suara umkm kkn t literasi ipb 2025 mendorong umkm karangkobar menjadi usaha unggulan desa - News | Good News From Indonesia 2025

Suara UMKM KKN-T Literasi IPB 2025, Mendorong UMKM Karangkobar Menjadi Usaha Unggulan Desa

Suara UMKM KKN-T Literasi IPB 2025, Mendorong UMKM Karangkobar Menjadi Usaha Unggulan Desa
images info

Desa Karangkobar di Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, memiliki kekuatan ekonomi lokal yang terus tumbuh melalui berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Tiga UMKM yang saat ini menjadi andalan desa adalah UMKM Pangsit, Cantir, dan Klatak. Ketiganya menawarkan produk khas desa yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas.

Dengan pendampingan dari delapan mahasiswa Institut Pertanian Bogor: Muhammad Azka Ryfasyach, Ahmad Ezra Rabbani, Alfin Sanie, Frisky Muthia Yasifa, Riska Ikhmawati, Deva Ananda, Anissa Martiasaputri, dan Renatha Aisya Harliputri, melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik yang berlangsung dari 23 Juni hingga 1 Agustus 2025, ketiga UMKM ini mulai difasilitasi untuk meningkatkan mutu produk, memperbaiki tampilan kemasan, dan memperluas strategi pemasaran, baik secara langsung maupun digital.

Menariknya, beberapa produk UMKM ini bahkan telah berhasil dipasarkan hingga ke wilayah Batur, memperluas jangkauan dan membuka peluang usaha yang lebih besar.

Berikut adalah profil lengkap ketiga UMKM tersebut:

Cantir Karangkobar

Cantir merupakan adonan dari singkong yang menjadi bahan dasar makanan tradisional yang kemudian diiris tipis dan dikeringkan. Produk ini dijual dalam kondisi mentah dengan tujuan memberi keleluasaan bagi konsumen untuk mengolahnya sesuai selera di rumah. Usaha cantir ini merupakan usaha skala rumahan milik Ibu Siti Halimah, yang berlokasi di Dusun 1, Desa Karangkobar.

“Saya biasanya jual cantir dalam keadaan mentah, jadi bisa digoreng sendiri oleh pembeli sewaktu-waktu biar tetap renyah,” ujar Siti Halimah. Hal ini, juga merupakan antisipasi untuk menjaga produk tetap aman sampai tangan konsumen. Untuk 1 produknya di jual dengan harga Rp6.000/bungkus dengan ukuran kemasan 500 gram.

Proses pembuatan cantir di Karangkobar dimulai dengan mengupas dan mencuci singkong hingga bersih, kemudian digiling dan diperas hingga airnya habis. Setelah itu, adonan singkong dipadatkan lalu diiris tipis. Langkah terakhir adalah menjemur irisan tersebut di bawah sinar matahari hingga benar‑benar kering.

Siti Halimah mengungkapkan, bahwa proses produksi cantir memakan waktu cukup lama karena melibatkan proses pengeringan alami di bawah sinar matahari. Pengeringan ini sangat bergantung pada intensitas cahaya matahari yang tidak selalu konsisten setiap hari, sehingga ketika cuaca mendung atau hujan, proses pengeringan menjadi terhambat dan kualitas produk pun bisa terdampak

Pangsit Karangkobar

UMKM Pangsit menghadirkan camilan favorit dengan berbagai pilihan rasa dan kemasan. Produk ini terbuat dari tepung terigu serta bawang sebagai bahan utama dan diproses secara higienis oleh warga lokal sehingga menghasilkan pangsit yang gurih, renyah, dan digemari berbagai kalangan. Usaha pangsit ini merupakan usaha skala rumah tangga milik Ibu Sutimah yang berlokasi di Dusun 2, Desa Karangkobar.

Usaha pangsit Karangkobar hadir dengan empat varian kemasan dan tersedia dalam dua pilihan rasa, yaitu asin dan manis. Menariknya, produk ini juga telah memiliki Nomor Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), merupakan sertifikat perizinan sebagai bukti bahwa produk yang dijual memenuhi standar keamanan pangan dan layak edar di pasaran.

“Penjualan pangsit saya sudah sampai di pasar di Batur. Namun, saya belum berani menjual terlalu jauh dari Karangkobar karena khawatir produknya bisa hancur selama perjalanan,” ujar Sutimah.

Oleh karena itu, mahasiswa KKN-T dari IPB menawarkan solusi untuk memperluas pemasaran pangsit milik ibu Sutimah hingga menyasar pasar di Banjarnegara sekaligus membantu membangun identitas merek (branding) produk. Dengan demikian, produk bisa lebih dikenal luas tanpa mengorbankan kualitas selama distribusi.

Klatak Karangkobar

Klatak adalah camilan khas berbahan dasar singkong yang digoreng kering hingga garing. UMKM Klatak menawarkan klatak siap saji dengan cita rasa yang renyah dan bumbu yang menggoda. Usaha ini, merupakan usaha skala rumahan milik Ibu Rumsyah yang berlokasi di Dusun 3, Desa Karangkobar.

Usaha klatak Karangkobar menyediakan dua varian rasa yang menggugah selera yaitu Original, dengan rasa gurih dan asin klasik, serta Balado, yang memiliki sensasi pedas dan manis. Setiap bungkus dijual dengan harga Rp 4.000 yang menjadikannya camilan lokal yang nikmat sekaligus terjangkau untuk semua kalangan.

Ibu Rumsyah mengatakan, “Saya sudah menjual produk klatak saya sampai wilayah Batur. Namun, untuk memperluas pasar, saya masih kesulitan.” Menanggapi hal tersebut, mahasiswa KKN‑T IPB menawarkan solusi strategis, yaitu membantu memperkuat aktivitas branding dan pemasaran digital agar klatak buatan Ibu Rumsyah lebih dikenal dan bisa menjangkau pasar Banjarnegara dengan lebih efektif.

Menuju UMKM Karangkobar yang Lebih Maju

Melalui penguatan dari sisi branding, desain kemasan, strategi pemasaran, serta peningkatan kapasitas pelaku usaha, UMKM Cantir, Pangsit, dan Klatak kini terus bergerak maju. Dukungan dari mahasiswa KKNT IPB turut memberikan dorongan baru bagi para pelaku usaha untuk melihat potensi usahanya lebih luas lagi.

Sebagian produk bahkan sudah dipasarkan hingga ke wilayah Batur, menunjukkan respon pasar yang positif terhadap produk-produk asli Karangkobar. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Karangkobar bergerak menuju desa mandiri dengan UMKM sebagai ujung tombaknya.

Dengan semangat kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan kalangan akademik, Karangkobar berpeluang menjadi contoh desa dalam mengembangkan UMKM lokal yang unggul dan berdaya saing, baik di tingkat regional maupun nasional.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.