hibrkraft menjaga lembar merawat ingatan - News | Good News From Indonesia 2025

Hibrkraft: Menjaga Lembar, Merawat Ingatan

Hibrkraft: Menjaga Lembar, Merawat Ingatan
images info

Di sudut sebuah perpustakaan tua, ada sebuah buku yang lusuh. Sampulnya robek, warnanya pudar, dan halaman-halamannya menguning dimakan usia. Tinta pada beberapa lembar nyaris hilang, dan jilid benangnya terurai.

Tidak banyak orang yang mau menyentuhnya lagi. Bagi sebagian orang, ia hanyalah buku tua yang tak layak baca. Namun bagi Hibrkraft, ia adalah harta yang harus diselamatkan.

Hibrkraft lahir dari keyakinan sederhana, bahwasannya setiap buku merupakan warisan pengetahuan yang tak ternilai. Di dalamnya ada kisah, ilmu, dan sejarah yang bisa mengubah hidup seseorang bahkan seluruh peradaban.

Itulah mengapa mereka menekuni dua hal utama yakni konsen terhadap konservasi buku dan reparasi buku.

Sebuah buku sejarah | Sumber: Dok. Pribadi Belgi Alhuda / Hibrkraft
info gambar

Konservasi buku adalah seni merawat, memperlambat kerusakan, dan menjaga kondisi buku agar tetap awet. Mereka mempelajari jenis kertas, memahami reaksi tinta terhadap waktu, hingga teknik penyimpanan yang benar.

Setiap buku tentu saja memiliki karakter tersendiri, ada yang harus dijauhkan dari cahaya langsung, ada yang memerlukan kelembaban tertentu, bahkan ada yang harus dirawat dengan sarung tangan khusus.

Sementara itu, reparasi buku adalah upaya menghidupkan kembali buku yang telah rusak. Di tangan para pengrajin Hibrkraft, benang dan jarum bukan sekadar alat, melainkan jembatan yang menghubungkan lembaran yang terlepas.

Lem perekat yang digunakan bukan hanya menguatkan, tapi juga melindungi tanpa merusak struktur asli. Mereka berusaha mengembalikan bentuknya sedekat mungkin dengan kondisi awal bukan untuk menghapus jejak waktu, tetapi untuk memastikan ia tetap bisa dibaca oleh generasi berikutnya.

Karya Jakoeb Utama dan Koesalah Toer: 2 Buku untuk Dibaca di Hari Remaja Internasional 2025

Proses ini bukan pekerjaan tergesa-gesa. Setiap perbaikan membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan rasa hormat pada karya. Mereka percaya, buku yang diperbaiki dengan hati akan bernapas lebih lama.

Banyak orang bertanya, mengapa tidak memindahkan saja semua isi buku ke bentuk digital? Jawaban mereka cukup sederhana, file digital memang praktis, tetapi tak bisa menggantikan aroma kertas tua, tekstur halaman, atau sensasi membalik lembar yang telah melintasi puluhan tahun. Buku fisik punya jiwa, dan kehadiran Hibrkraf mencoba untuk menjaganya agar tetap hidup.

Hibrkraft telah memulihkan ratusan buku, dari kitab kuno yang diwariskan keluarga, hingga buku pelajaran sekolah bahkan koleksi buku sejarah dari musium yang sudah usang namun penuh kenangan.

Setiap proyek memiliki ceritanya sendiri. Ada buku yang kembali ke tangan pemiliknya dengan air mata bahagia. Ada pula yang disimpan kembali di rak perpustakaan, siap dibaca oleh generasi baru.

Buku tebal yang rapuh dan usang | Sumber: Dok. Pribadi Belgi Alhuda / Hibrkraft
info gambar

Bagi mereka, konservasi dan reparasi buku bukan sekadar pekerjaan teknis. Ini adalah misi budaya, upaya melestarikan warisan, dan bentuk penghargaan pada penulis, pembaca, dan masa lalu.

Di dunia yang bergerak cepat dan serba digital, Hibrkraft adalah pengingat bahwa menjaga masa lalu sama pentingnya dengan menciptakan masa depan.

Dari lembar demi lembar, halaman demi halaman, mereka merawat kembali sebuah ingatan. Benang demi benang, sampul demi sampul mereka kembali mengikat sebuah cerita.

Dari Buku ke Piala: Mahasiswa KKN-T IPB University Hidupkan Literasi dan Anugerahkan Apresiasi di Nagrikaler!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.