Kue bhoimemiliki sejarah kebudayaan yang panjang di Aceh. Kue ini dulunya menjadi seserahan yang diberikan mempelai pria kepada mempelai wanita.
Kue ini kemudian menjadi bagian dari interaksi sosial masyarakat Aceh. Bhoi menjadi pilihan sebagai buah tangan atau suguhan dalam berbagai acara.
Apa yang membuat kue ini istimewa adalah tekstur yang ditawarkan. Bagian luar kue bhoiterasa garing sementara bagian dalam bertekstur lembut. Tekstur tersebut membuat bhoi memberikan pengalaman yang kaya rasa.
Pilihan Olahan Daun Kelor untuk Kesehatan: Bisa Jadi Minuman Saat Sahur dan Buka Puasa
Kue bhoi pun terus beradaptasi. Tiga mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) membuat bhoi menggunakan bahan-bahan lain dengan tetap mempertahankan cita rasa autentik, yaitu rasa manis.
Kue bhoitradisional berbahan dasar tepung terigu, gula pasir, telur, dan vanili. Bahan-bahan ini kemudian dimodifikasi oleh mahasiswa USK dan memperkaya kandungan dengan bahan-bahan lokal bernutrisi tinggi, seperti tepung biji pepaya, tepung daun kelor, dan gula aren.
Inovasi mereka dinamai Bhoi Morica ‘an Innovative Nutritious Traditional Cake as a Natural Anthelmintic and Stunting Prevention Solution for Toddlers and Expecting Mothers’.
The Miracle Tree, Cek Kandungan Gizi Daun Kelor yang Disebut Jadi Opsi Pengganti Susu
Lebih dari sekadar camilan, Bhoi Morica menjadi salah satu alternatif untuk dua masalah kesehatan yang masih menghantui Indonesia, yakni stunting dan cacingan.
Sebagaimana yang diketahui, prevalensi stunting di Indonesia masih jauh dari target yang ditetapkan, yakni 14%. Data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap, pada 2024 jumlah stunting di Indonesia pada 2022 mencapai 21,6%; 2023 di angka 21,5%; dan mengalami penuruan yang cukup signifikan pada 2024 dengan prevalensi 19,8%.
Angka tersebut menunjukkan tren positif walaupun angkanya masih jauh dari target 14%.
Infeksi cacing parasit juga masih menjadi ancaman anak-anak Indonesia. Apalagi, jenis penyakit cacing di Indonesia cukup beragam. Pada 2021, sebanyak 26 kab/kota memiliki prevalensi cacingan di atas 10%. Kedua penyakit ini, juga tercatat menjadi ancaman global.
Bukan Cuma Enak Disayur, Daun Kelor Bisa Jadi Obat Alzheimer
Bagaimana Bhoi Morica Mengatasi Stunting dan Cacingan?
Bhoi Morica dirancang untuk mengatasi masalah ini melalui kombinasi bahan aktif yang dikombinasikan secara sinergis, yakni tepung biji pepaya, tepung daun kelor, dan gula aren.
Daun kelor yang dikenal sebagai superfood. Mengandung zat besi, kalsium, vitamin A, dan antioksidan, daun kelor penting untuk mencegah anemia dan meningkatkan sistem imun, terutama pada ibu hamil dan balita.
Daun ini kemudian diolah untuk menjadi produk yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, yakni tepung. Banyaknya olahan makanan Indonesia yang menggunakan tepung membuat inovasi tepung daun kelor berpotensi besar sering dikonsumsi.
Selain daun kelor. Bhoi Morica juga memanfaatkan tepung biji pepaya. Biji pepaya mengandung senyawa antibakteri dan anthelmintik, seperti benzyl isothiocyanate (BITC) dan carpaine yang efektif melawan parasit usus.
Kopi dari Biji Pepaya, Ide Baru Konsumsi Pepaya yang Kaya Akan Manfaat
Kemudian, gula aren sebagai pemanis alami tidak hanya memberikan rasa manis pada kue, tetapi juga menyediakan mikronutrien penting, seperti magnesium dan kalium.
Kue ini mempertahankan kandungan gizi dasar dari bhoi tradisional Aceh yang mengandung protein (0,96%) dan karbohidrat (69,97%) sebagai sumber energi.
Yang membedakan adalah penambahan bahan-bahan fungsional yang membuat Bhoi Morica tidak hanya mengatasi defisiensi gizi, tetapi juga mencegah infeksi cacing yang sering kali memperburuk penyerapan nutrisi.
Pendekatan holistik inilah yang membuat inovasi ini unik dan efektif sebagai solusi gizi berbasis pangan lokal.
Roti Ganjel Rel, Makanan Khas Semarang Hasil Modifikasi Kue Belanda
Pengembangan Kue Solusi Stunting Mencapai Prestasi di Panggung Global
Inovasi Bhoi Morica bermula dari pemikiran tiga mahasiswa USK yang peduli terhadap masalah kesehatan masyarakat. Ketiganya adalah Nelli Desianti dari prodi Pendidikan Ekonomi FKIP, Sarah Salsabil dari prodi Biologi FMIPA, dan Putri Salsabila Rinaldi dari prodi Statistika FMIPA.
Ketiga mahasiswa itu berkolaborasi menggabungkan keahlian masing-masing untuk menciptakan solusi nyata. Mereka melakukan serangkaian riset mendalam mulai dari eksplorasi bahan-bahan lokal, uji kandungan gizi, hingga penyempurnaan resep.
Proses pengembangan Bhoi Morica tidak hanya berfokus pada aspek kesehatan, tetapi juga pemberdayaan masyarakat. Tim ini melibatkan ibu-ibu lokal dalam produksi, memberikan pelatihan pengolahan bahan, hingga pengemasan produk.
Pendekatan ini sejalan dengan prinsip pemberdayaan berkelanjutan yang mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), diantaranya poin tanpa kelaparan, kehidupan sehat, kesetaraan gender, dan konsumsi bertanggung jawab.
Roti Buaya, Memori Peradaban Masyarakat Sungai dalam Kebudayaan Betawi
Keunikan dan manfaat Bhoi Morica akhirnya membawa tim ini ke kompetisi internasional. Pada Korea International Women's Invention Exposition (KIWIE) 2025 yang diikuti 445 penemuan dari Korea dan 312 inovasi dari 16 negara, Bhoi Morica berhasil menyabet tiga penghargaan sekaligus: Silver Medal, Special Award, dan Special Prize. Prestasi ini tidak hanya membanggakan, tetapi juga membuktikan bahwa solusi lokal berbasis sains memiliki daya saing global.
Keberhasilan Bhoi Morica membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Produk ini berpotensi untuk diproduksi secara massal melalui kerja sama dengan pemerintah dan LSM terkait, terutama di daerah dengan prevalensi stunting dan infeksi cacing parasit yang tinggi.
Nilai plus yang membuat Bhoi Morica unggul terletak pada kemampuannya menyelesaikan dua masalah sekaligus—gizi buruk dan infeksi cacing—dengan pendekatan yang terjangkau dan berkelanjutan.
Yang tak kalah penting, inovasi ini memperkuat ketahanan pangan lokal dengan memanfaatkan sumber daya alam Aceh.
Bhoi, Bolu Tradisional Khas Aceh yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Lalu
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News