kapal bocor harapan baru refleksi dan harapan 80 tahun kemerdekaan - News | Good News From Indonesia 2025

Kapal Bocor, Harapan Baru: Refleksi dan Harapan 80 Tahun Kemerdekaan

Kapal Bocor, Harapan Baru: Refleksi dan Harapan 80 Tahun Kemerdekaan
images info

Genap delapan puluh tahun sudah Indonesia berdiri sebagai bangsa merdeka. Setiap 17 Agustus bukan hanya pengingat detik proklamasi, tetapi juga saatnya bercermin: sejauh mana kita sudah benar-benar merdeka dari kebocoran, ketidakadilan, dan praktik serakah yang merampas hak rakyat?

Istilah “Negara Bocor” sangat familiar terdengar. Kalimat ini pernah dilontarkan Presiden Prabowo sejak masa pencalonan presiden. Istilah yang tetap terasa relevan. Semakin ada harapan dan tekad kuat untuk menuntaskannya.

Kebocoran anggaran, praktik rente, dan mafia yang menggerogoti sumber daya bangsa membuat Indonesia kita seperti kapal besar yang berlubang. Pertanyaannya: mampukah kita menambalnya bersama?

Wajah Korupsi: Data dan Realitas

Menambal kapal yang bocor, tidak semudah membalik telapak tangan. Memerlukan usaha yang maksimal. Saat ini, fakta yang ada memang memperlihatkan bahwa kebocoran itu masih belum sepenuhnya hilang.

Indonesia Corruption Watch mencatat kerugian negara akibat korupsi mencapai Rp30 triliun dari hampir 600 perkara (2023). Transparency International menempatkan Indonesia dengan skor 34/100 dalam Indeks Persepsi Korupsi 2024, turun dari tahun sebelumnya. Mulai berkurang, mulai diperbaiki dan ditata.

Peran Pemuda, Harapan dan Refleksi Historis 80 Tahun Indonesia Merdeka

Namun di balik angka-angka ini, ada juga progres yang patut diapresiasi. Pemerintah mengklaim mampu menghemat ratusan triliun rupiah dengan memperbaiki tata kelola, termasuk memberantas mafia pangan. Artinya, tambalan mulai dikerjakan, meski perjalanan masih panjang.

Trias Politica: Peran Pilar Demokrasi

Dalam teori, kita menganut Trias Politica—eksekutif, legislatif, dan yudikatif sebagai pilar demokrasi. Dalam praktik, masih banyak tantangan.

  • Legislatif (DPR) perlu terus didorong agar bisa maksimal sebagai pengawal anggaran dan penyalur aspirasi rakyat. Dengan transparansi, akuntabilitas, serta etika politik yang kuat, DPR bisa menjadi navigator jujur yang mengarahkan haluan pembangunan—serta menjadi contoh bagi berbagai stakeholder lain.
  • Eksekutif mencakup birokrasi dari pusat, provinsi, hingga desa. Program seperti Makan Bergizi Gratis menunjukkan arah positif, tapi birokrasi perlu lebih sederhana, bebas pungli, dan efisien.
  • Yudikatif masih harus memperkuat peran sebagai penjaga keadilan. Mafia hukum tidak boleh lagi menggerogoti kepercayaan publik.

Masyarakat dan Stakeholder Lain

Sebesar apa pun kebijakan pemerintah, tanpa partisipasi masyarakat, kapal ini tetap bocor. Warga tidak boleh jadi penonton, tapi ikut menjadi awak kapal.

Partisipasi bisa diwujudkan lewat:

  • Pendidikan politik, agar rakyat berani menolak politik uang dan menuntut transparansi.
  • Pendidikan digital, agar masyarakat menggunakan layanan resmi dan menghindari jalur pungli.
  • Kemandirian ekonomi, lewat koperasi desa, UMKM, dan inisiatif lokal.

Sejumlah kebijakan memberi sinyal positif. Contohnya, pembebaskan PBB di bawah Rp30 ribu mulai 2026, pemutihan pajak kendaraan bermotor, KUR UMKM, Perhutanan Sosial, hingga rencana koperasi desa dan banyak lainnya. Semua ini menunjukkan arah perbaikan, asalkan dijalankan konsisten.

Selain itu, BUMN, KPK, media, akademisi, dan LSM juga punya peran krusial. BUMN harus profesional, KPK diperkuat kembali, media tetap kritis, dan akademisi hadir dengan solusi berbasis riset.

Merdeka: Dulu Mengusir Penjajah, Kini Menaklukkan Masalah di Dalam Negeri

Harapan Baru di 80 Tahun Kemerdekaan

Tema resmi HUT ke-80 RI tahun ini adalah “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.” Tema ini sejalan dengan refleksi kita: bahwa kebocoran bisa ditutup, kapal bisa tetap berlayar, jika semua elemen bangsa bergerak bersama.

Harapan itu nyata, karena progres sudah mulai tampak. Tugas kita sekarang adalah mempercepat, memperkuat, dan memastikan tambalan kebocoran dilakukan secara kolektif. Indonesia memang kapal besar yang masih bocor, tetapi kapal ini tidak karam.

Dengan kepemimpinan yang jelas, partisipasi rakyat, dan sinergi seluruh stakeholder, Indonesia bisa terus berlayar menuju cita-cita kemerdekaan: adil, makmur, dan sejahtera bagi semua.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.