KKNT Literasi IPB University tahun 2025, kelompok MajalengkaKab03, melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka.
Selama 6 pekan (24 Juni–1 Agustus 2025), tim berkolaborasi dengan pemerintah desa, sekolah, kelompok tani, serta masyarakat setempat dalam bidang literasi, kesehatan, teknologi, dan pertanian.
Desa Cisambeng merupakan desa agraris dengan lahan pertanian padi yang luas dan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Selain itu, masyarakat desa juga dikenal sebagai pelaku usaha pabrik tahu, yang menjadi salah satu identitas ekonomi sekaligus potensi gastronomi khas Cisambeng.
Potensi ini diiringi dengan tantangan, seperti pengendalian hama tikus dan optimalisasi hasil panen.
Di sisi lain, kebutuhan penguatan literasi dan kesehatan masyarakat juga masih besar. Kehadiran mahasiswa IPB University diharapkan dapat memberi kontribusi nyata melalui pendekatan interdisipliner.
Pekan Pertama: Mengenal Denyut Desa
Program diawali dengan pertemuan bersama Kepala Desa Cisambeng di Balai Desa. Pertemuan ini membahas potensi pertanian, tantangan pengelolaan sumber daya, serta aspirasi warga terhadap pembangunan desa.
Menurut Kepala Desa Cisambeng, kolaborasi dengan perguruan tinggi menjadi langkah strategis dalam memperkuat kapasitas masyarakat.
Apresiasi Literasi! KKN Tematik IPB Laksanakan Kegiatan Apresiasi Literasi Mengulas Buku di TPQ MNU Darurrahman
Tim kemudian melakukan observasi di Dusun Koja dan Dusun Sukawera untuk memetakan kondisi sosial serta sarana yang ada. Partisipasi dalam Gerakan Bersih Jumat juga dilakukan sebagai wujud keterlibatan langsung dalam budaya gotong royong desa.
Pada pekan ini, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Haidar mulai ditata kembali sebagai langkah awal membangun literasi. Kegiatan ditutup dengan Lokakarya I di Bappedalitbang Majalengka yang berisi laporan progres awal program.
Pekan Kedua: Membangun Pondasi Literasi
Literasi di Desa Cisambeng dipahami bukan hanya sebagai kegiatan membaca buku, tetapi juga sebagai upaya membuka wawasan dan membangun kesadaran masyarakat. Pada pekan kedua, tim KKNT Literasi IPB University 2025 berinteraksi dengan Kelompok Tani di Dusun Koja serta mengunjungi sejumlah UMKM lokal, antara lain pabrik bata, pabrik bohlam, dan pabrik tahu di Dusun Jamirah.
Dari pertemuan ini, terungkap persoalan yang dihadapi pelaku usaha, seperti harga bahan baku yang tidak menentu, tingginya beban kerja, serta kebutuhan dukungan pemasaran.
Namun, pelaku usaha juga menunjukkan semangat untuk terus mengembangkan produk lokal sebagai penopang ekonomi keluarga.
Selain pemberdayaan ekonomi, tim juga memulai kegiatan literasi di SDN 1 Cisambeng. Siswa-siswa diperkenalkan pada kegiatan membaca, diskusi sederhana, bereksperimen, dan permainan edukatif.
Antusiasme anak-anak terlihat dari keterlibatan aktif mereka. Meskipun pada awalnya masih ada rasa malu-malu. Proses ini dirancang agar literasi bukan sekadar kegiatan belajar, melainkan pengalaman bersama yang menyenangkan.
Program literasi juga diiringi dengan Gerakan Bersih Jumat yang rutin dilaksanakan warga. Tim KKNT ikut serta dalam kegiatan membersihkan jalan desa dan ruang publik. Kegiatan ini memperlihatkan bahwa literasi sosial berupa kesadaran kebersihan dan kebersamaan sama pentingnya dengan literasi baca-tulis.
Puncak dari kegiatan pekan ini adalah peresmian kembali Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Haidar dengan nama baru, yaitu Sakola Caka. Fasilitas ini menjadi wadah bagi anak-anak, remaja, dan masyarakat umum untuk mengakses buku dan kegiatan edukatif.
Perubahan TBM menjadi Sakola Caka menandai lahirnya pusat literasi desa yang diharapkan dapat berkembang sebagai rumah belajar sepanjang hayat.
Dari Buku ke Piala: Mahasiswa KKN-T IPB University Hidupkan Literasi dan Anugerahkan Apresiasi di Nagrikaler!
Pekan Ketiga: Menyebar Manfaat Kesehatan
Pada pekan ketiga, fokus program diarahkan pada kesehatan masyarakat melalui kegiatan Posyandu di beberapa dusun: Jamirah, Koja, Hulu Dayeuh, dan Sukawera. Dalam kegiatan ini, tim KKNT memperkenalkan inovasi SADAR (Sampah Daur Ulang dari Posyandu untuk Rakyat).
Program ini mengintegrasikan edukasi kesehatan dengan kesadaran lingkungan, di mana masyarakat tidak hanya mendapatkan layanan kesehatan rutin (seperti penimbangan balita dan penyuluhan gizi). Namun, juga edukasi tentang pemilahan dan pemanfaatan sampah rumah tangga.
Di sektor pertanian, kegiatan dilanjutkan dengan pengendalian hama tikus di Tegal Simpur. Bersama petani, tim melaksanakan metode penggembosan sarang tikus sebagai upaya melindungi lahan padi dari kerusakan.
Aktivitas ini penting mengingat hama tikus merupakan salah satu ancaman terbesar dalam produksi padi di Cisambeng.
Sementara itu, program literasi tetap berjalan secara berkelanjutan. Kegiatan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di Balai Desa Cisambeng. Dengan demikian, masyarakat dari berbagai usia dapat ikut serta. Sakola Caka menjadi pusat aktivitas anak-anak mendengarkan cerita, ibu-ibu berdiskusi, dan pemuda desa ikut terlibat dalam pengelolaan bahan bacaan.
Pekan Keempat: Menguatkan Ekosistem Desa
Semangat kegiatan tidak hanya cukup mengandalkan partisipasi masyarakat, melainkan juga memerlukan sistem yang berkelanjutan. Pada pekan keempat, lahir Koperasi Sekunder Lumbung Sejahtera (KSLS), sebuah koperasi berbasis desa yang berfungsi sebagai wadah penyimpanan hasil panen sekaligus sarana penguatan ekonomi masyarakat.
Kehadiran KSLS diharapkan menjadi langkah awal menuju kemandirian desa dalam tata kelola pangan.
Di bidang literasi, kegiatan di sekolah tetap berlangsung secara konsisten. Tim KKNT Literasi IPB University 2025 telah melakukan lima kali kunjungan ke SDN 1 Cisambeng, menghadirkan kegiatan Bacakan Saya Buku, Membaca Nyaring, Proyek Berbasis Isi Bacaan, hingga Cerdas Mengulas Buku.
Setiap kunjungan dimaksudkan untuk memperkuat minat baca siswa sekaligus memberikan bahan bacaan baru yang dibagikan ke sekolah dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Haidar/Sakola Caka. Penyebaran bahan bacaan ini dipandang sebagai upaya jangka panjang untuk membangun budaya literasi desa.
Pekan Kelima: Menanam Jejak Keberlanjutan
Memasuki pekan kelima, fokus kegiatan diarahkan pada perencanaan keberlanjutan. Tim KKNT berkoordinasi dengan para PKK di Kantor Bupati Majalengka untuk melakukan evaluasi terhadap program yang telah berjalan, menentukan kegiatan yang dapat dilanjutkan, dan menyesuaikan hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
Pada waktu yang sama, kunjungan terakhir ke SDN 1 Cisambeng dilaksanakan dengan penekanan pada kesinambungan gerakan literasi.
Suasana kebersamaan juga terlihat melalui penyelenggaraan Jalan Pagi Sehat yang melibatkan guru dan murid sebagai sarana edukasi kesehatan. Seluruh buku literasi yang telah dibawa dan dikumpulkan didata ulang agar tertata dengan baik serta dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh anak-anak.
Pengkatalogan Buku di TBM Ubar Belet Desa Sukamekarsari: Tata Pengetahuan untuk Masyarakat yang Melek Literasi
Puncak kegiatan literasi ditandai dengan Festival Sakola Caka, sebuah acara seremonial yang sekaligus menyerahkan pengelolaan TBM kepada masyarakat desa.
Penyerahan ini dimaksudkan bukan sekadar simbol, melainkan janji bahwa literasi menjadi milik bersama dan dapat terus hidup setelah program berakhir.
Di bidang pertanian, pekan kelima juga menjadi momentum pengenalan inovasi pertanian ramah lingkungan berupa Rumah Burung Hantu (RUBUHA) dan Trap Barrier System (TBS). Kedua inovasi ini diperkenalkan sebagai solusi ramah lingkungan untuk mengendalikan hama tikus yang kerap merusak hasil panen padi.
Penerapan teknologi ini diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan desa sekaligus mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.
Pekan Keenam: Merajut Kenangan, Menitip Asa
Hari-hari terakhir di Cisambeng tidak hanya diisi dengan kegiatan simbolis, tetapi juga dengan bekal praktis yang menyentuh aspek tata kelola desa. Di Dusun Sukawera, tim memasang Rumah Burung Hantu pertama.
Pemasangan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pengendali hama, tetapi juga menjadi simbol harmonisasi antara alam dan manusia dalam sistem pertanian desa.
Selain itu, Pekan Keenam juga diisi dengan program CADES (Cakap Administrasi Desa). Melalui program ini, tim memberikan penjelasan mengenai penggunaan aplikasi Excel serta melakukan demonstrasi langsung.
Tujuannya adalah membantu perangkat desa meningkatkan kemampuan dalam pencatatan, pengelolaan data kependudukan, keuangan, hingga laporan pembangunan agar lebih rapi, cepat, dan akuntabel.
Pada hari berikutnya, Lokakarya II Bappedalitbang Majalengka menjadi ajang bagi tim untuk menyampaikan laporan akhir. Laporan tersebut memuat capaian program, tantangan, dan rekomendasi tindak lanjut.
Namun lebih dari sekadar data, laporan ini juga membawa kisah nyata dari lapangan tentang anak-anak yang mulai gemar membaca, warga yang aktif berpartisipasi, dan komunitas yang kian percaya pada kemampuan dirinya untuk berkembang.
Program diakhiri dengan malam perpisahan yang dihadiri perangkat desa, tokoh masyarakat, dan warga. Suasana haru menyelimuti kegiatan tersebut, karena dalam jabat tangan dan ungkapan syukur tergambar eratnya hubungan yang telah terjalin selama enam pekan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News