gizi terjaga limbah berguna ternak subur jadi wujud nyata aksi mahasiswa kkn t inovasi ipb untuk peternak lebih sejahtera - News | Good News From Indonesia 2025

Gizi Terjaga, Limbah Berguna: Program Ternak Subur okeh Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB untuk Peternak Lebih Sejahtera

Gizi Terjaga, Limbah Berguna: Program Ternak Subur okeh Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB untuk Peternak Lebih Sejahtera
images info

Dalam rangka peningkatan gizi dan kesuburan ternak serta pengolahan limbah ternak, telah dilakukan kegiatan kolaborasi antara Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), peternak desa, dan mahasiswa di Desa Ngabeyan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri.

Mahasiswa KKN-T IPB 2025 dari kelompok WONOGIRIKAB05 hadir dengan sebuah program inovatif bertajuk Ternak Subur (Ternak Sehat, Pertanian Subur) yang bertujuan mendorong peternak dan petani desa menuju kemandirian dan kesejahteraan lewat inovasi sederhana, tetapi berdampak besar.

Pada Selasa, 8 Juli 2025, kegiatan penyuluhan yang bersifat langsung dan aplikatif ini dilaksanakan bersama para petani dan peternak lokal. Dalam suasana yang akrab dan penuh antusiasme, para mahasiswa memandu demonstrasi pembuatan dua produk utama, yaitu mineral blok (MB) dan pupuk organik cair (POC).

Mahasiswa KKN IPB Bangun Saung Elmu Sawargi, Wadah Ilmu bersama Petani Ciherang

MB dibuat sebagai suplemen tambahan untuk ternak, sedangkan POC yang diolah dari urin kambing melalui proses fermentasi dibuat untuk pemanfaatan limbah peternakan.

Mineral blok

Apa itu mineral blok? Singkatnya, ini adalah “camilan sehat” bagi ternak, khususnya kambing, yang dibuat dari campuran garam kasar, molase, multi mineral, dan semen putih dengan perbandingan 3:1:1:1.

Meski sempat membuat perternak khawatir karena terdapat penggunaan semen yang dianggap bahan berbahaya untuk ternak, dalam jumlah yang tepat, bahan tersebut aman dan hanya berfungsi sebagai pengikat.

Penjelasan ini membuka mata peternak bahwa menjaga asupan mineral ternak juga penting. Sebab, jika tidak mendapat asupan mineral yang cukup, ternak bisa menjilat-jilat barang lain di sekitarnya seperti tanah dan kayu.

Hal tersebut justru lebih berbahaya karena merupakan tanda dari pica, kelainan pada kambing yang mencoba mencari mineral pada barang di sekitarnya.

Proses demonstrasi

Tak kalah menarik, pembuatan POC dari urin kambing juga memancing minat para petani. Limbah yang sebelumnya dianggap menjijikkan, ternyata menyimpan potensi besar untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman.

Produk ini juga ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu di tanah maupun air, sehingga lebih aman untuk digunakan pada lahan pertanian.

Media penyuluhan yang digunakan mahasiswa cukup sederhana, yaitu poster dan demonstrasi langsung. Namun, kesederhanaan ini justru membuat pesan yang disampaikan lebih mudah dicerna.

Cerita Perjalanan Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB ke Pantai Licin

Walaupun hanya sekitar 10 peserta yang hadir, suasana diskusi justru jadi lebih cair dan personal. Para peternak juga tak segan bertanya kepada mahasiswa, bahkan sampai menyinggung topik lanjutan seperti teknik penggemukan ternak dan inseminasi buatan.

Poster Mineral Blok

Menurut Ketua GAPOKTAN setempat, Sudir, kegiatan ini terasa segar dan inspiratif karena belum pernah dilakukan sebelumnya.

“Biasanya kami cuma dikasih teori, sekarang langsung diajak praktik. Jadi lebih paham dan berani coba sendiri,” tuturnya sambil menunjukkan hasil mineral blok (MB) kering di tangannya. Diketahui juga Sudir telah produksi MB sendiri hingga puluhan cup

Program Ternak Subur ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tapi juga menanamkan pola pikir baru. Masyarakat perlu menyadari bahwa limbah bisa berguna, dan kesejahteraan peternak bisa dimulai dari kandang sendiri.

Mahasiswa berharap, inovasi ini menjadi awal kolaborasi berkelanjutan antara peternak dan petani desa dalam mengelola sumber daya lokal secara lebih bijak dan produktif.

(Tengah: Bapak Sudir selaku Ketua GAPOKTAN)

“Tujuan utama kami bukan cuma memberikan ilmu, tapi mendorong masyarakat untuk berani mencoba hal baru demi kehidupan yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” ujar Arvinzha, salah satu mahasiswa IPB yang menjadi pemateri.

Dengan semangat gotong royong dan semangat belajar yang tinggi, Desa Ngabeyan telah membuktikan bahwa perubahan tidak selalu dimulai dari kota besar. Sebab, terkadang ia bermula dari kandang kecil dan ladang sederhana.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KW
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.