lahan sempit bukan masalah mahasiswa kkn t ipb tawarkan cara cerdas atasi sampah di desa margahayu - News | Good News From Indonesia 2025

EcoBurn: Aksi Nyata Mahasiswa KKN-T IPB dan Warga Desa Margahayu Mengubah Sampah Jadi Solusi

EcoBurn: Aksi Nyata Mahasiswa KKN-T IPB dan Warga Desa Margahayu Mengubah Sampah Jadi Solusi
images info

Sampah rumah tangga yang menumpuk dan dikelola secara tidak optimal menjadi tantangan utama bagi warga Desa Margahayu, Kabupaten Subang.

Minimnya sistem pengelolaan sampah membuat masyarakat terbiasa membakar sampah di halaman rumah. Kebiasaan ini tak hanya menimbulkan pencemaran udara, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan kenyamanan warga.

“Sampah kalau nggak dibakar ya dibuang sembarangan. Sampah itu kalau kena angin, dikorek ayam, baunya ke mana-mana. Ada yang sampai sesak napas juga karena asapnya. Sekarang juga banyak yang kena penyakit cikungunya. Asalnya dari sampah yang numpuk jadi sarang nyamuk,” jelas Ibu Yati, Ketua RT 2 Desa Margahayu.

Situasi ini diperparah ketika musim hujan datang. Aktivitas membakar sampah di halaman rumah menjadi sulit dilakukan karena kondisi tanah dan sampah yang lembab, sehingga timbunan sampah kian menumpuk.

Warga Desa Margahayu menyimak arahan dari mahasiswa KKN-T IPB sebelum memulai pembangunan insinerator sederhana.
info gambar

Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Institut Pertanian Bogor (IPB) menghadirkan EcoBurn, sebuah program pembangunan insinerator sederhana yang dapat membakar sampah secara efektif dengan suhu tinggi dan menghasilkan asap minimal. 

Hazel Minerva, mahasiswa Ilmu Tanah IPB sekaligus penanggung jawab program, menjelaskan bahwa EcoBurn sejak awal dirancang sebagai proyek kolaboratif.

“Insinerator ini memang dibangun bersama warga. Kami ingin mereka memahami prinsip kerjanya, bukan hanya melihat hasilnya. Harapannya, warga bisa mereplikasi sendiri sesuai kebutuhan lingkungan masing-masing,” jelas Hazel.

Pembangunan dilakukan pada 18 Juli 2025, di halaman Kantor Desa Margahayu. Prosesnya terbuka untuk masyarakat yang hadir bergantian membantu, berdiskusi, dan mengamati langsung bagaimana konstruksi berlangsung. Selain membangun fisik, kegiatan ini juga menjadi ruang edukasi informal bagi masyarakat.

“Selama satu hari penuh, warga secara bergantian saling membantu dalam pembangunan insinerator. Jadi pada dasarnya warga sudah cukup paham bagaimana konstruksi dan cara kerjanya,” ujar Daiva Andira, mahasiswa Teknologi Hasil Perairan IPB.

Semangat gotong royong mewarnai pembangunan insinerator sederhana oleh mahasiswa KKN-T IPB dan warga Desa Margahayu.
info gambar

Kepala Desa Margahayu, Bapak H. Ma’in Permana, menyambut baik kehadiran EcoBurn dan berharap inisiatif ini dapat diperluas ke tingkat RT maupun RW. 

“Sudah bagus inovasinya. Harapan kami, insinerator ini bisa dikembangkan di masing-masing wilayah. Biar masyarakat bisa lebih tahu cara mengelola sampah rumah tangga sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, Hisam Muhammad Ridho, mahasiswa Teknik Mesin dan Biosistem selaku Koordinator KKNT IPB Desa Margahayu menyoroti sisi sosial dari program ini. Menurutnya, keberhasilan EcoBurn bukan hanya soal teknologi, tetapi karena keterlibatan kolektif yang tumbuh selama pelaksanaannya.

“Pembuatan insinerator nggak bisa dikerjakan satu dua orang. Maka, kami libatkan banyak warga. Dari situ muncullah rasa kebersamaan—antara masyarakat, mahasiswa, dan aparat desa,” ungkapnya. “Mudah-mudahan ini bisa menumbuhkan tanggung jawab bersama untuk menjaga lingkungan desa.”

EcoBurn menjadi contoh bagaimana KKNT tidak berhenti pada transfer teknologi, tetapi juga membangun pemahaman, rasa kepemilikan, dan semangat gotong royong.

Program EcoBurn adalah cerminan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil, ketika ilmu pengetahuan bertemu kepedulian, dan ketika warga desa tidak hanya menjadi penerima, tetapi juga pelaku utama.

Di tengah krisis sampah yang terus membayangi banyak wilayah, Margahayu menunjukkan bahwa harapan bisa dibangun, satu bara semangat dalam tungku gotong royong.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.