apresiasi literasi di desa sukamekarsari dongeng wayang dan imajinasi anak yang menghidupkan buku - News | Good News From Indonesia 2025

Apresiasi Literasi di Desa Sukamekarsari: Dongeng, Wayang, dan Imajinasi Anak yang Hidupkan Buku

Apresiasi Literasi di Desa Sukamekarsari: Dongeng, Wayang, dan Imajinasi Anak yang Hidupkan Buku
images info

Desa Sukamekarsari menjadi saksi semangat literasi anak-anak sekolah dasar dalam gelaran Apresiasi Literasi Tingkat SD yang dilaksanakan pada Sabtu, 2 Agustus 2025.

Bertempat di Balai Desa Sukamekarsari, kegiatan ini digelar untuk mendorong tumbuhnya minat baca dan daya imajinasi anak-anak sejak dini.

Acara tersebut merupakan hasil kolaborasi antara masyarakat desa dan Kelompok KKM 04 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), dengan konsep unik dan menarik: anak-anak membacakan dan menyampaikan kembali isi buku yang telah mereka baca dalam bentuk dongeng.

Menariknya, mereka juga didampingi dengan properti wayang karakter, menciptakan sebuah pertunjukan mini yang penuh warna dan imajinasi.

Dongeng sebagai Jembatan Imajinasi dan Literasi

Berbeda dari lomba membaca konvensional, kegiatan ini mengajak para peserta untuk tidak hanya memahami isi bacaan, tetapi juga mengekspresikannya melalui intonasi suara, gerak tubuh, serta ekspresi wajah.

Beberapa peserta bahkan menambahkan improvisasi dialog yang membuat alur cerita semakin hidup dan menghibur.

Peserta berasal dari berbagai SD di wilayah Desa Sukamekarsari. Dengan penuh percaya diri, mereka tampil di depan dewan juri dan penonton yang terdiri dari guru, orang tua, serta warga setempat.

Cerita yang dibawakan pun beragam, mulai dari kisah rakyat seperti Si Kancil dan Buaya, hingga petualangan dari buku-buku anak masa kini.

Kembali ke Warisan Ibu Pertiwi: KKN-PPM UGM Lestarikan Dolanan Tradisional Anak di Lereng Merapi

Wayang Karakter: dari Imajinasi ke Visualisasi

Salah satu daya tarik utama dari kegiatan ini adalah penggunaan wayang karakter sebagai media visualisasi tokoh-tokoh dalam cerita. Wayang-wayang tersebut merupakan hasil kreasi panitia yang memanfaatkan bahan daur ulang, menciptakan karakter yang lucu dan ekspresif.

Properti ini tidak hanya membantu anak-anak lebih mendalami karakter, tetapi juga menambah daya tarik pertunjukan secara keseluruhan.

Apresiasi dan Harapan dari Penyelenggara

Ketua Kelompok KKM 04 Untirta, Nauval Muammar Habibi, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan ini, terutama kepada anak-anak yang tampil penuh semangat.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menciptakan suasana literasi yang menyenangkan bagi anak-anak, di mana membaca bukan lagi kewajiban, tapi sebuah petualangan yang seru. Kami percaya setiap anak punya potensi luar biasa dalam bercerita dan berimajinasi. Dengan mendongeng, mereka belajar menyampaikan isi buku dengan cara mereka sendiri. Itu bentuk ekspresi yang sangat berharga.”

Nauval juga berharap aktivitas ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan budaya literasi di tingkat desa. Sekaligus menjadi contoh bahwa kegiatan edukatif dapat dikemas secara kreatif dan menyenangkan.

“Kami berharap apa yang telah kami inisiasi bersama masyarakat dan sekolah di Sukamekarsari ini bisa terus berlanjut. Literasi bukan hanya soal membaca buku, tapi juga memahami, menyampaikan, dan menanamkan nilai-nilai positif dari setiap cerita yang dibaca.”

Bangun Literasi dari Desa: Mahasiswa KKN-PPM UGM Hadirkan Pojok Baca Kreatif di Palongaan, Sulbar

Antusiasme Orang Tua dan Guru

Kegiatan ini juga mendapatkan sambutan hangat dari para guru dan orang tua. Banyak di antara mereka yang membantu mempersiapkan kostum dan properti sederhana bagi anak-anak.

Tak sedikit pula yang merekam penampilan anak mereka untuk diabadikan dan dibagikan ke media sosial.

“Ini pengalaman pertama anak saya tampil mendongeng di depan umum. Saya bangga sekali melihat dia berani dan bisa menyampaikan cerita dengan lancar,” ujar Roni, wali murid dari SDN Sukamekarsari 02.

Kegiatan ini menjadi momen penting yang mempererat hubungan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun budaya literasi yang inklusif dan menyenangkan.

Literasi sebagai Pondasi Masa Depan

Dalam sambutannya, Kepala Desa Sukamekarsari, Husnul Khairi, menyampaikan bahwa kegiatan literasi seperti ini perlu dilakukan secara rutin karena memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan karakter anak.

“Anak-anak ini adalah generasi penerus desa kita. Jika sejak dini mereka sudah mencintai buku dan mampu bercerita, itu artinya kita sedang membangun masa depan yang lebih baik,” ucapnya.

Aktivitas tersebut ditutup dengan pengumuman pemenang lomba, disusul pemberian sertifikat dan buku bacaan kepada seluruh peserta sebagai bentuk apresiasi.

Namun, yang paling utama bukanlah soal menang atau kalah, melainkan keberanian anak-anak untuk tampil dan menyampaikan isi pikirannya dengan percaya diri.

EcoBurn: Aksi Nyata Mahasiswa KKN-T IPB dan Warga Desa Margahayu Mengubah Sampah Jadi Solusi

Membuka Jendela Dunia lewat Dongeng

Kegiatan Apresiasi Literasi di Desa Sukamekarsari membuktikan bahwa pendekatan kreatif seperti mendongeng dan visualisasi karakter mampu meningkatkan ketertarikan anak-anak terhadap dunia baca. Dalam setiap cerita yang dibawakan, terselip harapan akan masa depan cerah, di mana buku bukan hanya dibaca, tetapi dihidupkan.

Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menghadirkan kegiatan literasi yang serupa. Karena seperti pepatah mengatakan: "Buku adalah jendela dunia," dan anak-anak adalah generasi penerus yang akan membuka jendela itu lebar-lebar.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.