Permasalahan sampah rumah tangga menjadi salah satu isu penting di Kelurahan Nagri Kidul, Kabupaten Purwakarta. Sampah organik dan anorganik yang belum terpilah serta kebiasaan membakar sampah di wilayah sekitar rumah kerap menimbulkan bau tidak sedap dan polusi udara. Selain itu, limbah rumah tangga seperti minyak jelantah masih dibuang sembarangan sehingga dapat menyumbat saluran air dan mencemari lingkungan.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) IPB yang ditempatkan di Kelurahan Nagri Kidul menghadirkan sebuah inovasi melalui program Sajak (Sampah Jadi Karya). Program ini dirancang untuk memberikan edukasi sekaligus solusi nyata dalam mengurangi permasalahan sampah rumah tangga. Salah satu kegiatan utama dalam program Sajak adalah workshop membuat lilin aromaterapi dari minyak jelantah, yang melibatkan partisipasi langsung dari warga sekitar.
Sebelum melaksanakan workshop, tim KKN IPB terlebih dahulu melakukan survey lapangan, edukasi, serta diskusi bersama beberapa RW dan pihak-pihak penting di Kelurahan Nagri Kidul mengenai permasalahan pengelolaan sampah. Hasil diskusi menunjukkan bahwa keberadaan TPS 3R (Tempat Pembuangan Sampah yang fokus pada upaya Reduce, Reuse, Recycle) belum berjalan optimal. Banyak masyarakat yang masih belum memahami pentingnya memilah sampah sejak dari rumah, sehingga sampah rumah tangga menumpuk, menimbulkan bau tidak sedap, serta berpotensi menimbulkan penyakit.
Dalam sesi edukasi, mahasiswa juga menyampaikan informasi mengenai bahaya minyak jelantah yang dibuang sembarangan. Jika masuk ke saluran air, minyak jelantah dapat menyumbat pipa dan mencemari sungai. Bahkan, residu dari minyak bekas dapat merusak kualitas tanah serta mengganggu ekosistem perairan. Oleh karena itu, tim KKN mendorong masyarakat agar tidak hanya membuang minyak bekas, melainkan mencoba mengolahnya kembali menjadi produk bermanfaat.
Workshop pembuatan lilin aromaterapi menjadi langkah konkret untuk mengubah limbah menjadi barang bernilai guna. Proses pembuatan dilakukan secara sederhana dengan peralatan rumah tangga yang mudah ditemukan, sehingga warga dapat dengan mudah menirunya di rumah. Minyak jelantah yang sudah disaring bersih dicampur dengan bahan tambahan seperti stearin, pewarna, dan wewangian. Setelah diproses, minyak bekas yang semula dianggap limbah berhasil berubah menjadi lilin aromaterapi cantik dengan aroma menenangkan.
Antusiasme warga terlihat dari partisipasi aktif mereka selama workshop berlangsung. Tidak sedikit warga yang mencatat resep dan langkah-langkah pembuatan, bahkan ada yang langsung mencoba membuat variasi bentuk lilin sesuai kreativitas masing-masing. Beberapa warga juga menyampaikan ketertarikannya untuk memproduksi lilin aromaterapi ini dalam skala kecil sebagai usaha rumahan. Respon positif ini menunjukkan bahwa inovasi sederhana semacam ini dapat menjadi solusi ganda: mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus membuka peluang usaha baru.
Menurut salah satu mahasiswa KKN, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga menekankan pemberdayaan masyarakat. Program Sajak juga diharapkan dapat menjadi pintu masuk untuk kegiatan pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan di Kelurahan Nagri Kidul. Dengan adanya kesadaran baru ini, masyarakat diharapkan dapat lebih aktif dalam memilah sampah, mendaur ulang, serta mengurangi kebiasaan membakar sampah.
Ke depannya, tim KKN IPB berharap agar kegiatan serupa dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara mandiri. Lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah bisa dipasarkan sebagai produk ramah lingkungan dengan nilai jual yang kompetitif. Jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Kelurahan Nagri Kidul dapat dikenal sebagai salah satu desa percontohan dalam inovasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat semakin menyadari bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil. Dari sekadar minyak jelantah yang biasanya dibuang, kini muncul produk yang tidak hanya memperindah rumah, tetapi juga mendukung perekonomian keluarga. Inovasi ini sejalan dengan semangat pembangunan berkelanjutan, yaitu menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News