Desa Bareng, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, dikenal dengan potensi peternakan sapi perahnya yang melimpah. Namun, di balik potensi tersebut, desa ini juga memiliki kawasan wisata bernama Wisata Sawah Lungguh yang kini tengah dalam proses revitalisasi.
Melihat peluang tersebut, sekelompok mahasiswa KKN-T dari IPB University menghadirkan sebuah inovasi di bidang pertanian. Mereka menggagas dan mengimplementasikan program unggulan berupa Mina Sayur untuk mendukung upaya membangkitkan kembali potensi wisata edukatif berbasis pertanian.
Apa Itu Program Mina Sayur?
Mina Sayur merupakan sistem pertanian terpadu yang menggabungkan budidaya ikan (mina) dan sayuran dalam satu lahan yang saling bersinergi. Sistem ini bersifat ramah lingkungan karena mampu mengoptimalkan penggunaan pakan ikan yang masih tersisa dan air di kolam sebagai sumber nutrisi tanaman.
Selain itu, sistem juga mampu mengefisiensikan penggunaan lahan yang tersedia. Melalui pendekatan pertanian berkelanjutan, program ini didesain tidak hanya sebagai kegiatan produktif, tetapi juga memiliki nilai edukatif dan estetika.
Mahasiswa KKN-T IPB Ajak Ibu Cerdas Tingkatkan Kesadaran Limbah B3 dan Pengenalan Budidaya Maggot BSF
Salah satu tujuannya adalah menghidupkan kembali kawasan Wisata Sawah Lungguh sebagai tempat wisata edukasi berbasis pertanian terpadu yang inklusif bagi warga desa maupun pengunjung dari luar.
Implementasi Mina Sayur
Tahapan pelaksanaan pembuatan Mina Sayur dimulai dari pemilihan lokasi yang strategis, persiapan lahan, hingga pembuatan kolam sederhana dan instalasi berupa bedengan untuk tanaman.
Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan nila merah, sedangkan jenis sayuran yang ditanam meliputi cabai dan brokoli. Selanjutnya, dilakukan penanaman bibit cabai dan brokoli pada bedengan bersama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan beberapa petani Desa Bareng.
Beberapa waktu setelahnya juga dilaksanakan edukasi mengenai cara perawatan dan pengelolaan sistem Mina Sayur.
Dengan demikian, program ini tidak hanya berhenti di masa KKN, tetapi dapat diteruskan masyarakat, utamanya oleh kelompok wanita tani (KWT) Desa Bareng secara mandiri.
Kehadiran Mina Sayur berhasil menarik respon positif dari perangkat desa dan warga sekitar, terutama karena pendekatan inovatifnya yang belum banyak dikenal di daerah tersebut.
“Semoga tanaman dapat tumbuh subur sehingga mampu mengembangkan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Sawah Lungguh. Kami ucapkan terima kasih kepada adik-adik mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang saat ini telah membuat mina sayur, ” Ungkap Yahudi, Kepala Desa Bareng.
Selain Mina Sayur, kelompok mahasiswa KKN-T IPB University juga melakukan pembuatan papan informasi mengenai sejumlah tanaman yang ditanam di lahan Wisata Sawah Lungguh yang ditujukan untuk memberikan edukasi kepada pengunjung serta memperkuat fungsi kawasan sebagai wisata edukatif.
Papan informasi ini memuat nama ilmiah, manfaat, serta fakta menarik dari tanaman. Dengan demikian, pengunjung nantinya dapat memperoleh pengetahuan dasar mengenai pertanian secara langsung.
Inisiatif tersebut sejalan dengan tujuan utama revitalisasi Wisata Sawah Lungguh, menjadikannya sebagai ruang edukatif dan rekreatif yang menyenangkan, informatif, dan berorientasi pada pelestarian potensi lokal.
Mahasiswa KKN IPB University Kenalkan Pariwisata di Sukabumi lewat Kampanye Media Sosial
Melalui kolaborasi antara kelompok mahasiswa KKN-T IPB University, perangkat desa, dan masyarakat sekitar, program Mina Sayur diharapkan dapat berkembang bukan sekadar sebagai hasil inisiatif jangka pendek. Namun, sebagai implementasi nyata dari perkembangan desa yang mampu beradaptasi dengan perkembangan masa kini dan memanfaatkan potensi lokal.
Inovasi-inovasi yang dibawakan oleh kelompok mahasiswa mampu memberikan dampak positif dan dukungan nyata dalam upaya mewujudkan Desa Bareng sebagai desa yang mandiri dan berdaya saing.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News