Kawan GNFI pasti tidak asing dengan ungkapan dalam bahasa Jawa. Misalnya saja dalam bahasa Jawa terdapat ungkapan alon-alon asal kelakon yang berarti, "lakukan secara perlahan yang penting terlaksana atau tercapai".
Ungkapan tersebut menyiratkan sebagai nasehat sekaligus pengingat untuk diri sendiri agar tidak terburu-buru, asalkan selamat mencapai tujuan yang ingin dilakukan.
Selain yang di atas, terdapat banyak ungkapan bahasa Jawa yang jarang diketahui dan memiliki banyak pesan mendalam sebagai nasehat hidup.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut adalah 25 ungkapan bahasa Jawa yang jarang diketahui beserta artinya. Simak, yuk!
Baca Juga: Mengenal Jenang Kudus dari Jawa Tengah, Jajanan Tradisional yang Legendaris
Kumpulan 25 Ungkapan Bahasa Jawa dan Artinya
1. Ajining Dhiri Dumunung Ana Ing Lathi, Ajining Raga Ana Ing Busana
Arti ungkapan bahasa Jawa ini membicarakan tentang kehormatan manusia berada pada tutur kata atau ucapan, sementara kehormatan fisik seseorang ada pada busana yang dikenakan.
2. Akal, akil, akel
Untuk ini berarti niat baik, tekad baik, dan perbuatan baik. Untuk mencapai cita-cita atau impian, seseorang harus berpikir, berkiat, dan bertenaga kuat.
3. Apa tumon
Ungkapan bahasa Jawa yang mengekspresikan pada rasa keheranan.
4. Dudu tekad pamrih, nanging tekad asih
Artinya adalah bukan niat mencari sesuatu, tetapi niat kasih sayang.
5. Empan papan
Ungkapan bahasa Jawa yang berarti menempatkan diri. Mengutip dari Jurnal Bahasa dan Sastra oleh Kasnadi, empan papan merujuk pada seseorang harus menahan egonya ketika berdampingan dengan orang lain.
6. Jer basuki mawa beya
Ungkapan dalam bahasa Jawa satu ini berasal dari bahasa Sanskerta. Makna yang terkandung dalam ungkapan ini tentang mencapai suatu kebahagiaan diperlukan pengorbanan. Ungkapan Jer basuki mawa beya menjadi semboyan resmi provinsi Jawa Timur.
7. Manunggaling kawula gusti
Dikutip dari Jurnal Bahasa dan Sastra, ungkapan ini berarti menyatunya manusia dengan Tuhan. Namun, menurut KBBI ungkapan tersebut berarti ‘bersatunya rakyat dengan pimpinan’.
8. Melu angrungkebi
Artinya adalah ikut mempertahankan dan memajukan.
9. Mikul dhuwur mendhem jero
Ungkapan bahasa Jawa ini berarti menjunjung tinggi, mengubur dalam.
Apabila merujuk pada KBBI, makna ungkapan Mikul dhuwur mendhem jero tentang menjunjung tinggi kehormatan keluarga, memuliakan, membahagiakan orang tua atau keluarga, dan mengubur keburukan mereka. Artian mengubur keburukan dapat berarti memikul atau menyembunyikan sedalam-dalamnya.
10. Mulat sarira hangrasa wani
Ungkapan bahasa Jawa ini berarti berani melakukan introspeksi diri.
11. Nguler kambang
Ungkapan yang berarti serba lambat. Lebih lengkapnya ungkapan ini menggambarkan situasi, seperti ular yang mengambang.
12. Njagakake endhoge si blorok
Ungkapan tentang mengharapkan sesuatu yang belum pasti
13. Rawe-rawe rantas malang-malang putung
Arti ungkapan ini merujuk pada segala sesuatu yang menghalangi maksud dan tujuan harus disingkirkan.
14. Rumangsa melu handarbeni, wajib melu hanggondheli (hangrungkebi), mulat sarira hangrasa wani
Arti ungkapan bahasa Jawa di ini tentang merasa ikut memiliki, wajib ikut mempertahankan (bertanggung jawab) dan berani mewawas diri. Ungkapan tersebut merupakan semboyan Pangeran Mangkunegara III.
15. Sabda pandhita ratu
Perkataan atau ucapan seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi, contohnya pemimpin. Ucapan atau sabda petinggi, raja, atau penguasa, yang sekali telah diucapkan harus ditaati dan dilaksanakan.
16. Sgendhong sepikul
Ungkapan bahasa Jawa perihal pembagian harta gana-gini. Bila terjadi perceraian, istri mendapat satu bagian, sedangkan suami mendapat dua bagian. Anak perempuan mendapat sepertiga, sementar anak laki-laki dua sebagian
17. Sigra tan magita
Artinya bertindak cepat, tetapi tidak terburu-buru.
18. Sluman slumun slamet
Ungkapan bahasa Jawa tersebut bermakna tentang berusaha sebaik mungkin dan memasrahkan hasilnya kepada Tuhan.
19. Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake
Artinya adalah kaya sekalipun tidak memiliki harta, perkasa sekalipun tidak memiliki azimat, menyerbu sekalipun tanpa pasukan, menang sekalipun tanpa mengalahkan.
20. Tinggal glanggang colong playu
Ungkapan bahasa Jawa yang berarti pengkhianat atau pengecut.
21. Tumbu ketemu tutup
Ungkapan ini merujuk pada perjodohan antara anak sulung dan anak bungsu dari keluarga yang berbeda.
22. Tumpak ponjen
Arti ungkapan bahasa Jawa ini adalah menikahkan anak terakhir atau bungsu.
23. Udira akarya kaswareng jagad
Ungkapan yang berarti keberanian membuat termasyur di dunia.
24. Urip saka pangeran bali marang pangeran
Arti ungkapan bahasa Jawa ini adalah hidup dari Tuhan kembali kepada Tuhan.
25. Urip mung mampir ngombe
Walau artinya hidup seperti singgah meminum air, ungkapan bahasa Jawa ini mengandung makna bahwa hidup hanya sementara, maka jauhi keburukan dan dekati kebaikan.
Baca Juga: Kenali Arti Mendalam Astungkara, Ungkapan Penuh Makna yang Perkaya Khazanah Nusantara
#80CeritaBaikIndonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News