mahasiswa kkn t inovasi ipb university perkenalkan pestisida nabati jadi solusi alami basmi musuh petani - News | Good News From Indonesia 2025

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University Perkenalkan Pestisida Nabati jadi Solusi Alami Basmi Musuh Petani

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University Perkenalkan Pestisida Nabati jadi Solusi Alami Basmi Musuh Petani
images info

Inovasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan saat ini tengah menjadi hal yang digadang-gadangkan dan terus mendapat perhatian di berbagai bidang, salah satunya di bidang pertanian.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, kesadaran masyarakat mengenai bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida kimia mulai meningkat.

Penggunaan pestisida kimia meskipun dinilai efektif untuk membasmi hama serangga, nyatanya dapat meninggalkan residu berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan dan merusak ekosistem.

Dampak negatif yang mulai terlihat dan dirasakan oleh berbagai pihak tersebut berhasil mendorong terciptanya sebuah alternatif baru yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Alternatif tersebut dikenal dengan sebutan pestisida nabati. Pestisida jenis ini dikembangkan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang dapat dengan mudah dijumpai di lingkungan sekitar. Dengan demikian, kehadirannya dapat menjadi solusi alami bagi para petani. 

Pada tanggal 25 Juli 2025, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University terdorong untuk menjawab keresahan terkait dampak penggunaan pestisida kimia yang juga dirasakan oleh petani di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Mahasiswa KKNT IPB University Dorong Eskalasi Pertanian Terpadu di Bojongrangkas

Keresahan tersebut berhasil terjawab dengan diperkenalkannya produk alternatif, yakni pestisida nabati. Kegiatan bertajuk “Sosialisasi Pestisida Nabati X IPB Digitani” tersebut sukses dilaksanakan di aula kantor Desa Cijedil yang dihadiri oleh petani dari kelompok tani (Poktan) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sejahtera dari awal hingga akhir kegiatan. 

Kegiatan diawali dengan penyampaian materi mengenai definisi dari pestisida nabati, cara kerja, cara pembuatan, serta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh pestisida nabati.

Selanjutnya, agar petani lebih memahami cara pembuatan pestisida nabati, tim KKN-T Inovasi IPB University di Desa Cijedil yang diwakili oleh Devi dan Mahdi turut mendemonstrasikan cara pembuatan pestisida nabati dari dua bahan alami, yakni bawang putih dan lidah buaya.

Penggunaan kedua bahan alami ini dikarenakan memiliki aroma yang kuat dan rasa pahit yang tidak disukai oleh hama serangga. Selain itu, kehadiran lidah buaya berfungsi sebagai perekat agar pestisida dapat menempel pada permukaan tanaman.

"Bahannya murah, mudah diperoleh, dan cara buatnya pun sederhana. Bagian yang tak kalah pentingnya adalah aman untuk tanaman dan tidak mencemari lingkungan," ujar Devi, salah satu mahasiswa KKN-T Inovasi IPB di Desa Cijedil.

Demonstrasi dilakukan dengan mencontohkan langsung langkah-langkah pembuatan pestisida nabati. Langkah pertama diawali dengan mengupas 3 siung bawang putih dan memisahkan daging lidah buaya dari kulitnya.

Selanjutnya kedua bahan tersebut dihaluskan menggunakan blender dan ditambahkan dengan 1 liter air murni. Bahan yang telah dihaluskan selanjutnya disaring untuk diambil sarinya. Setelah itu, simpan pada toples atau botol yang ditutup rapat untuk didiamkan selama 24 jam.

Pestisida nabati selanjutnya dapat segera setelah 24 jam didiamkan agar senyawa yang terkandung di dalam pestisida nabati tersebut masih dapat bekerja secara efektif.

Warga Bertanya, KKNT Inovasi IPB Hadir: Edukasi Hama dan Penyakit Tanaman untuk Desa Ciranggem oleh Ahli Pertanian IPB University

Tim KKN-T Inovasi IPB juga menjelaskan bahwa pestisida nabati memiliki sifat dan fungsi sebagai penghambat nafsu makan (antifeedant) bagi OPT, sebagai penolak (repellent), sebagai penghambat perkembangan OPT, serta mencegah OPT untuk meletakan telur di tanaman yang sedang dikelola.

Setelah mendengarkan penjelasan dan memperhatikan demonstrasi langsung, para petani optimis bahwa inovasi ini dapat menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas hasil panen, dan menjaga kesehatan tanah.

Selain memperkenalkan pestisida nabati, tim KKN-T Inovasi IPB University Cianjurkab08 juga memberikan sosialisasi tentang aplikasi unggulan yang diluncurkan oleh IPB, yakni IPB Digitani.

Melalui aplikasi tersebut petani dapat bertanya dan mencari jawaban lebih lanjut melalui dosen pakar dan tim ahli mengenai permasalahan yang sering ditemukan di lapangan. Selain itu, petani juga dapat berinteraksi dengan petani-petani yang berada di seluruh Indonesia.

Aplikasi IPB Digitani diharapkan dapat menjadi solusi atas keterbatasan akses informasi bagi petani dan menjadi jembatan antara petani dengan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian. 

Semangat kontribusi tim KKN-T Inovasi IPB University Cianjurkab08 tidak hanya berhenti pada sosialisasi yang telah dilakukan. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan pestisida nabati yang telah dibuat sebelumnya.

Selama melakukan monitoring, terlihat bahwa kehadiran pestisida nabati dapat membantu KWT Sejahtera dalam mengelola dan menjaga hasil pertanian mereka dari serangan hama serangga.

Selain itu, tim KKN-T IPB juga menyiapkan modul sederhana pembuatan pestisida nabati dengan bahan lokal lain berdasarkan pengetahuan melalui sumber ilmiah yang sudah teruji, sehingga pembuatannya tidak terbatas hanya dengan menggunakan bawang putih dan lidah buaya saja.

POC: dari Sampah Dapur jadi Pupuk Alami Serbaguna Inovasi Mahasiswa KKN-T IPB untuk Pertanian Ramah Lingkungan di Desa Wirotaman

Sedikit kisah di Desa Cijedil membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Dengan kerja sama antara mahasiswa dan masyarakat serta pihak lainnya, inovasi sederhana dapat menjadi solusi nyata bagi masalah di sekitar kita.

Dari lahan pertanian di Cijedil, semangat pertanian ramah lingkungan ini mulai bersemi, memberi harapan baru bagi tanah, tanaman, dan masa depan generasi mendatang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KC
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.