Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit jantung kini menjadi tantangan kesehatan utama tidak hanya di wilayah perkotaan, namun juga di pedesaan. Desa Mahahe, yang terletak di Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, termasuk salah satu wilayah yang turut menghadapi permasalahan ini.
Di tengah keterbatasan akses informasi dan layanan kesehatan, PTM kerap kali tidak terdeteksi hingga menimbulkan dampak serius terhadap kualitas hidup masyarakat, khususnya kelompok usia produktif dan lanjut usia.
Menanggapi kondisi tersebut, dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim KKN-PPM UGM Semarak Tobadak 2025, yaitu Dinda Cyafina Ramadhani dari Fakultas Farmasi dan Almira Yusriyyah Rahmawati dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, menggagas program promotif-preventif yang bertajuk TOLAK PTM SEJAK DINI (Tobadak Lawan Penyakit Tidak Menular Lewat Cek Kesehatan dan Edukasi Mandiri).
Program ini dirancang sebagai bentuk intervensi langsung kepada masyarakat, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran warga terhadap pentingnya pencegahan dan deteksi dini penyakit tidak menular.
Kegiatan ini dilaksanakan pada pertengahan Juli 2025 dan diawali dengan sesi edukasi kesehatan yang dikemas secara interaktif. Warga yang hadir, terdiri dari berbagai latar belakang usia dan profesi seperti petani, ibu rumah tangga, serta lansia, diajak untuk memahami jenis-jenis PTM, faktor risiko yang menyertainya, serta cara-cara pencegahan yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Materi yang disampaikan meliputi pengaturan pola makan seimbang, pentingnya aktivitas fisik secara rutin, serta strategi manajemen stres yang aplikatif. Seluruh penyampaian materi dilakukan menggunakan bahasa yang sederhana agar dapat diterima dan dipahami secara menyeluruh oleh masyarakat.
Untuk memperkuat pemahaman dan keberlanjutan informasi, para peserta diberikan pamflet edukatif yang berisi ringkasan materi dan tips gaya hidup sehat. Materi ini diharapkan dapat dibaca ulang di rumah bersama anggota keluarga lainnya, sehingga dampaknya tidak berhenti pada satu individu, melainkan menjangkau seluruh rumah tangga.
Selepas sesi edukasi, kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan dasar secara gratis, mencakup pengecekan tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, asam urat, serta indeks massa tubuh. Pemeriksaan ini dilaksanakan oleh mahasiswa bersama dengan tenaga medis dari Puskesmas serta kader posyandu Desa Mahahe, yang turut menjadi garda terdepan dalam mendampingi warga selama kegiatan berlangsung.
Kegiatan ini mendapat respons yang sangat positif dari masyarakat. Jumlah partisipan yang hadir melebihi target awal, dan suasana diskusi berjalan aktif. Warga tidak hanya datang untuk diperiksa kesehatannya, tetapi juga menunjukkan antusiasme tinggi untuk belajar dan bertanya terkait keluhan-keluhan kesehatan yang selama ini mereka alami, tapi belum sempat dikonsultasikan. Beberapa peserta bahkan mengaku baru kali ini mendapatkan pemahaman yang lebih utuh tentang pentingnya pencegahan penyakit tidak menular melalui pola hidup sehat.
Program TOLAK PTM SEJAK DINI diharapkan dapat menjadi titik awal perubahan paradigma masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan secara berkelanjutan. Kegiatan ini tidak dimaksudkan sebagai inisiatif sekali jalan, melainkan sebagai fondasi bagi upaya berkelanjutan yang dapat dilanjutkan oleh kader kesehatan desa, dengan dukungan dari Puskesmas, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan lainnya.
Melalui kolaborasi lintas sektor dan pendekatan yang humanis, Desa Mahahe memiliki peluang besar untuk menjadi percontohan desa sehat yang tangguh dan mandiri dalam menghadapi ancaman penyakit tidak menular di wilayah perdesaan.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan, jika dibangun secara konsisten, akan menjadi modal sosial yang kuat dalam menciptakan generasi yang sehat, produktif, dan berkualitas di masa depan.
Dengan demikian, dedikasi dan kerja sama antara mahasiswa KKN-PPM UGM, tenaga kesehatan, dan masyarakat Desa Mahahe menjadi cerminan nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil.
Edukasi yang membumi, percakapan sederhana, dan layanan kesehatan yang langsung dirasakan masyarakat menjadi fondasi penting dalam mendorong perubahan yang berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News