Berkunjung ke suatu kota tidak afdal rasanya, apabila tidak membawa buah tangan. Jenang Kudus bisa menjadi salah satu pilihan Kawan untuk dijadikan oleh-oleh dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Kue basah ini selain menjadi jajanan tradisional yang khas, juga mengandung tradisi dan sejarah di dalamnya. Jenang juga menjadi sebuah industri yang dikembangkan di Kudus dengan memberikan berbagai inovasi yang bisa dikembangkan.
Ingin mengenal lebih lanjut tentang jenang Kudus? Simak pembahasan berikut ini.
Baca juga: Jenang Jaket, Kuliner Khas Banyumas Selain Mendoan yang Patut Dicoba
Jajanan Khas Kabupaten Kudus
Jenang Kudus adalah salah satu jajanan tradisional yang khas dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Termasuk dalam kategori kue basah, warnanya coklat dan teksturnya kenyal dan lengket. Biasanya jenang dibungkus kecil-kecil di dalam plastik, sehingga bisa habis dimakan dalam 2–3 gigitan.
Dilansir dari Indonesia Kaya, jenang terbuat dari tepung beras ketan, gula pasir, gula kelapa, santan, dan minyak nabati. Rasanya manis dan memiliki sedikit rasa gurih yang berasal dari santan. Beberapa jenang juga mencampurkan biji wijen di dalamnya sehingga menambah aroma yang unik.
Saat ini, jenang sudah banyak varian rasanya, seperti durian, moka, nangka, cokelat, nanas, cocopandan, anggur, dan lainnya. Hal ini guna untuk menarik minat pembeli dan inovasi produk.
Cerita Rakyat Jenang Kudus
Selain menjadi makanan khas, ada juga cerita rakyat tentang industri jenang yang berpusat di Desa Kaliputu, Kabupaten Kudus. Cerita ini melibatkan Sunan Kudus dan muridnya, Syekh Jangkung atau Saridin, serta Mbah Dempok Soponyono dan cucunya.
Alkisah, Sunan Kudus dan Syekh Jangkung melewati kerumunan orang. Rupanya, cucu Mbah Dempok tercebur dan hanyut di Sungai Kaliputu karena aksi jahat banaspati, makhluk halus berambut api. Mbah Dempok sendiri saat itu sedang bermain klepekan burung dara. Untungnya, cucu Mbah Dempok berhasil diangkat dari sungai.
Sunan Kudus memeriksanya dan mengungkapkan bahwa sang cucu sudah meninggal. Namun, Syekh Jangkung justru berpendapat bahwa anak itu hanya mati suri dan masih dapat diselamatkan. Ia pun meminta untuk dibuatkan jenang dari bubur gamping untuk menghidupkan sang cucu kembali.
Bubur gamping ini terbuat dari tepung beras, santan, dan kelapa. Syekh Jangkung menyuapi anak tersebut dengan bubur gamping dan bisa siuman. Saat itulah jenang Kudus menjadi industri untuk orang-orang di Desa Kaliputu.
Jenang Kudus dan Tradisi “Tebokan”
Dalam rangka untuk melestarikan tradisi dan sejarah pembuatan jenang, masyarakat Kaliputu juga memiliki tradisi kirab tebokan. Kirab ini diadakan setiap awal tahun baru Islam, yaitu tanggal 1 Muharam.
Kirab ini dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa dengan menyunggi tebok, perkakas dapur menyerupai tampah berukuran kecil, yang berisi jenang dan berbagai makanan lainnya keliling Desa Kaliputu.
Tradisi tersebut bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur bahwa pembuatan jenang dapat menghidupi kebutuhan sehari-hari.
Selain untuk melestarikan tradisi dan budaya, kirab ini juga bisa menjadi sarana untuk memperkenalkan produk lokal ke masyarakat luas. Bagaimanapun juga, jenang juga menjadi aset pariwisata Kabupaten Kudus.
Perkembangan Industri Jenang Kudus
Menjadi salah satu primadona jajanan dari Kota Kretek, industri jenang Kudus juga tergolong maju. Ada berbagai macam usaha pembuatan jenang, mulai dari skala rumahan hingga menengah.
Saat ini, industri jenang dapat ditemukan di mana-mana. Kawan dapat dengan mudah menjumpai jenang Kudus di toko oleh-oleh, khususnya di daerah sekitar Menara Kudus.
Selain terkenal di negeri sendiri, jenang Kudus juga sudah melebarkan sayapnya ke negara-negara lain. Jenang sudah dapat ditemui di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong, dan Arab Saudi.
Museum Jenang juga dibuat oleh yang menampilkan sejarah pembuatan jenang dari yang awalnya dibuat secara manual beralih menjadi industri yang menggunakan mesin. Selain berisi sejarah jenang, tempat wisata ini juga menyajikan sejarah Kabupaten Kudus.
Baca juga: Jenang Jubung, Jajanan Khas Gresik yang Sangat Nikmat
Demikian hal-hal mengenai jenang Kudus, jajanan khas yang selain punya rasa yang manis, juga kaya akan filosofinya. Kawan GNFI jangan lupa coba kalau mampir ke Kabupaten Kudus.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News