membangun literasi dari desa mahasiswa kkn ppm ugm hadirkan pojok baca kreatif di palongaan mamuju tengah sulawesi barat - News | Good News From Indonesia 2025

Bangun Literasi dari Desa: Mahasiswa KKN-PPM UGM Hadirkan Pojok Baca Kreatif di Palongaan, Sulbar

Bangun Literasi dari Desa: Mahasiswa KKN-PPM UGM Hadirkan Pojok Baca Kreatif di Palongaan, Sulbar
images info

Literasi adalah salah satu fondasi utama pembangunan manusia. Akses terhadap bacaan, terutama bagi anak-anak dan pelajar, menjadi kunci untuk membuka cakrawala berpikir, memperluas pengetahuan, dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang kritis.

Berangkat dari kesadaran ini, Divha Hasita seorang mahasiswa dari Jurusan Sejarah, UGM angkatan 2022, yang sedang melaksanakan KKN di Desa Palongaan, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, menginisiasi sebuah program kerja bertajuk MenghiasPojok Baca.

Program ini merupakan bagian dari kontribusi nyata mahasiswa dalam menjawab persoalan terbatasnya akses literasi dan ruang baca yang nyaman di desa.

Selama masa KKN, Divha bersama teman-teman berhasil mendirikan dan menghias dua pojok baca di lokasi strategis, yakni di depan Balai Desa Palongaan dan di perpustakaan UPTD SD Negeri Kecil Saludalang.

Pojok baca pertama dibangun di area depan Balai Desa Palongaan, memanfaatkan sebuah pohon Ketapang besar yang menjadi peneduh alami kawasan tersebut. Mengusung konsep “Rumah Burung”, rak buku ditempatkan menyatu dengan batang pohon.

Mengenal Lebih Dekat Ibu Kota Mamuju, Sulbar

Dengan perpaduan unsur alam dan estetika sederhana, pojok baca ini diharapkan menjadi ruang terbuka yang nyaman dan menarik bagi siapa pun yang ingin membaca, sekaligus menjadi pemantik hadirnya budaya literasi di ruang publik desa.

Buku-buku yang disumbangkan, merupakan hasil kolaborasi bersama penerbit Deepublish Store. 

Lokasi kedua adalah di UPTD SD Negeri Kecil Saludalang, sekolah dasar yang berada di wilayah terpencil dan selama ini belum memiliki fasilitas perpustakaan. Setelah berdialog dengan pihak sekolah dan melihat kebutuhan yang mendesak, Divha bersama teman-teman KKN memutuskan untuk menghadirkan sebuah pojok baca permanen di sekolah tersebut.

Dokumentasi Pribadi
info gambar

Pojok baca ini tidak hanya menjadi tempat anak-anak membaca, tetapi juga berfungsi sebagai perpustakaan mereka. Rak buku, koleksi bacaan anak, serta hiasan-hiasan sederhana turut disiapkan agar siswa-siswi merasa nyaman dan tertarik untuk membaca setiap hari.

Kehadiran pojok baca ini disambut hangat oleh para guru, yang merasa sangat terbantu dengan adanya fasilitas ini, terutama dalam mendukung proses belajar dan kebiasaan membaca siswa di luar jam pelajaran.

“Boro-boro perpustakaan, mereka biasanya cuma bisa belajar di kelas, itu saja buku paket tidak bisa dibawa pulang karena hanya ada satu pegangan guru,” ungkap salah satu guru di SD Saludalang.

Mempelajari Bahasa Sehari-hari di Mamuju Sulawesi Barat

Akses terhadap buku tidak boleh menjadi hak istimewa yang hanya dinikmati oleh mereka yang berada di kota.

Melalui program Menghias Pojok Baca ini, Divha ingin menegaskan bahwa setiap anak, di mana pun mereka tinggal, berhak untuk bermimpi besar, dan membaca adalah langkah awal menuju mimpi itu.

Program ini mendapatkan dukungan penuh dari aparat desa, guru, serta warga setempat. Ke depan, pojok baca ini diharapkan dapat terus dirawat, dikembangkan, dan bahkan ditiru di desa-desa lain di Kecamatan Tobadak.

Lebih dari sekadar menghadirkan fasilitas fisik, program Menghias Pojok Baca juga membawa semangat kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat. Dalam proses pengerjaannya, Divha dan tim KKN-PPM UGM melibatkan perangkat desa dan guru setempat untuk bersama-sama merancang, mengecat, dan menyusun pojok baca tersebut.

Melalui pendekatan ini, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga turut memiliki rasa kepemilikan terhadap fasilitas yang dibangun.

Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan perawatan pojok baca setelah masa KKN berakhir.

Pojok Baca Kreatif ini menjadi simbol bahwa perubahan tidak selalu harus dimulai dari kota besar atau melalui proyek-proyek berskala besar. Justru dari desa yang terpencil, dengan semangat gotong royong dan kepedulian, muncul inisiatif kecil yang memberi dampak besar bagi masa depan generasi muda.

Apa yang dilakukan Divha menjadi cermin bahwa mahasiswa dapat berperan aktif sebagai agen perubahan sosial, yang turun langsung ke masyarakat dan menggagas solusi nyata atas persoalan yang ada.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ST
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.