Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat membutuhkan pesawat untuk menghubungkan pulau-pulau, mengangkut barang dan mendukung sektor pariwisata. Namun, di sekolah dasar, materi tentang cara kerja pesawat seperti gaya angkat, tekanan udara, dan bagian-bagiannya masih jarang diajarkan.
Padahal, mengenal dasar-dasar penerbangan sejak dini bisa menumbuhkan minat di bidang sains dan matematika, melatih cara berpikir kritis, serta menginspirasi anak-anak untuk berinovasi.
Untuk menjawab kebutuhan itu, tim mahasiswa KKN PPM UGM 2025 mengadakan program edukasi aeronautika dasar di SD Kecil Saludalang pada 16 Juli 2025, dengan metode pembelajaran teori interaktif dan praktik merakit pesawat mainan.
Pembukaan sesi edukasi dimulai dengan pemaparan cara kerja pesawat yang mengusung konsep gaya angkat dan tekanan udara. Melalui ilustrasi sederhana, seperti baling-baling yang berputar cepat dan potongan model sayap, siswa diperkenalkan pada hukum aerodinamika dasar berua bagaimana perbedaan tekanan di atas dan di bawah sayap memungkinkan sebuah benda untuk lepas landas.
Selain itu, materi diarahkan untuk menunjukkan hubungan praktis antara bentuk sayap dengan kecepatan dan kestabilan terbang, sehingga peserta dapat memahami peran setiap komponen pesawat dalam menjaga keseimbangan dan arah penerbangan.
“Tujuan kegiatan ini adalah menumbuhkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian bereksperimen,” kata koordinator program. “Kami ingin anak-anak melihat sains bukan sekadar pelajaran di buku, melainkan alat untuk memahami fenomena di sekitar mereka dan menciptakan sesuatu.
Dengan merakit, menguji, lalu memperbaiki model pesawat, mereka belajar langkah-langkah berpikir ilmiah, membuat dugaan, mengamati hasil, menarik kesimpulan, dan mencoba lagi ketika eksperimen tidak berhasil.
Selain aspek teknis, kegiatan ini juga melatih kerja sama, komunikasi, dan ketekunan; anak-anak belajar berbagi ide, membantu teman, dan menyelesaikan masalah bersama. Saat mereka menyaksikan sendiri karya mereka terbang, muncul rasa bangga dan keinginan untuk terus belajar, itu yang menurut kami paling berharga dari seluruh kegiatan ini.”
Setelah dasar aerodinamika tergambarkan jelas, rangkaian materi berlanjut pada klasifikasi jenis pesawat. Siswa diajak membedakan fungsi pesawat komersial yang mengangkut penumpang, pesawat kargo yang membawa muatan berat, hingga pesawat militer dan penelitian.
Pendekatan visual menggunakan gambar dan miniatur memperkuat pemahaman, sehingga anak-anak mampu mengidentifikasi perbedaan bentuk dan ukuran berdasarkan tujuan penggunaan.
Di samping itu, siswa diberikan gambaran tentang profesi di industri penerbangan mulai pilot, teknisi pemeliharaan, hingga insinyur desain menumbuhkan kesadaran bahwa dunia kedirgantaraan menawarkan beragam jalur karir yang menjanjikan.
Puncak acara adalah sesi praktik merakit pesawat mainan. Setiap peserta menerima paket rakitan berisi potongan sayap, badan, dan ekor pesawat dari polyfoam, lem khusus, serta perlengkapan pewarna.
Dengan bimbingan mahasiswa, siswa memasang komponen secara bertahap: menyematkan sayap pada badan utama, menempatkan ekor untuk kestabilan arah, dan menghias bodi sesuai imajinasi mereka. Aktivitas hands on ini memperkuat pemahaman karena anak-anak langsung menerapkan prinsip aerodinamika yang baru mereka pelajari.
Lapangan sekolah seketika berubah menjadi landasan pacu sementara; tawa, sorak, dan antusiasme mengisi udara saat model-model pesawat diluncurkan.
Momen ini bukan sekadar hiburan, melainkan bukti bahwa metode pembelajaran yang menggabungkan penjelasan, visualisasi, dan praktik mampu membangun keterampilan motorik halus, kolaborasi, dan kemampuan memecahkan masalah pada anak usia dini.
Kegiatan diselenggarakan dengan memperhatikan aspek keselamatan dan inklusivitas; seluruh bahan yang digunakan aman bagi anak-anak dan pendamping selalu mengawasi penggunaan alat.
Selama sesi, tim mencatat banyak pertanyaan kreatif dari siswa yang menunjukkan ketertarikan mendalam, seperti ingin tahu perbedaan bentuk sayap dan cara membuat model terbang lebih stabil.
Orang tua yang hadir menyampaikan apresiasi karena anak-anak pulang dengan pengalaman konkret dan cerita yang menggugah minat belajar.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News