Dalam rangka mengatasi permasalahan rendahnya literasi anak-anak di Desa Ketileng, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IPB University tahun 2025 meluncurkan program kerja bertajuk CERDAS, yang merupakan singkatan dari Cinta Edukasi, Rajin Membaca, dan Aktif Sekolah. Program ini disusun untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan literasi anak-anak melalui pendekatan interaktif, edukatif, dan kreatif.
Program kerja ini merupakan hasil kajian dari Perpustakaan Nasional Indonesia terhadap kondisi literasi di desa yang masih tergolong rendah. Mahasiswa KKNT yang bertugas sejak akhir Juni 2025 memulai program dengan melakukan observasi, pendataan fasilitas baca, dan koordinasi awal dengan mitra lokal, yakni Rumah Baca Alky dan pihak sekolah dasar setempat.
Salah satu langkah awal adalah pengelolaan ulang dan optimalisasi perpustakaan desa yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Sinergi dengan Rumah Baca dan Sekolah
Koordinasi pertama dilakukan pada 26 Juni 2025 bersama pengelola Rumah Baca Alky. Rumah baca ini kemudian dijadikan sebagai pusat pelaksanaan kegiatan literasi di luar jam sekolah. Pengelolaan perpustakaan diperkuat dengan pendataan koleksi buku, penyusunan sistem sirkulasi sederhana, serta pengelolaan layanan.
Pada 30 Juni hingga 4 Juli 2025, dilakukan verifikasi dan pengelompokan koleksi pustaka. Mahasiswa KKNT turut menyusun petunjuk teknis layanan perpustakaan. Langkah ini diyakini mampu membentuk fondasi literasi yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan fungsi perpustakaan sebagai ruang belajar masyarakat.
Kegiatan Inti Program CERDAS
Program CERDAS secara resmi dimulai pada 14 Juli 2025 dan berlangsung hingga 26 Juli 2025. Sasaran utamanya adalah siswa SDN 1 Ketileng, SDN 2 Ketileng, SDN 3 Ketileng, serta anak-anak yang aktif mengunjungi Rumah Baca Alky.
Program ini terdiri atas lima kegiatan inti yang saling terintegrasi, yaitu Bacakan Saya Buku, Membaca Nyaring, Cerdas Mengulas Buku, Membuat Proyek Berbasis Isi Buku Bacaan, Menulis Cerita Berbasis Buku Bacaan, dan Kunjungan Literasi.
1. Membaca Nyaring
Kegiatan Membaca Nyaring dilaksanakan setiap pagi di ruang kelas dan area perpustakaan sekolah. Metode ini menggunakan teknik vokal yang ekspresif untuk membacakan buku secara langsung kepada anak-anak. Mahasiswa KKNT menggunakan buku cerita bergambar dengan topik lingkungan, persahabatan, dan nilai moral sebagai materi utama.
“Anak-anak sangat antusias mendengar cerita secara langsung. Mereka bahkan meminta cerita tambahan usai sesi selesai,” ujar salah seorang mahasiswa pelaksana. Kegiatan ini terbukti efektif meningkatkan daya konsentrasi dan membangun keterkaitan emosional antara anak dengan cerita.
2. Cerdas Mengulas Buku
Kegiatan Cerdas Mengulas Buku dilakukan sebagai kelanjutan dari membaca nyaring. Anak-anak diminta untuk menceritakan kembali isi buku yang telah dibacakan, baik secara lisan maupun tulisan. Mereka diajak mengidentifikasi tokoh utama, konflik, serta pesan moral dari cerita. Aktivitas ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kepercayaan diri dalam berbicara di depan umum.
“Kami tidak mengutamakan benar atau salah. Yang penting anak-anak berani berbicara dan mengekspresikan pemahaman mereka,” jelas koordinator kegiatan literasi.
3. Membuat Proyek Berbasis Isi Buku Bacaan
Melalui kegiatan ini, siswa menerjemahkan isi buku ke dalam bentuk karya nyata. Misalnya, setelah membaca cerita tentang alam, siswa diajak membuat gambar pemandangan, kolase dari bahan daur ulang, dan bahkan mini drama singkat. Proyek ini dirancang untuk mengasah kreativitas sekaligus memperkuat pemahaman terhadap isi bacaan.
Salah satu guru di SDN 2 Ketileng menyampaikan bahwa metode ini memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan mudah diingat. “Anak-anak jadi aktif dan lebih bersemangat saat belajar. Mereka belajar menyampaikan ide dan bekerja sama dalam kelompok,” tuturnya.
4. Menulis Cerita Berbasis Buku Bacaan
Kegiatan ini menjadi salah satu favorit anak-anak. Mahasiswa KKNT memfasilitasi pelatihan menulis sederhana, dimulai dari menyusun alur, mengenalkan karakter, hingga membuat cerita pendek. Siswa dibebaskan memilih buku sebagai inspirasi. Mereka dapat membuat cerita lanjutan, mengganti tokoh utama, atau membuat versi alternatif dari cerita yang sudah dibaca.
5. Bacakan Saya Buku
Mahasiswa membacakan buku kepada anak-anak. Kemudian diajak berdiskusi ringan mengenai isi cerita, tokoh favorit, dan nilai-nilai yang mereka pelajari.
Puncak Program: Apresiasi Literasi Tingkat Desa
Sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi aktif anak-anak dalam program CERDAS, mahasiswa KKNT IPB University menggelar kegiatan Apresiasi Literasi pada 27 Juli 2025. Kegiatan ini mencakup dua lomba utama, yakni lomba mewarnai untuk kelas 1–3 SD dan lomba bercerita untuk kelas 4–6 SD. Peserta berasal dari seluruh SD di Desa Ketileng serta Rumah Baca Alky.
Dalam lomba mewarnai, anak-anak diberi gambar bertema sekolah dan diperbolehkan mengekspresikan kreativitas dengan warna. Sementara itu, dalam lomba bercerita, peserta tampil di hadapan juri dan audiens untuk menyampaikan cerita rakyat.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan ruang kepada anak-anak untuk tampil dan percaya diri atas kemampuan mereka. Ini bukan sekadar lomba, tetapi selebrasi terhadap proses belajar mereka,” ujar koordinator lapangan KKNT Desa Ketileng.
Harapan dan Keberlanjutan
“Kami berharap kegiatan ini dapat dilanjutkan oleh masyarakat, terutama melalui Rumah Baca Alky. Anak-anak perlu terus difasilitasi agar semangat literasi tidak padam,” katanya.
Program kerja CERDAS mendapat respons positif dari pihak sekolah, perangkat desa, dan masyarakat. Kepala Desa Ketileng menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan sebagai solusi jangka panjang untuk membangun sumber daya manusia unggul di desa.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News