Halo, Kawan GNFI! Tahukah kalian bahwa di ujung selatan Kabupaten Malang, terdapat sebuah kawasan pesisir yang masih belum banyak diketahui masyarakat luas, yaitu Pantai Licin? Pantai ini berlokasi di Dusun Lebaksari, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading.
Meskipun akses menuju lokasi tergolong cukup menantang karena harus melewati wilayah perbatasan Kabupaten Lumajang, seperti Desa Sidomulyo atau Desa Tegalrejo di Kecamatan Pronojiwo. Kawasan ini menyimpan potensi wisata alam yang masih belum tergarap secara maksimal.
Perjalanan menuju pantai melibatkan lintasan desa dan perbukitan, hingga akhirnya terdengar suara debur ombak yang menandakan kedekatan dengan garis pantai. Keadaan geografis dan kondisi lingkungan yang masih relatif alami menjadikan kawasan ini menarik untuk dijadikan objek observasi ekowisata maupun pengembangan wisata.
Menurut warga setempat, nama “Licin” berasal dari kondisi permukaan pantai yang dulunya dipenuhi batu-batu berlumut dan licin.
Saat ini, pantai tersebut masih mempertahankan nuansa alami, ombak Samudra Hindia yang besar, dan keberadaan batu karang yang tersebar di kejauhan.
Tim KKN-T IPB University Dampingi Warga Sukamulya Kelola Kompos dan Hutan Secara Lestari
Kegiatan seperti memancing masih dilakukan oleh beberapa warga, menunjukkan keterhubungan masyarakat lokal dengan lingkungan sekitarnya. Tak hanya itu, kisah-kisah dari warga setempat yang masih lekat dengan tradisi dan mitos menambah kekayaan pengalaman menjelajahi pantai ini.
Pantai Licin bukan hanya tempat bersantai, tetapi juga ruang untuk refleksi, petualangan, dan pengingat bahwa keindahan alam sering kali tersembunyi di tempat-tempat yang belum banyak dijamah.
Pada 18 Juli 2025, sekelompok mahasiswa dari IPB University yang tergabung dalam program KKN-T Inovasi mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan di pantai licin. Kegiatan yang dilakukan meliputi gotong royong membersihkan pesisir pantai, penanaman 13 bibit pohon nangka, serta penyediaan 4 tempat pembuangan sampah baru di sekitar area pantai.
Upaya ini merupakan bagian dari program peningkatan kesadaran lingkungan dan dukungan terhadap pengembangan potensi wisata lokal. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN-T bekerja sama dengan Karang Taruna, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan Kepala Dusun setempat.
Penanaman pohon nangka dilakukan untuk meningkatkan daya serap air tanah sekaligus mengurangi potensi banjir di area sekitar.
Selain aktivitas fisik, dokumentasi kegiatan juga menjadi bagian penting dari program ini. Mahasiswa KKN-T IPB University melakukan perekaman video yang akan dibagikan melalui media digital sebagai bentuk publikasi kegiatan dan promosi potensi wisata yang dimiliki Desa Lebakharjo kepada khalayak lebih luas.
Sebagai bagian dari strategi komunikasi digital, mereka membuat akun media sosial bertajuk “Wonderful Lebakharjo” yang berisi konten mengenai keindahan alam, budaya lokal, dan aktivitas masyarakat setempat.
Suara UMKM KKN-T Literasi IPB 2025, Mendorong UMKM Karangkobar Menjadi Usaha Unggulan Desa
Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata desa sekaligus membangun citra positif daerah di ranah digital.
“Terima kasih kepada sekelompok mahasiswa KKN-T IPB University atas kepedulian serta kontribusinya dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan melalui kegiatan bersih-bersih, Penanaman bibit pohon nangka, dan penyediaan tempat sampah baru yang sangat dibutuhkan disekitar pantai,” sebut warga setempat.
Selain itu, mahasiswa KKN-T bersama masyarakat juga melakukan diskusi santai untuk membahas potensi pengembangan wisata berkelanjutan serta strategi promosi agar Pantai Licin dapat dikenal khalayak lebih luas.
Momen kebersamaan ini menjadi langkah awal yang positif dalam membangun kolaborasi dengan masyarakat desa untuk menggali serta mengembangkan potensi wisata lokal yang selama ini belum banyak terekspos.
Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari ditutup dengan panorama matahari terbenam di garis Samudra Hindia. Angin laut yang bertiup kencang menjadi penanda waktu kembali ke posko.
Meskipun bersifat sementara, pengalaman di hari itu meninggalkan kesan yang penuh mendalam tentang bagaimana alam yang sederhana mampu memberikan makna.
"Tempat terpencil seperti Pantai Licin memberikan pelajaran kepada kami bahwa pentingnya untuk menghargai ketenangan, kesederhanaan, dan keterhubungan antara manusia dan alam," ujar Muhammad Dival, salah satu mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University.
Kawan GNFI, Pantai Licin bukan hanya tempat untuk dikunjungi, tetapi juga ruang untuk merefleksikan kehidupan.
Mahasiswa KKN IPB Kenalkan Mineral Blok untuk Tingkatkan Kesehatan Ternak di Desa Bulu
Selain itu, tempat di mana waktu seolah berhenti sejenak dari rutinitas serta menyadarkan bahwa keindahan tidak selalu hadir dalam gemerlap dan keramaian.
Terkadang, keindahan itu bisa saja tersembunyi di ujung jalan berdebu, di balik rimbunnya pepohonan, dan di lengkung senyap samudra.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News