warna warni cita rasa kuliner khas sunda dari gulampo hingga bacang - News | Good News From Indonesia 2025

Warna-Warni Cita Rasa Kuliner Khas Sunda, dari Gulampo Hingga Bacang

Warna-Warni Cita Rasa Kuliner Khas Sunda, dari Gulampo Hingga Bacang
images info

Masyarakat Sunda dikenal dengan kekayaan kuliner yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga sarat filosofi dan sejarah.

Setiap hidangan, mulai dari gulampo, rengginang, rujak dan lalaban, jus honje, hingga bacang, memiliki cerita unik yang mencerminkan kearifan lokal dan hubungan harmonis dengan alam.

Dalam acara Tur Media "Culture for Future from Eastern Parahyangan" yang digelar oleh Kementerian Kebudayaan di Tasikmalaya pada 30 Juli 2025, pengamat gastronomi Sunda, Riadi Darwis mengungkapkan kekhasan kuliner ini, mulai dari cita rasa hingga makna budaya yang terkandung di dalamnya.

Gulampo: Makanan Simbol Kesederhanaan

Gulampo adalah makanan tradisional Sunda yang terbuat dari tepung beras ketan yang dikukus dan dibentuk bulat, kemudian disajikan dengan parutan kelapa dan gula merah. Teksturnya kenyal dengan rasa gurih dari kelapa dan manis dari gula merah yang meleleh.

Menurut catatan sejarah, gulampo awalnya dibuat sebagai bekal para petani ketika bekerja di sawah karena praktis dan mengenyangkan. Filosofinya mencerminkan kesederhanaan hidup masyarakat Sunda yang memanfaatkan bahan-bahan lokal secara bijak. 

Dulunya, gulampo sering dijadikan bekal oleh petani saat bekerja di sawah karena praktis, mengenyangkan, dan tahan lama. Hingga kini, gulampo tetap lestari sebagai warisan kuliner yang tidak hanya memanjakan lidah tetapi juga menjaga tradisi dan kearifan lokal Sunda.

Rengginang: Camilan Gurih dari Beras Ketan

Rengginang adalah salah satu camilan tradisional khas Sunda yang terbuat dari beras ketan yang diolah melalui proses khusus hingga menghasilkan tekstur renyah dan rasa gurih yang khas. Makanan ini tidak hanya populer di Jawa Barat, tetapi juga dikenal di berbagai daerah di Indonesia dengan nama dan variasi yang berbeda.

Beberapa variasi rengginang juga menggunakan tambahan bumbu seperti garam, bawang putih, atau bahkan rasa pedas untuk memberikan cita rasa yang lebih beragam.

Rengginang memiliki tekstur yang sangat renyah dan gurih, dengan aroma khas beras ketan yang menggugah selera. Rasanya sederhana namun memuaskan, membuatnya cocok dijadikan camilan sehari-hari atau pelengkap sajian tradisional. 

Rujak dan Lalaban: Harmoni Rasa Segar dan Pedas

Rujak Sunda berbeda dengan rujak daerah lain karena menggunakan bumbu kacang yang dicampur gula merah dan sedikit asam. Sementara lalaban adalah sayuran segar seperti mentimun, daun kemangi, dan kacang panjang yang disajikan mentah atau direbus sebentar.

Riadi Darwis menekankan, "Yang membedakan rujak dan lalaban Sunda dengan lainnya adalah jenis dan rasa yang ada di masyarakat Sunda ini sangat banyak dan beragam."

Lalaban sudah dikenal sejak lama dalam budaya Sunda, bahkan disebut dalam prasasti kuno dengan istilah "rumbah", yang berarti aneka sayuran sederhana. Filosofinya adalah hidup sehat dan seimbang, dengan mengonsumsi makanan alami tanpa banyak pengolahan.

Baca juga Nasi Berkat Daun Jati, Kuliner Legendaris Jawa Tengah yang Unik dan Enak

Jus Honje: Minuman Eksotis Khas Priangan

Honje (kecombrang) adalah tanaman rempah yang buah dan bunganya sering diolah menjadi minuman menyegarkan. Jus honje memiliki rasa asam segar dengan aroma khas yang menggugah selera.

Dalam tradisi Sunda, honje dipercaya memiliki khasiat kesehatan, seperti meningkatkan stamina dan melancarkan pencernaan. dr. Andry Dahlan, praktisi well tourism yang turut hadir dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa honje memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan kulit.

Honje kaya akan nutrisi dan senyawa bioaktif, mengandung vitamin C dalam jumlah signifikan yang berperan sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas, serta mineral penting seperti kalium, kalsium, dan fosfor yang mendukung fungsi tulang dan otot. 

Bacang: Kecil tapi Mengenyangkan

Bacang Sunda berbeda dengan bacang Tionghoa. Di Sunda, bacang terbuat dari beras ketan yang dibungkus daun pisang, dengan isian seperti kacang atau daging cincang. Rasanya gurih dan sedikit manis, dengan tekstur lembut dari ketan.

Tekstur bacang Sunda cenderung lebih padat dan lembut dibandingkan bacang lainnya, dengan ketan yang lengket tetapi tidak terlalu berminyak, mencerminkan pengaruh budaya Sunda yang menyukai rasa alami dan tidak berlebihan. 

Dr. Andry Dahlan mengungkapkan konsep mindful dari memakan bacang. "Jajanan khas Sunda seperti bacang ini mengajarkan untuk makan dengan mindful, artinya makan dengan pikiran. Kalau pikiran kita mengatakan dengan makan ini sudah kenyang, maka akan kenyang,” ujarnya. 

Baca juga 5 Kuliner Enak di Sekitar Candi Borobudur yang Wajib Kamu Coba Setelah Wisata

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.