Sebagai negeri tropis, Indonesia menyimpan ribuan tanaman obat yang kerap disebut "apotik hidup." Salah satu yang paling populer adalah, atau binahong.
Tanaman merambat ini kerap dianggap sebagai tanaman tradisional biasa, padahal di balik kesederhanaannya, binahong menyimpan kekayaan senyawa bioaktif yang kini mulai dipertimbangkan serius oleh para ilmuwan modern.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa binahong tidak hanya efektif sebagai obat tradisional, tetapi juga punya potensi dikembangkan dalam ranah farmasi modern, kosmetik, hingga teknologi energi terbarukan.
Tempuyung, Tanaman Herbal yang Berkhasiat untuk Ginjal hingga Antioksidan
Kandungan Senyawa Aktif: Bukan Daun Sembarangan
Dalam berbagai uji laboratorium, daun binahong terbukti mengandung beragam senyawa metabolit sekunder yang penting bagi kesehatan. Kandungan utamanya meliputi flavonoid, saponin, fenol, tanin, serta steroid.
Menurut Fitria dkk. (2025), ekstrak daun binahong secara umum tersusun atas sekitar 70% senyawa flavonoid, saponin, steroid, dan fenol.
Kandungan ini berperan besar dalam aktivitas biologis seperti antiinflamasi, antioksidan, dan antibakteri.
Komposisi senyawa tersebut tersebar di berbagai bagian tanaman mulai dari daun, batang, hingga bunga dan memberikan efek farmakologis yang menjanjikan sebagai bagian dari pengobatan herbal modern.
Antioksidan: Menangkal Penuaan dan Penyakit Degeneratif
Dalam bidang kesehatan, antioksidan berfungsi menetralisir radikal bebas yang dapat merusak sel dan menyebabkan penuaan dini serta berbagai penyakit degeneratif. Kemampuan antioksidan suatu bahan diukur melalui nilai IC₅₀ (semakin kecil nilainya, semakin kuat daya kerja antioksidannya).
Aan dkk. (2025) meneliti aktivitas antioksidan dari sediaan stick mask berbahan ekstrak etanol daun binahong dan mendapatkan nilai IC₅₀ sebesar 1.500 µg/mL.
Nilai ini memang tidak termasuk kategori antioksidan sangat kuat jika dibandingkan dengan zat antioksidan murni. Namun, dalam konteks kosmetik, aktivitas tersebut tetap relevan dan bermanfaat dalam menangkal efek penuaan dini dan kerusakan kulit akibat radikal bebas.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa formulasi dan konsentrasi sangat mempengaruhi efektivitas antioksidan, menjadikan binahong sebagai bahan aktif potensial untuk sediaan perawatan kulit alami.
Petani Kopi Masa Kini Pakai IoT: Tanaman Robusta Lebih Stabil
Antibakteri: Solusi Alami untuk Jerawat dan Infeksi Kulit
Jerawat menjadi masalah kulit yang umum dan kerap membandel, salah satunya disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes.
Dalam penelitian oleh Indarto dkk. (2019), ekstrak etil asetat daun binahong terbukti mampu membentuk zona hambat sebesar 11,2 mm terhadap bakteri P. acnes dalam waktu 48 jam pada konsentrasi 100%.
Hasil ini memperlihatkan bahwa binahong memiliki efek antibakteri yang signifikan dan dapat menjadi alternatif alami untuk mengatasi jerawat tanpa efek samping seperti antibiotik sintetis.
Tinjauan literatur oleh Daffa dkk. (2025) juga mendukung kesimpulan tersebut. Mereka mencatat bahwa ekstrak binahong menunjukkan aktivitas yang sebanding dengan antibiotik ringan seperti klindamisin dalam menghambat pertumbuhan P. acnes serta bakteri kulit lainnya seperti Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis.
Dengan minimnya efek samping dan rendahnya risiko resistensi, binahong menjadi opsi herbal yang menjanjikan dalam dunia perawatan kulit.
Anti-diabetes dan Penyembuhan Luka: Harapan Baru dari Daun Lokal
Indonesia termasuk dalam tujuh besar negara dengan penderita diabetes terbanyak di dunia. Data dari International Diabetes Federation menunjukkan tren peningkatan kasus secara global, termasuk di Tanah Air.
Dalam tinjauan oleh Fitria dkk. (2025), dijelaskan bahwa binahong memiliki efek antihiperglikemik yang berasal dari senyawa flavonoid dan saponin yang mampu membantu regenerasi sel pankreas serta menstabilkan metabolisme glukosa dalam tubuh.
Lebih jauh lagi, daun binahong juga terbukti mempercepat penyembuhan luka, terutama luka pada penderita diabetes. Saponin dan fenol berperan mempercepat proses pembentukan jaringan baru (fibrogenesis) serta menekan peradangan lokal.
Dalam bentuk salep atau sediaan topikal lainnya, binahong menjadi alternatif herbal yang potensial untuk mendukung pengobatan luka kronis.
Mengenal Pohon Cangkuang, Tanaman yang Menginspirasi Nama Candi di Kampung Pulo
Kosmetik Berbasis Binahong: Ramah Kulit dan Ramah Lingkungan
Dalam industri kosmetik, binahong semakin banyak digunakan sebagai bahan aktif utama. Aan dkk. (2025) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun binahong dalam bentuk stick mask memiliki potensi sebagai antioksidan topikal.
Formulasi ini terbukti tidak menimbulkan iritasi, mudah diaplikasikan, dan aman digunakan secara rutin.
Produk kosmetik berbahan binahong kini hadir dalam berbagai bentuk: lotion, salep, toner, emulgel, hingga masker wajah. Selain bersifat alami dan bebas bahan kimia keras, sediaan ini juga mendukung tren kecantikan berbasis bahan organik yang kini makin diminati di pasar global.
Inovasi Teknologi: Pewarna Alami untuk Sel Surya
Temuan paling mutakhir datang dari dunia energi. Penelitian oleh Damayanti dan Sanjaya (2025) menemukan bahwa ekstrak buah binahong batang hijau mengandung 66 senyawa aktif yang berpotensi sebagai chromophorealami untuk pengembangan dye-sensitized solar cell (DSSC).
Dari jumlah tersebut, 17 senyawa memiliki rentang bandgap antara 1,3 hingga 4,4 eV, yang ideal untuk penyerapan cahaya tampak. Senyawa betalain, betanin, dan flavonoid seperti indicaxanthin menunjukkan kemampuan menyerap cahaya secara efisien dan stabil.
Simulasi dengan metode TD-DFT menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki potensi besar untuk menggantikan pewarna sintetis yang lebih mahal dan berisiko terhadap lingkungan.
Jika dikembangkan secara serius, binahong bisa menjadi sumber pewarna alami dalam panel surya yang lebih hijau dan berkelanjutan, sebuah langkah inovatif dari daun herbal menuju teknologi energi masa depan.
Daun Lokal, Solusi Global
Binahong adalah simbol pertemuan antara tradisi dan teknologi. Dari dapur jamu nenek hingga laboratorium penelitian energi terbarukan, tanaman ini telah membuktikan bahwa solusi besar bisa datang dari tanaman sederhana.
Kini tantangan kita adalah bagaimana mendorong riset lebih lanjut, memformulasikan produk berbasis binahong yang lebih aplikatif, dan tentu saja, menjaga kelestarian sumber daya alam ini. Sebab siapa tahu, jawaban dari krisis kesehatan dan energi dunia ternyata tumbuh diam-diam di pekarangan rumah kita.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News