cijeruk berseri mahasiswa kkn t ipb university ajak warga atasi sampah dengan lubang biopori - News | Good News From Indonesia 2025

Cijeruk Berseri: Mahasiswa KKN-T IPB University Ajak Warga Atasi Sampah dengan Lubang Biopori

Cijeruk Berseri: Mahasiswa KKN-T IPB University Ajak Warga Atasi Sampah dengan Lubang Biopori
images info

Sampah masih menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang kerap dihadapi masyarakat Indonesia, termasuk di Desa Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Penumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik bukan hanya merusak pemandangan, tetapi juga menimbulkan bau tak sedap dan berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat.

Kepala Desa Cijeruk, Asep Saepul Rohman, mengakui bahwa hingga kini sampah masih menjadi masalah utama di wilayahnya.

“Sampah rumah tangga di sini sebagian besar masih dibakar atau dibuang ke lahan kosong, sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan merusak pemandangan,” ujarnya.

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah menjadi salah satu penyebab permasalahan ini terus berlanjut.

Berangkat dari kondisi tersebut, sekelompok mahasiswa KKN-T IPB University 2025 berinisiatif menghadirkan solusi sederhana namun efektif melalui program “Cijeruk Berseri: Solusi Organik, Aksi Harmonik”.

Literasi Menyenangkan, Kreativitas Tak Terbatas: Jejak KKN Tematik Literasi IPB 2025 di SDN Bangsri 01

Program ini berfokus pada pengolahan sampah organik rumah tangga dengan metode ramah lingkungan, murah, dan mudah diterapkan, yakni Lubang Biopori.

Sosialisasi yang Menyasar Ibu Rumah Tangga

Rangkaian program Cijeruk Berseri diawali dengan kegiatan sosialisasi pengolahan sampah kepada warga. Mahasiswa KKN-T IPB memilih momen pengajian desa sebagai sarana penyampaian informasi, dengan alasan bahwa ibu-ibu merupakan pengelola utama sampah rumah tangga.

Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, mahasiswa menjelaskan tentang dampak sampah terhadap kesehatan, lingkungan, serta kualitas hidup sehari-hari. Warga juga diajak memahami perbedaan antara sampah organik dan anorganik.

Salah satu fokus utama adalah mengenalkan cara pengolahan sampah organik melalui lubang biopori. Dengan pendekatan sederhana, diharapkan para ibu dapat langsung mempraktikkan pengetahuan tersebut di rumah masing-masing.

Antusiasme peserta cukup tinggi. Banyak ibu yang baru mengetahui bahwa sampah dapur seperti kulit buah, sisa sayuran, dan daun kering ternyata bisa diolah menjadi sumber kesuburan tanah, alih-alih hanya dibakar atau dibuang.

Praktik Pembuatan Lubang Biopori

Setelah sosialisasi, program berlanjut ke tahap implementasi berupa praktik langsung pembuatan lubang biopori. Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap di tiga wilayah, yakni RW 03, RW 04, dan RW 06 Desa Cijeruk.

Mahasiswa KKN-T IPB bersama warga bergotong royong membawa peralatan sederhana seperti bor biopori, cangkul, dan sekop untuk membuat lubang di titik-titik strategis.

Lokasi dipilih dengan mempertimbangkan area yang sering menjadi tempat pembuangan sampah organik serta lahan perkebunan yang membutuhkan peningkatan kesuburan tanah.

Keterlibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. Para bapak dan remaja desa aktif membantu proses penggalian lubang serta pengisian dengan sampah organik.

Dukung Pertanian Sehat, KKNT IPB Sosialisasikan Pestisida Nabati, Jadam, dan Aplikasi Digitani di Desa Pesantren

Sementara itu, ibu-ibu menyiapkan bahan-bahan organik seperti sisa sayuran, kulit buah, dan daun kering untuk dimasukkan ke dalam lubang.

Kolaborasi ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi dapat menjadi kerja bersama seluruh elemen masyarakat.

Selain praktik langsung, mahasiswa juga memberikan penjelasan mengenai cara merawat Lubang Biopori agar tetap berfungsi optimal. Misalnya, warga diajak rutin mengisi lubang dengan sampah organik baru serta membuat lubang tambahan jika kapasitas yang ada mulai penuh.

Dengan begitu, program ini dapat berkelanjutan dan tidak berhenti hanya pada periode KKN saja.

Dampak Positif bagi Lingkungan dan Warga

Kegiatan praktik pembuatan lubang biopori mendapat sambutan positif dari warga Desa Cijeruk. Banyak yang mengaku senang karena memperoleh ilmu baru yang bisa langsung dipraktikkan di rumah.

Tidak sedikit pula warga yang merasa bangga karena ikut terlibat dalam upaya menjaga kebersihan dan kelestarian desa mereka.

Program ini juga memberikan manfaat nyata bagi lingkungan. Lubang biopori membantu mempercepat proses penguraian sampah organik, meningkatkan daya resap air ke dalam tanah, sekaligus mengurangi risiko banjir saat musim hujan.

Dengan demikian, sampah rumah tangga tidak lagi menjadi masalah, tetapi justru memberi manfaat baru bagi ekosistem desa.

Menuju Desa yang Berseri dan Berkelanjutan

Bagi warga Desa Cijeruk, program Cijeruk Berseri bukan sekadar kegiatan sementara, melainkan awal dari perubahan pola pikir dalam mengelola sampah.

Mereka kini menyadari bahwa menjaga lingkungan tidak harus menunggu bantuan besar dari luar, tetapi bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama-sama di rumah maupun lingkungan sekitar.

Melalui program ini, mahasiswa KKN-T IPB University tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa solusi lingkungan harus berbasis partisipasi masyarakat.

Desa Cijeruk kini memiliki modal sosial dan pengetahuan baru untuk menjaga kebersihan lingkungan secara mandiri.

Menebar Ilmu, Suburkan Bumi: Inovasi Eco Compost Mahasiswa KKN-T IPB di Desa Girimukti

Jika konsistensi ini terjaga, bukan tidak mungkin Desa Cijeruk dapat menjadi contoh desa lain dalam mengelola sampah rumah tangga secara sederhana, tetapi efektif. Pada akhirnya, program ini membuktikan bahwa perubahan besar dapat lahir dari aksi kecil yang dilakukan bersama.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.