkan berbagai manfaat budidaya maggot, mulai dari reduksi sampah organik, efisiensi biaya pakan ternak, keunggulan nutrisi maggot sebagai pakan, hingga potensi bisnis yang dapat dikembangkan beserta perhitungan kasarnya.

Para peserta menyimak materi dengan antusias. Mereka tidak hanya mencatat poin-poin penting, tetapi juga terlibat dalam diskusi kelompok antar petani yang membahas pemanfaatan maggot. Sejumlah pertanyaan kritis diajukan, terutama terkait fase perkembangan maggot dan teknik perawatannya.

Petani Menyimak saat Penyampaian Materi© Dokumentasi Pribadi
info gambar

Meski demikian, beberapa kendala turut mengemuka. Peserta masih merasa ragu dengan ketersediaan pasar maggot BSF di wilayah Desa Tegalglagah. Selain itu, mayoritas petani yang berprofesi sebagai petani bawang khawatir tidak mampu merawat maggot karena waktu mereka banyak tersita di sawah. “Kalau seharian di sawah, siapa yang akan merawat maggot? Takutnya malah terbengkalai,” ujar Sri, salah satu petani yang hadir.

Menanggapi hal itu, tim KKN-T Desa Tegalglagah memastikan bahwa budidaya maggot dapat dilakukan dengan manajemen sederhana dan tidak memerlukan perawatan intensif setiap saat. Janna, mahasiswi penanggung jawab program MANTAP menerangkan, “Bapak dan ibu sekalian tenang saja. Maggot ini tidak perlu perlakuan khusus yang ribet. Maggot hanya perlu ditempatkan di lingkungan yang suhunya cenderung stabil dan makanannya pun sangat mudah. Bisa dari sisa-sisa makanan yang ada di rumah saja. Bapak dan Ibu kasih makan secara rutin dan secukupnya saja. Tidak perlu diawasi sepanjang hari.” 

Guna memperkuat keberlanjutan program, mahasiswa tidak hanya memberikan materi sosialisasi, tetapi juga membangun satu kandang maggot bersama petani. Kandang tersebut didirikan pada Selasa (29/07/2025) di rumah Bambang, Ketua Gapoktan Desa Tegalglagah, sebagai percontohan awal.

Mahasiswa KKN IPB Bersama Pak Bambang dan Istrinya Setelah Membangun Kandang Maggot© Dokumentasi Pribadi
info gambar

Program MANTAP pun mendapatkan respon positif dari petani. Bambang, Ketua Gapoktan Desa Tegalglagah mengatakan, “Saya mewakili para petani Desa Tegalglagah sangat senang dengan program yang diinisiasikan oleh teman-teman IPB. Contohnya maggot ini ya, merupakan ilmu baru bagi kami. Kami belum pernah mendengar maggot sebelumnya.

Program yang diberikan pun bukan hanya materi semata, tapi juga dilengkapi dengan praktik nyata. Para petani pun dilibatkan langsung dalam setiap langkahnya.”

Dengan adanya program MANTAP, mahasiswa berharap masyarakat Desa Tegalglagah dapat melakukan replikasi budidaya maggot secara mandiri. Langkah ini diharapkan menjadi solusi berkelanjutan dalam pengelolaan sampah organik sekaligus membuka peluang usaha baru bagi petani.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.