Literasi keuangan semakin diakui sebagai salah satu keterampilan penting yang perlu dimiliki masyarakat untuk menghadapi tantangan ekonomi modern. Menyadari hal tersebut, mahasiswa IPB University yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) menyelenggarakan kegiatan penyuluhan bertajuk Gerakan Melek Literasi Keuangan atau GEMILANG.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Kelurahan Banyurip Ageng, Kecamatan Pekalongan Selatan, dan diikuti oleh 22 peserta yang mayoritas merupakan ibu rumah tangga pelaku industri batik rumahan. Program ini juga mendapat dukungan materi dari Bank SMBC yang menjadi mitra dalam kegiatan.
Kelurahan Banyurip sendiri dikenal sebagai salah satu sentra industri batik di Pekalongan. Sebagian besar warganya, khususnya para ibu, aktif mengelola usaha batik skala rumah tangga. Kontribusi mereka terhadap perekonomian keluarga cukup besar, bahkan sering kali menjadi penopang utama pendapatan rumah tangga.
Namun, di balik produktivitas tersebut, masih terdapat tantangan besar dalam pengelolaan keuangan. Umumnya, penghasilan dari usaha batik digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa ada perencanaan jangka panjang yang matang.
Tabungan hanya dilakukan bila ada sisa, sementara dana darurat hampir tidak pernah disiapkan. Situasi ini membuat keluarga rentan terhadap kondisi tak terduga, seperti kebutuhan mendesak atau penurunan permintaan pasar.
Berangkat dari permasalahan tersebut, tim KKN-T IPB University di Kelurahan Banyurip menghadirkan program GEMILANG sebagai solusi. “Program ini ditujukan untuk membekali para ibu dengan pengetahuan dasar mengenai pengelolaan keuangan rumah tangga secara bijak dan terstruktur,” ujar Farel, Koordinator Desa kelompok KKN-T Banyurip.
Pelaksanaan GEMILANG tidak hanya berfokus pada penyampaian teori, melainkan juga praktik nyata. Para peserta diajak mempelajari cara sederhana mencatat arus kas harian, menyusun rencana keuangan untuk mencapai impian, hingga memahami pentingnya memiliki dana darurat.
Kegiatan ini menjadi menarik karena setiap peserta diminta menuliskan daftar mimpi pribadi maupun keluarga, lengkap dengan estimasi biaya serta target waktu pencapaiannya. Langkah ini membantu mereka menyadari bahwa perencanaan finansial dapat menjadi jembatan untuk mewujudkan keinginan, bukan sekadar angan-angan.
Selain itu, peserta juga dilatih untuk melakukan pencatatan pengeluaran rumah tangga selama sebulan penuh. Dari kegiatan ini, banyak yang mengaku baru menyadari besarnya pengeluaran kecil yang ternyata cukup signifikan bila diakumulasi.
Proses belajar menjadi semakin interaktif dengan adanya diskusi kelompok, di mana para ibu saling berbagi pengalaman dan strategi mengatur uang sesuai kondisi masing-masing.
Untuk mengukur efektivitas program, kegiatan GEMILANG diawali dengan pre-test guna mengetahui pemahaman awal peserta, kemudian ditutup dengan post-test. Hasilnya cukup menggembirakan, rata-rata skor peserta meningkat hingga 30%.
Namun, lebih dari sekadar angka, yang paling berkesan adalah antusiasme peserta selama mengikuti rangkaian kegiatan. Mereka terlihat serius, aktif bertanya, dan penuh semangat saat mengisi lembar kerja.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran finansial bisa tumbuh melalui langkah sederhana, terutama ketika dilakukan bersama-sama dalam suasana belajar yang inklusif.
Program GEMILANG menegaskan bahwa literasi keuangan bukanlah sesuatu yang rumit atau hanya relevan bagi kalangan tertentu. Justru, literasi menjadi kebutuhan dasar setiap keluarga untuk membangun fondasi ekonomi yang lebih kokoh.
Dengan pendekatan aplikatif dan sesuai konteks kehidupan sehari-hari masyarakat Banyurip, kegiatan ini berhasil membuka mata banyak peserta bahwa pengelolaan keuangan tidak hanya tentang angka, melainkan tentang kebiasaan, disiplin, dan visi masa depan.
Ke depan, tim KKN-T IPB University berharap program GEMILANG dapat terus berlanjut, baik melalui pendampingan lanjutan maupun inisiatif warga sendiri. Harapannya, kebiasaan mencatat keuangan, menabung secara konsisten, dan menyiapkan dana darurat dapat menjadi budaya baru yang melekat di masyarakat.
Dengan begitu, ibu-ibu pelaku industri batik tidak hanya berperan sebagai penggerak ekonomi lokal, tetapi juga menjadi teladan dalam membangun kemandirian finansial keluarga.
Program GEMILANG adalah sebuah langkah kecil namun bermakna menuju perubahan yang lebih besar. Literasi keuangan di tingkat rumah tangga akan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan, sekaligus membuka peluang lebih luas bagi kesejahteraan masyarakat.
Dengan semangat belajar dan berbagi, Banyurip Ageng kini selangkah lebih maju dalam membangun ketahanan ekonomi berbasis keluarga.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News