AIESEC in BINUS kembali melanjutkan rangkaianAIESEC Future Leaders (AFL) Summer Peak 2025 dengan menyelenggarakan Capacity Building 4 bertajuk “The Chocolatier’s Chaos: Unraveling the Domino Effect of Crises.”
Acara ini dilaksanakan secara hybrid pada Minggu, 1 Juni 2025, pukul 14.00–17.00 WIB, dengan lokasi luring di Start Space, Tanah Abang serta daring melalui Zoom Meeting.
Event tersebut merupakan bagian dari kurikulum AFL yang dirancang untuk memberikan pengalaman pembelajaran menyeluruh bagi para delegates.
Setelah pada Capacity Building sebelumnya peserta belajar mengenai literasi finansial dan pengelolaan diri, kini mereka diajak untuk memahami bagaimana krisis bisa terjadi secara berantai dan mempengaruhi sistem yang lebih besar.
PPK Ormawa FMSC 2025 Bangun Hutan Pangan di Desa Karacak: Sinergi Mahasiswa dan Warga untuk Ketahanan Pangan dan Lingkungan
Sesi menghadirkan Zalfa Nurfadhilah Haris, Strategy & Operations Consultant di PwC Indonesia, sebagai pembicara utama. Dengan pendekatan visual, interaktif, dan disertai studi kasus, Zalfa membawakan materi mengenai system thinking dan crisis interconnectivity, 2 konsep penting untuk memahami dinamika kompleks dalam situasi darurat dan pengambilan keputusan strategis.
Melihat Krisis Lebih Dalam, Belajar dari Iceberg Model
Materi dimulai dengan pengenalan Iceberg Model, sebuah kerangka berpikir yang mengajak peserta melihat masalah tidak hanya dari permukaan, tetapi juga ke lapisan yang lebih dalam.
Peserta diperkenalkan pada cara menganalisis pola yang berulang, struktur sistem yang membentuk masalah, hingga mental model yang melatarbelakangi suatu keputusan.
Melalui model ini, peserta menyadari bahwa krisis yang tampak berbeda, misalnya masalah ekonomi, lingkungan atau sosial, sebenarnya bisa saling terkait dan bahkan memperbesar dampaknya satu sama lain.
Pemahaman ini membuka wawasan baru bahwa solusi jangka panjang hanya bisa dicapai jika akar masalah benar-benar dipahami.
Menghubungkan Titik-Titik dengan Causal Loop Diagram
Sesi dilanjutkan dengan pembahasan Causal Loop Diagram, sebuah alat visual untuk memetakan hubungan sebab-akibat dalam krisis.
Dengan alat ini, peserta belajar membedakan antara reinforcing loops yang memperkuat krisis, serta balancing loops yang justru menstabilkan.
Zalfa menjelaskan bagaimana pola sederhana bisa berdampak besar ketika digambarkan dalam sebuah sistem yang kompleks.
Peserta diajak untuk mencoba sendiri memetakan keterhubungan antarfaktor, melihat bagaimana sebuah keputusan kecil dapat berkonsekuensi luas, dan menemukan titik intervensi strategis yang bisa memutus rantai masalah.
Cerita 3 Kegiatan Mahasiswa KKN-T IPB 2025 di Desa Batubantar: Belajar, Bermain, dan Masak Bersama
Dari Teori ke Aksi, Simulasi Krisis yang Interaktif
Tidak hanya berhenti pada teori, peserta kemudian terlibat dalam diskusi kelompok dan simulasi analisis krisis. Dengan membangun diagram mereka sendiri berdasarkan studi kasus nyata, para Delegates menguji kemampuan berpikir sistemik dalam situasi kompleks.
Setiap kelompok diberi waktu untuk menganalisis kasus, mempresentasikan temuannya, dan menerima masukan langsung dari pembicara.
Proses ini tidak hanya menambah pemahaman, tetapi juga mengasah keterampilan komunikasi, kerja sama tim, dan pemikiran kritis.
Momen ini menjadi kesempatan berharga bagi peserta untuk menghubungkan teori dengan praktik, sekaligus menyadari bahwa setiap krisis bisa dipelajari dan dihadapi secara lebih terstruktur.
Banyak peserta yang mengaku sesi ini membuat mereka lebih percaya diri menghadapi masalah yang kompleks dalam kehidupan nyata.
Suara dari Panitia, Belajar Bersama Delegates
Bukan hanya peserta yang mendapat manfaat, panitia pun merasakan pengalaman yang berharga.
"Melihat peserta aktif berdiskusi dan mencoba membangun pola pikir sistemik itu rasanya rewarding sekali. Walaupun sebagai bagian dari panitia, tapi tetap ikut belajar bahwa krisis tidak bisa dilihat sepotong-sepotong, tapi harus dipahami keterkaitannya. Senang bisa terlibat dalam acara yang impactful ini," ujar Riccy Riandy Intan, salah satu panitia AFL Summer Peak 2025.
Testimoni ini menegaskan bahwa Capacity Building 4 bukan hanya wadah transfer pengetahuan, tetapi juga ruang bersama untuk bertumbuh, baik bagi peserta maupun panitia yang menyelenggarakan acara.
“Tidak menyangka bahwa pembahasan mengenai krisis bisa dikemas dengan sangat interaktif. Sesi ini tidak hanya memperkaya pemahaman, tetapi juga membuka ruang untuk saling belajar dari perspektif peserta lain. Materi yang disampaikan terasa relevan dan aplikatif," ujar Adinda Putri Ramadhani, delegates AFL Summer Peak 2025.
Melangkah ke Depan dengan Pola Pikir Sistemik
Dengan terselenggaranya Capacity Building 4, AIESEC in BINUS berharap para delegates mampu mengembangkan pola pikir yang lebih holistik dan visioner.
Diharapkan mereka tidak hanya siap merespons krisis. Namun, juga mampu memahami keterhubungan antarelemen dalam sistem, sehingga dapat melahirkan solusi yang berkelanjutan dan berdampak luas.
Lebih jauh, AIESEC in BINUS percaya bahwa pembekalan seperti ini akan menjadi pondasi penting bagi para pemimpin muda.
Dengan kemampuan berpikir sistemik, mereka dapat melihat tantangan dari sudut pandang yang lebih luas, berani mengambil keputusan strategis, serta menghadirkan solusi yang relevan bagi masyarakat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News