Tahukah Kawan dalam budaya Jawa ternyata terdapat sebuah mitos yang berkaitan dengan memelihara kucing berdasarkan panjang ekornya, baik itu ekor bundel atau pendek maupun panjang? Ternyata panjang dari ekor kucing dipercaya akan memiliki pengaruh pada pemiliknya.
Seperti yang Kawan ketahui, kucing biasanya memiliki panjang ekor yang berbeda. Ada kucing yang memiliki ekor pendek. Sebaliknya ada juga kucing yang memiliki ekor panjang.
Mitos terkait memelihara kucing yang memiliki ekor panjang maupun bundel ini tercantum dalam sebuah naskah kuno budaya Jawa. Naskah kuno tersebut bernama Serat Ngalamatin Kucing.
Dalam serat tersebut dijelaskan hal-hal yang mungkin akan terjadi kepada para pemilik yang memelihara kucing dengan ekor pendek maupun panjang. Lantas apa saja dampak yang bisa didapatkan ketika memelihara kucing tersebut berdasarkan mitosnya?
Fungsi Ekor Kucing
Ekor menjadi salah satu bagian tubuh yang sangat penting bagi seekor kucing. Bagian ekor ini bisa berpengaruh dalam aktivitas kucing sehari-harinya.
Dikutip dari buku Muhammad A. Suwed dan Rodame M. Napitupulu yang berjudul Panduan Lengkap Kucing, ekor kucing memiliki beberapa fungsi. Pertama, ekor kucing bisa menjadi alat komunikasi dari hewan peliharaan tersebut.
Gerakan dari ekor kucing bisa menjadi pertanda emosi yang tengah dia rasakan. Selain itu, gerakan pada ekor juga menjadi tanda apa yang diberikan oleh kucing tersebut.
Misalnya ketika kucing sedang marah atau terancam, maka dia akan mengangkat ekornya tinggi. Jika merasa aman, maka ekor kucing akan seperti biasanya saja.
Selain itu, bagian ekor juga berfungsi sebagai alat penyeimbang bagi kucing. Hewan yang satu ini biasanya bisa berpindah tempat dari mana saja.
Dengan adanya ekor ini, kucing bisa menjaga keseimbangannya ketika berpindah tempat. Oleh sebab itu tidak jarang Kawan tentu pernah melihat kucing dengan begitu mudahnya melompat dari dua tempat meskipun memiliki ketinggian yang berbeda.
Fungsi terakhir dari ekor kucing adalah menjadi alat peraba. Kucing sering kali menyentuh benda-benda sekitar dengan ekornya.
Hal ini dilakukan kucing untuk memahami lingkungan sekitarnya. Makanya ketika seseorang menarik ekor kucing, maka dia akan langsung bergerak agresif karena menjadi salah satu bagian yang sensitif pada hewan peliharaan tersebut.
Mengapa Kucing Bisa Memiliki Ekor Pendek dan Panjang?
Lalu mengapa ada kucing yang memiliki ekor yang pendek maupun panjang? Ternyata hal ini sangat berpengaruh dari kedua orang tua kucing tersebut dulunya.
Dikutip dari laman Kompas, panjang dan pendek ekor kucing dipengaruhi oleh faktor genetik yang dia miliki. Biasanya bentuk tubuh dari induknya secara tidak langsung akan diturunkan pada anaknya.
Selain itu, perkawinan silang antara jenis kucing juga berpengaruh kepada panjang dan pendek ekornya. Dulunya kucing diketahui lebih banyak yang memiliki ekor panjang.
Namun seiring berjalannya waktu, ekor kucing mulai memiliki panjang yang bervariasi akibat adanya perkawinan silang tersebut.
Mitos tentang Memelihara Kucing Ekor Bundel dan Panjang dalam Budaya Jawa
Dalam budaya Jawa, panjang yang dimiliki oleh seekor kucing ternyata tidak sebatas hanya pada bentuk fisik saja. Panjang ekor yang dimiliki oleh seekor kucing ternyata dipercaya bisa berpengaruh kepada pemiliknya.
Dilansir dari artikel Mirya A, "Serat Ngalamating Kucing, Mitos Kucing dalam Budaya Jawa" yang terbit di Jurnal NUSA, dalam Serat Ngalamating Kucing disebutkan bahwa pemilik yang memelihara kucing dengan ekor panjang dan pendek bisa memiliki nasib yang berbeda. Umumnya kucing yang memiliki ekor panjang dianggap bisa mendatangkan nasib buruk bagi pemiliknya.
Sebaliknya, mitos memelihara kucing dengan ekor bundel atau pendek justru bisa memberikan keberuntungan bagi pemiliknya. Bahkan beberapa jenis kucing yang dianggap akan mendatangkan kesialan bagi pemiliknya, seperti baya ngacar, kala ngumbara, dan lainnya tetap boleh dipelihara asal memiliki ekor bundel atau pendek.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News