pohpasari inovasi mahasiswa kknt ipb dalam mengolah limbah daun pohpohan menjadi peluang ekonomi baru - News | Good News From Indonesia 2025

Pohpasari: Inovasi Sabun Organik Mahasiswa KKNT IPB Tamansari Dalam Mengolah Limbah Daun Pohpohan

Pohpasari: Inovasi Sabun Organik Mahasiswa KKNT IPB Tamansari Dalam Mengolah Limbah Daun Pohpohan
images info

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IPB University Desa Tamansari resmi meluncurkan Sabun Pohpasari, sabun organik berbahan dasar limbah daun pohpohan (Pilea trinervia). Acara yang digelar di Leweung Bobojong ini menjadi wujud nyata pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat dan lingkungan, sekaligus langkah awal pemanfaatan potensi lokal yang selama ini belum tergarap optimal.

Peluncuran dimulai dengan sambutan dari Koordinator Desa KKNT IPB, perwakilan Leweung Bobojong, dan Ketua RW 08. Kehadiran tokoh masyarakat dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) memperkuat kolaborasi antara mahasiswa dan warga dalam mengembangkan inovasi desa berbasis sumber daya alam, khususnya daun pohpohan.

Rizal, penanggung jawab produksi Sabun Pohpasari, menjelaskan bahwa daun pohpohan selama ini lebih dikenal sebagai lalapan. Namun, bagian daun yang tidak lolos sortir pasar seperti daun layu atau tidak mulussering terbuang percuma.

Padahal, penelitian Violeta dan Kumala (2019) menunjukkan bahwa daun pohpohan mengandung flavonoid, tanin, dan minyak atsiri yang memiliki sifat antiseptik dan antioksidan alami. “Dari situlah ide Sabun Pohpasari muncul, memanfaatkan limbah menjadi produk bernilai,” ujarnya.

Produk ini tidak hanya hadir sebagai solusi pengolahan limbah, tetapi juga membuka peluang usaha mikro bagi masyarakat desa. Limbah pertanian yang semula tidak bernilai kini diolah menjadi produk higienis dengan nilai jual yang menjanji.

Melalui pelatihan yang diberikan dalam rangkaian acara peluncuran, warga diperkenalkan pada proses produksi sabun herbal secara menyeluruh. Tahapan dimulai dari pengolahan bahan baku, formulasi, pencetakan, hingga pengemasan produk.

Tidak hanya itu, tim KKNT turut memberikan materi tentang strategi branding dan pemasaran, sehingga warga memiliki bekal untuk memasarkan produk secara mandiri dan berkelanjutan.

Acara ini juga menghadirkan sesi demonstrasi langsung pembuatan sabun, di mana warga dapat melihat dan mempraktikkan prosesnya. Rangkaian kegiatan semakin menarik dengan adanya praktik mencuci tangan menggunakan Sabun Pohpasari yang disandingkan dengan sabun komersial.

Uji coba ini menunjukkan kualitas Sabun Pohpasari yang tidak kalah dari produk yang sudah banyak dipasaran , bahkan dinilai lebih ramah lingkungan.

Interaksi semakin hidup ketika sesi kuis interaktif dimulai. Warga yang berhasil menjawab pertanyaan seputar materi pelatihan berkesempatan membawa hadiah sabun.

Antusiasme ini menjadi bukti bahwa peluncuran Sabun Pohpasari tidak hanya memperkenalkan produk, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah dan peluang ekonomi lokal.

Caption : Produk sabun Pohpasari Sumber Priibadi
info gambar

Sabun Pohpasari mengusung slogan “Sabun Alami dari Hati Desa Tamansari”, yang mencerminkan komitmen untuk menghasilkan produk yang alami, bermanfaat, dan lahir dari potensi desa sendiri. Perwakilan Pokdarwis Leweung Bobojong, Kang Uri, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini.

“Sabun Pohpasari bukan sekadar sabun, tetapi simbol cinta pada alam dan hasil pemikiran kreatif dari kearifan lokal. Semoga bisa menjadi produk kebanggaan Desa Tamansari,” ungkapnya.

Peluncuran ini diharapkan menjadi titik awal pengembangan Sabun Pohpasari sebagai ikon oleh-oleh khas Leweung Bobojong. Produk ini memiliki potensi untuk menarik minat wisatawan yang berkunjung, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Dengan pendampingan berkelanjutan dari berbagai pihak, Sabun Pohpasari dapat berkembang menjadi usaha mikro yang mandiri dan berdaya saing tinggi di pasar produk herbal.

Lebih dari sekadar inovasi, Sabun Pohpasari adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari ide sederhana yang berakar pada potensi lokal. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, masyarakat dapat menciptakan produk bernilai ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Peluncuran Sabun Pohpasari membuktikan bahwa inovasi dapat tumbuh dari desa, oleh desa, dan untuk desa. Kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan mitra lokal menjadi kunci keberhasilan program ini. Ke depan, semangat tersebut diharapkan terus terjaga, sehingga Desa Tamansari semakin dikenal sebagai pusat kreativitas dan pelestarian alam.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.