Di bawah langit cerah Desa Ngumbul, suasana riuh penuh semangat anak-anak berpadu dengan senyum, memenuhi Balai Desa yang pada hari itu menjelma menjadi panggung perayaan literasi, tempat puluhan siswa berkumpul membawa antusiasme dan mimpi.
Pada 30 Juli 2025, Tim Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) IPB University Desa Ngumbul sukses menutup masa pengabdian mereka dengan menggelar Festival Lomba Literasi bertema Level UpLiterasi: Saatnya Tumbuh dan Menembus Batas.
Kegiatan ini diikuti oleh 44 peserta terpilih dari SDN 1 Ngumbul, SDN 2 Ngumbul, SDN 3 Ngumbul, SDN 4 Ngumbul, serta MI Misroudlotul Ulum. Mereka beradu kemampuan dalam tiga cabang lomba yang dirancang untuk mengasah keterampilan literasi sekaligus menumbuhkan kreativitas.
Lomba tersebut meliputi Membaca Puisi untuk siswa tingkat kelas dua hingga tiga, Membaca Cepat untuk siswa tingkat kelas empat hingga enam, serta Membuat Mini Book yang juga diperuntukkan bagi siswa tingkat kelas empat hingga enam.
Festival Lomba Literasi ini menjadi acara penutup yang penuh makna dari rangkaian program KKN-T Literasi IPB University di Desa Ngumbul, yang bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI).
Selama dua minggu lebih masa pengabdian, mahasiswa KKN-T menghadirkan berbagai kegiatan literasi kreatif di sekolah, seperti Membaca Nyaring, Mengulas Buku, Menulis Cerita Berbasis Buku Bacaan, serta Membuat Proyek Berbasis Buku Bacaan.
Kolaborasi ini berhasil menghadirkan akses bacaan yang beragam, fasilitas literasi, serta aktivitas pembelajaran yang menghidupkan semangat belajar anak-anak.
Lebih dari sekadar lomba, festival ini menjadi simbol komitmen bersama untuk menumbuhkan kecintaan membaca, memperkuat keterampilan literasi, dan membangun budaya belajar di wilayah pedesaan Kabupaten Blora, khususnya Desa Ngumbul.
Desa Ngumbul terletak di wilayah perbukitan Blora bagian barat, dikenal dengan suasana yang asri dan masyarakat yang ramah. Meski infrastruktur pendidikan telah tersedia, tantangan minat baca dan keterampilan literasi siswa-siswi masih menjadi pekerjaan rumah. Anak-anak cenderung menghabiskan waktu luang dengan menggunakan gadget atau bermain di luar rumah, sehingga budaya literasi belum mengakar kuat.
Melihat potensi besar untuk membentuk generasi pembelajar yang kritis dan kreatif, mahasiswa KKN-T IPB merancang program literasi yang dikemas secara menyenangkan dan interaktif. Kolaborasi dengan Perpusnas RI turut membuka akses pada koleksi buku bacaan yang beragam serta prasarana belajar yang menunjang aktivitas literasi siswa.
Acara secara resmi dibuka dengan sambutan Koordinator KKN-T IPB Desa Ngumbul, Hilmi Huzaematul Al-Aswad. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa “Festival ini bukan sekadar soal siapa yang menang atau kalah, melainkan tentang keberanian anak-anak untuk bermimpi dan menyuarakan pikirannya melalui karya. Kami berharap, benih semangat yang kami tanamkan selama dua minggu ini dapat terus tumbuh, menginspirasi, dan menumbuhkan kecintaan terhadap membaca di kalangan anak-anak Desa Ngumbul,” ujarnya di hadapan peserta, guru, dan para wali murid.
Untuk menjamin kualitas penilaian, panitia menghadirkan empat juri yang berkompeten, yaitu tiga guru dari SMPN 1 Todanan serta tokoh masyarakat yang aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat setempat. Kehadiran para juri ini tidak hanya memberi penilaian objektif, tetapi juga menjadi teladan bagi anak-anak tentang pentingnya peran pendidikan di berbagai bidang.
Usai sambutan, rangkaian acara berlanjut dengan pelaksanaan lomba yang riuh penuh semangat dari peserta maupun penonton. Senyum, tawa, dan sorak-sorai terdengar di setiap sudut, mewarnai hari itu dengan kegembiraan.
Sebagai penutup sesi, diputar sebuah video dokumentasi perjalanan KKN-T IPB di Desa Ngumbul, menampilkan momen tawa anak-anak saat belajar di perpustakaan Balai Desa, canda di sela permainan, hingga hangatnya interaksi mahasiswa dengan warga.
Suasana haru tersebut tak dapat terhindarkan, terlihat beberapa siswa meneteskan air mata, menyadari bahwa kebersamaan dengan para mahasiswa KKN yang telah menjadi bagian dari hari-hari mereka akan segera berakhir.
Melalui festival ini, mahasiswa KKN-T IPB berharap para siswa di Desa Ngumbul dapat terus mengasah kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kreatif, tidak hanya selama perlombaan, tetapi juga dalam keseharian mereka di rumah dan sekolah.
Literasi diharapkan menjadi pintu bagi anak-anak untuk mengenal dunia yang lebih luas, memperkaya imajinasi, serta membangun rasa percaya diri untuk mengungkapkan ide dan gagasan. Lebih dari sekadar prestasi akademik, kecintaan terhadap membaca diharapkan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu yang tak terbatas, melatih ketangguhan mental, dan membentuk pribadi yang berkarakter kuat.
Bagi Desa Ngumbul sendiri, harapannya adalah terciptanya ekosistem belajar yang berkesinambungan, di mana orang tua, guru, dan tokoh masyarakat bersama-sama menciptakan ruang yang subur bagi tumbuhnya budaya literasi.
Penutupan 40 hari pengabdian mahasiswa KKN-T IPB di desa ini menjadi penanda sebuah awal baru bagi anak-anak untuk melangkah lebih berani menembus batas mimpi serta awal bagi Desa Ngumbul untuk terus menumbuhkan generasi pembelajar yang cerdas, kreatif, dan membawa cahaya kemajuan bagi lingkungannya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News