siswa sd di indramayu tanam 200 bibit mangrove aksi nyata cinta lingkungan dihari mangrove sedunia - News | Good News From Indonesia 2025

Siswa SD di Indramayu Tanam 200 Bibit Mangrove: Aksi Nyata Cinta Lingkungan di Hari Mangrove Sedunia

Siswa SD di Indramayu Tanam 200 Bibit Mangrove: Aksi Nyata Cinta Lingkungan di Hari Mangrove Sedunia
images info

Siswa SD di Indramayu Tanam 200 Bibit Mangrove: Aksi Nyata Cinta Lingkungan di Hari Mangrove Sedunia


Krisis iklim kini bukan lagi isu jauh di negeri seberang. Dampaknya sudah dirasakan langsung oleh masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di pesisir utara Pulau Jawa. Abrasi, banjir rob, hingga hilangnya ekosistem pantai menjadi tantangan nyata yang perlu dihadapi bersama.

Namun, di tengah tantangan itu, harapan justru tumbuh dari tempat yang sederhana, sebuah desa pesisir bernama Dadap di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Di sinilah, semangat konservasi justru digerakkan oleh para siswa sekolah dasar. Sebuah langkah kecil yang menjadi simbol kuat, bahwa upaya menjaga bumi bisa dimulai sejak usia dini.

Sabtu pagi (25/7/2025), pesisir Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu dipenuhi semangat luar biasa dari puluhan siswa. Sebanyak 70 siswa kelas 6 dari UPTD SDN 1 Dadap bersama empat guru pendamping termasuk kepala sekolah bergabung dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB 2025 dalam aksi konservasi lingkungan.

Didukung langsung oleh Ketua Desa dan Ketua Dusun setempat, mereka menanam 200 bibit mangrove dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia.

Aksi ini merupakan bagian dari program kerja bertajuk Sahabat Konservasi yang menjadi salah satu fokus utama KKN-T IPB tahun ini. Tujuan utamanya bukan sekadar menanam pohon, tetapi juga menyebarkan kesadaran lingkungan sejak usia dini melalui kegiatan langsung yang menyenangkan dan bermakna. Kegiatan berlangsung di sepanjang garis pantai Desa Dadap yang beberapa tahun terakhir mulai terdampak abrasi.

Sebelum kegiatan penanaman dimulai, para siswa mengikuti sesi edukasi interaktif yang dirancang khusus oleh mahasiswa. Melalui media visual, permainan kuis, hingga demonstrasi sederhana, anak-anak belajar tentang pentingnya ekosistem mangrove.

Mereka mengetahui bahwa mangrove bukan hanya tanaman liar yang tumbuh di pinggir pantai, melainkan penjaga garis pantai dari abrasi, penyaring udara alami, rumah bagi banyak biota laut, hingga penyimpan karbon yang mampu membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

Setelah sesi pembelajaran, seluruh peserta bergerak ke lokasi penanaman. Dengan semangat yang luar biasa, para siswa tak ragu menapaki lumpur dan menanam bibit mangrove satu per satu. Keceriaan terpancar di wajah mereka. Beberapa siswa bahkan terlihat berlomba menanam paling cepat, tentu tetap dengan bimbingan guru dan mahasiswa. “Seru banget! Baru kali ini bisa main lumpur sambil bantu alam,” ujar Sarwah, salah satu siswi kelas 6 dengan mata berbinar. “Rasanya kayak ikut jaga kampung sendiri supaya nggak banjir lagi.”

Kawan GNFI, antusiasme ini menjadi pengingat bahwa pelestarian lingkungan bisa dimulai dari siapa saja, termasuk anak-anak. Mahasiswa KKN-T IPB berharap kegiatan ini bisa meninggalkan kesan mendalam dan menumbuhkan rasa cinta terhadap alam yang akan tumbuh bersama mereka hingga dewasa.

Dengan menanam mangrove secara langsung, para siswa tak hanya belajar teori, tetapi juga merasakan tanggung jawab menjaga alam secara nyata.

Kegiatan ini juga menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antar elemen masyarakat. Pemerintah desa, sekolah, dan perguruan tinggi dapat bersatu dalam satu tujuan: membangun kesadaran lingkungan yang berkelanjutan.

Harapannya, bibit-bibit mangrove yang ditanam hari itu dapat tumbuh subur dan menjadi sabuk hijau pelindung pesisir Dadap dalam jangka panjang.

Selain manfaat ekologis, keberadaan hutan mangrove juga dapat menjadi peluang ekonomi baru bagi warga, seperti ekowisata, budidaya kepiting, atau olahan hasil mangrove. Jika dijaga dengan baik, pesisir Dadap bukan hanya aman dari abrasi, tetapi juga bisa menjadi sumber penghidupan yang ramah lingkungan.

Penanaman ini adalah langkah kecil yang bermakna. Dengan melibatkan anak-anak, kegiatan ini menanam harapan akan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Karena menjaga bumi bukan tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab bersama, dimulai dari langkah paling sederhana.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KI
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.