pelatihan produk kreatif ramah lingkungan lilin aromaterapi dari minyak jelantah - News | Good News From Indonesia 2025

Pelatihan Produk Kreatif Ramah Lingkungan: Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah

Pelatihan Produk Kreatif Ramah Lingkungan: Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah
images info

Sebagai upaya mendorong pengelolaan limbah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomi dan ramah lingkungan, tim KKN PPM UGM SEMARAK TOBADAK 2025 menyelenggarakan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. 

Aktivitas ini dilaksanakan pada Kamis, 17 Juli 2025, bertempat di Balai Desa Mahahe, dengan melibatkan ibu rumah tangga dan remaja desa sebagai peserta utama.

Minyak jelantah, yang umumnya dibuang karena dianggap limbah, dapat dimanfaatkan kembali menjadi lilin aromaterapi yang memiliki nilai jual. Padahal, pembuangan minyak jelantah ke saluran air atau tanah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, merusak ekosistem perairan, serta menurunkan kualitas tanah.

Melalui kegiatan tersebut, masyarakat diajak untuk melihat limbah bukan hanya sebagai sesuatu yang harus dibuang, tetapi sebagai sumber daya yang bisa diolah menjadi produk kreatif dan bermanfaat.

Pohpasari: Inovasi Sabun Organik Mahasiswa KKNT IPB Tamansari Dalam Mengolah Limbah Daun Pohpohan

Konsep itu sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular yang mendorong penggunaan kembali sumber daya secara berulang untuk mengurangi sampah.

Kegiatan pelatihan diawali dengan pemaparan materi mengenai dampak negatif pembuangan minyak jelantah terhadap lingkungan, disertai data sederhana yang mudah dipahami.

Tim KKN menjelaskan bahwa daur ulang minyak menjadi lilin aromaterapi tidak hanya mudah dilakukan. Namun, juga menghasilkan produk fungsional yang dapat digunakan di rumah ataupun dipasarkan sebagai produk UMKM.

Setelah sesi pengenalan, peserta diajak untuk mengikuti demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi secara langsung. Proses dimulai dari penyaringan minyak jelantah menggunakan karbon aktif untuk menghilangkan bau dan sisa kotoran. Kemudian dilanjutkan dengan pencampuran lilin parafin, pewarna, dan aroma pilihan seperti lavender, vanila, atau serai.

Peserta juga diperkenalkan teknik pencetakan dan dekorasi sederhana agar produk yang dihasilkan tampak menarik. Seluruh proses menggunakan peralatan rumah tangga, sehingga mudah diaplikasikan kembali tanpa memerlukan modal besar.

Antusiasme peserta terlihat sejak awal. Banyak yang aktif bertanya mengenai tips penyaringan minyak agar hasilnya jernih, takaran aroma yang tepat, hingga cara menghitung harga jual yang menguntungkan.

Biobriket Solusi Petani, Mahasiswa KKNT IPB University Ubah Limbah Padi Jadi Tambang Rupiah

Beberapa peserta bahkan langsung mencoba bereksperimen dengan kombinasi warna dan aroma untuk menghasilkan lilin yang unik. Dalam sesi diskusi, muncul ide-ide kreatif seperti menjual lilin sebagai suvenir pernikahan, hampers lebaran, atau produk khas desa untuk dijual di pasar lokal dan media sosial.

Tim KKN menekankan bahwa keberhasilan kegiatan ini tidak hanya diukur dari jumlah lilin yang berhasil dibuat, tetapi juga dari tumbuhnya kesadaran dan keterampilan baru di masyarakat.

Pelatihan ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi warga untuk melihat peluang usaha berbasis pengelolaan limbah.

Sebagai tindak lanjut, peserta dianjurkan untuk mencoba kembali proses pembuatan lilin di rumah menggunakan minyak jelantah yang tersedia.

Tim KKN membagikan panduan langkah demi langkah dalam bentuk selebaran bergambar agar proses dapat diulang secara mandiri. Sisa bahan pelatihan yang masih tersedia diserahkan kepada perwakilan ibu PKK untuk digunakan sebagai bahan percobaan lanjutan.

Diharapkan, peserta dapat membagikan pengetahuan yang diperoleh kepada tetangga atau anggota keluarga lainnya, sehingga keterampilan ini menyebar secara organik di lingkungan sekitar.

Workshop Kerajinan 3D dari Limbah Kulit Kerang: KKN-PMD UNRAM Dorong Kreativitas dan Deep Learning di Sekolah Dasar

Jika minat warga terus meningkat, kegiatan serupa dapat dikembangkan menjadi pelatihan lanjutan oleh kader desa atau dimasukkan ke dalam agenda PKK bulanan.

Lebih dari itu, kegiatan ini juga menjadi contoh nyata bahwa inovasi sederhana dapat membawa dampak ganda: mengurangi limbah dan memberikan peluang pendapatan tambahan.

Dengan dukungan berkelanjutan dari pemerintah desa dan semangat wirausaha masyarakat, Desa Mahahe berpotensi menjadi pelopor pengelolaan limbah rumah tangga kreatif di Kecamatan Tobadak, sekaligus berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ST
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.