mahasiswa kknt ipb hadirkan less burn incinerator di desa suniarsih - News | Good News From Indonesia 2025

Mahasiswa KKNT IPB Hadirkan Less Burn Incinerator di Desa Suniarsih

Mahasiswa KKNT IPB Hadirkan Less Burn Incinerator di Desa Suniarsih
images info

Setiap hari, kita menghasilkan sampah. Namun, di banyak desa di Indonesia, termasuk Desa Suniarsih, Kabupaten Tegal, pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar. Tanpa adanya layanan pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA), warga terpaksa membakar sampah di pekarangan rumah atau di lahan kosong.

Asap pekat kerap menyelimuti permukiman, menimbulkan bau tidak sedap, dan berpotensi mengganggu kesehatan.

Perangkat desa mengungkapkan bahwa di Desa Suniarsih sampah menjadi persoalan utama, di mana sampah masih dibakar di rumah masing-masing dan menimbulkan polusi

Masalah ini bukan hanya terjadi di Suniarsih. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, sekitar 40% desa di Indonesia belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang memadai. Keterbatasan akses ke fasilitas TPA, minimnya armada pengangkut, dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi faktor yang saling terkait.

Akibatnya, pembakaran sampah menjadi fenomena yang sulit dihindari. Meski dampaknya belum dirasakan langsung oleh warga, kebiasaan ini berpotensi menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari, terutama bagi anak-anak dan lansia yang rentan terhadap penyakit pernapasan.

LENSAWARNA: KKN-T IPB dan Stakeholder Desa Sawarna Bergerak Bersama untuk Wisata dan UMKM yang Lebih Berdaya

Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN-T IPB University Desa Suniarsih berkolaborasi dengan perangkat desa untuk mencari solusi yang praktis dan terjangkau. Hasil kerja sama ini melahirkan Less Burn Incinerator, sebuah alat pembakar sampah portabel yang mampu mengurangi polusi asap secara signifikan.

Kawan GNFI, inovasi ini memanfaatkan drum baja bekas yang dimodifikasi menjadi ruang pembakaran. Sampah dimasukkan ke dalam drum, kemudian dibakar dengan bantuan bahan kering seperti ranting.

Lubang ventilasi di bagian bawah memungkinkan udara masuk, mempercepat pembakaran, dan membuat suhu tetap stabil. Dengan pembakaran yang lebih panas, asap yang dihasilkan sangat minim, nyaris tanpa asap.

Foto: Uji coba Insenerator bersama warga | Dokumentasi Pribadi
info gambar

Uji coba perdana alat ini dilakukan pada Selasa (29/07/2025) siang waktu setempat dengan melibatkan perangkat desa, warga dan mahasiswa KKNT IPB Suniarsih.

Warga menyaksikan langsung proses pembakaran yang berlangsung cepat, dengan volume sampah berkurang dan hampir tidak ada asap pekat yang biasanya mengganggu pernapasan. 

Less Burn Incinerator memiliki sejumlah keunggulan. Alat ini murah karena memanfaatkan bahan bekas, mudah dibuat sendiri, tidak memerlukan listrik atau peralatan rumit, portabel sehingga bisa dipindahkan sesuai kebutuhan, dan ramah lingkungan karena meminimalkan emisi berbahaya.

Kehadirannya memberi manfaat langsung bagi masyarakat, mulai dari menghemat biaya dan tenaga untuk membuang sampah hingga mengurangi tumpukan sampah di halaman rumah.

Lebih dari itu, inovasi ini menumbuhkan kemandirian warga dalam mengelola sampah tanpa harus bergantung sepenuhnya pada pihak luar.

Program ini juga mendapat sambutan positif dari warga. Mereka menilai Less Burn Incinerator membantu mengurangi asap yang biasanya mengganggu aktivitas sehari-hari.

Mina Sayur, Inovasi Pertanian Terpadu KKN-T IPB University untuk Revitalisasi Wisata Sawah Lungguh Desa Bareng

Perangkat desa berharap dengan semakin banyaknya incinerator yang digunakan, tumpukan sampah di pekarangan rumah dapat berkurang secara signifikan, dan kualitas udara di lingkungan permukiman menjadi lebih baik.

Setelah program KKN berakhir, perangkat desa dan warga berencana melanjutkan penggunaan incinerator ini serta memperluas penerapannya ke setiap RT di Suniarsih.

Harapannya, alat ini dapat direplikasi di desa-desa lain yang memiliki tantangan serupa. Jika diadopsi secara luas, inovasi ini berpotensi mengurangi beban TPA, menekan polusi udara, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat di pedesaan Indonesia.

Dari sebuah drum baja bekas, semangat gotong royong, dan kreativitas mahasiswa, lahirlah solusi sederhana yang mampu mengubah wajah pengelolaan sampah di Desa Suniarsih.

Kawan GNFI, inilah bukti bahwa inovasi kecil mampu membawa dampak besar bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.