Di Sulawesi Tenggara, ada sebuah cerita rakyat yang berkisah tentang legenda Indara Pitaraa dan Siraapare. Mereka merupakan anak kembar yang memiliki kesaktian sejak kecil.
Namun sayang mereka tumbuh menjadi anak nakal sewaktu kecil. Meskipun demikian seiring berjalannya waktu, mereka berubah dan tumbuh menjadi pemuda yang berguna.
Simak kisah lengkap dari cerita rakyat Sulawesi Tenggara tersebut dalam artikel berikut ini.
Legenda Indara Pitaraa dan Siraapare, Cerita Rakyat dari Sulawesi Tenggara
Dikutip dari buku Agnes Bemoe yang berjudul Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara, pada zaman dahulu ada sebuah desa kecil di daerah Sulawesi Tenggara. Di sana hiduplah sepasang anak kembar yang bernama Indara Pitaraa dan Siraapare.
Ketika lahir, kuda anak kembar ini membawa keris di tangan kanannya. Hal ini menunjukkan bahwa Indara Pitaraa dan Siraapare merupakan seorang yang sakti.
Namun sayang, keris sakti yang mereka miliki justru digunakan untuk perbuatan nakal ketika kecil. Bahkan kedua orang tua mereka sampai mengusir Indara Pitaraa dan Siraapare dari rumah akibat perbuatannya tersebut.
Awalnya mereka merasa senang-senang saja pergi dari rumah. Namun seiring berjalannya waktu, mereka merasa kelelahan dan merasa ingin kembali pulang.
Akhirnya Indara Pitaraa mengajak sang adik untuk kembali pulang dan meminta maaf kepada kedua orang tua mereka. Siraapare pun setuju dengan ajakan sang kakak kepada dirinya.
Di tengah perjalanan, kedua anak kembar ini memutuskan untuk tidur dan beristirahat terlebih dahulu. Sebelum tidur, Indara Pitaraa dan Siraapare saling mengikatkan diri dengan menggunakan seutas tali.
Ketika sedang tidur, tiba-tiba sebuah angin topan menghampiri mereka. Angin topan ini menerbangkan kedua saudara kembar tersebut dan membuat tali pengikatnya putus.
Akibatnya kedua saudara kembar ini diterbangkan ke dua daerah yang terpisah. Indara Pitaraa terlempar ke sebuah negeri asing tanpa tahu keadaan adiknya.
Ketika mendarat di negeri tersebut, Indara melihat sebuah rumah kosong. Dia pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah kosong tersebut.
Di dalam rumah tersebut ada sebuah gedang. Indara pun mencoba memukul gendang tersebut.
Tiba-tiba muncul seorang gadis cantik dari balik gendang tersebut. Dia berkata agar Indara tidak memukul gendang itu.
Sebab bunyi gendang itu bisa memancing burung garuda untuk memangsanya. Ternyata negeri itu tengah diteror oleh seekor garuda yang suka memangsa manusia.
Benar saja, burung garuda tersebut langsung muncul di hadapan Indara. Namun dirinya tidak bergeming sedikitpun melihat kehadiran burung garuda itu.
Indara langsung mengeluarkan keris sakti yang dia miliki. Dengan mudah burung garuda tersebut dikalahkan oleh Indara.
Akhirnya negeri tersebut bebas dari teror burung garuda. Ketika dewasa, Indara kemudian memutuskan untuk menikah dengan gadis yang muncul dari balik gendang tersebut.
Setelah menikah, Indara dan sang istri kemudian memutuskan untuk pergi mengembara. Di tengah perjalanan, mereka sampai di sebuah negeri yang dikuasai ular raksasa.
Indara dan sang istri melihat sebuah keluarga yang tengah bersedih. Ternyata anak gadis dari keluarga itu hendak dipersembahkan kepada ular raksasa.
Melihat hal ini, Indara kemudian berniat untuk membantu keluarga itu. Dia berkata bahwa keluarga tersebut tidak perlu mempersembahkan anak gadisnya.
Indara kemudian pergi seorang diri ke tempat persembahan. Di sana dia melihat ular raksasa yang tengah menunggu persembahannya.
Pertempuran antara Indara dan ular tersebut akhirnya pecah. Namun lagi-lagi dengan keris yang dia miliki, Indara berhasil mengalahkan ular tersebut dengan mudah.
Akhirnya penduduk setempat mengangkat Indara menjadi pemimpin mereka. Pada suatu hari, datang rombongan dari kerajaan lain yang hendak berkunjung ke negeri tersebut.
Ternyata raja dari kerajaan tersebut adalah Siraapare. Ternyata Siraapare juga diangkat menjadi raja di sana setelah berhasil memenangkan pertempuran.
Reuni antara kedua saudara kembar ini akhirnya terjadi. Indara Pitaraa dan Siraapare kemudian memutuskan kembali ke desa asal untuk meminta maaf kepada kedua orang tuanya serta menceritakan keberhasilan yang berhasil didapat berkat keris sakti yang mereka miliki.
Begitulah kisah legenda Indara Pitaraa dan Siraapare yang jadi salah satu cerita rakyat dari daerah Sulawesi Tenggara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News