gandeng lokal ketika mahasiswa kkn t ipb mengajak umkm desa cibitung tengah naik kelas - News | Good News From Indonesia 2025

GANDENG LOKAL: Ketika Mahasiswa KKN-T IPB Mengajak UMKM Desa Cibitung Tengah Naik Kelas

GANDENG LOKAL: Ketika Mahasiswa KKN-T IPB Mengajak UMKM Desa Cibitung Tengah Naik Kelas
images info

Di era digital yang serba cepat, kemampuan beradaptasi menjadi kunci kemenangan. Hal ini dirasakan betul oleh para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi kerakyatan. Melihat potensi besar sekaligus tantangan yang ada, sekelompok mahasiswa KKN-T Inovasi dari IPB University tak tinggal diam.

Melalui program bertajukGANDENG LOKAL (Gerakan Akses dan Digitalisasi Ekonomi untuk Naikkan Gerai Lokal), mereka menggandeng Pemerintah Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, untuk membawa para pelaku usaha lokal melompat lebih tinggi. Inisiatif yang digelar pada 15–19 Juli 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dapat melahirkan perubahan positif.

Dari Warung Sederhana ke Jangkauan Dunia Maya

Kawan GNFI, mungkin kita sering mendengar istilah “go digital”, namun apa wujud konkretnya bagi para pedagang di desa? Program Gandeng Lokal menjawabnya dengan dua langkah strategis: pembuatan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan pendaftaran lokasi usaha di Google Maps melalui fitur Google My Business.

Dua hal ini mungkin terdengar sederhana, tetapi dampaknya luar biasa. Dengan QRIS, warung kopi, toko kelontong, hingga rumah makan kini bisa melayani pembayaran non-tunai. Ini bukan hanya soal kemudahan, tetapi juga tentang citra profesionalitas dan keamanan dalam bertransaksi.

Dampaknya dirasakan langsung oleh salah seorang pemilik usaha warung nasi, sebut saja Ibu Anis. Ia bercerita bahwa sebelum program ini datang, ia seringkali kehilangan potensi penjualan karena satu pertanyaan yang tak bisa ia jawab. “Lumayan sering loh pelanggan yang mampir ke sini, 'Bu, bayarnya pake QRIS ya' Aduh, saya bingung jawabnya karena ngga ada. Untungnya, ada kalian datang nawarin,” ceritanya dengan nada lega.

Kutipan singkat dari Ibu Anis ini adalah potret nyata dari kondisi di lapangan. Ini bukan lagi soal mengikuti tren, melainkan menjawab permintaan pasar yang sudah ada. Kehadiran para mahasiswa menjadi jembatan yang menghubungkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan pelaku UMKM.

"Biar Pelanggan Baru Nggak Bingung Cari Lokasi"

Pilar kedua dari digitalisasi ini menyasar visibilitas, sebuah tantangan krusial terutama bagi usaha yang baru merintis atau membuka cabang. Hal ini dirasakan betul oleh Ramdoni, seorang pengusaha es teler yang baru saja memberanikan diri membuka cabang di Desa Cibitung Tengah.

Baginya, Google Maps bukan sekadar penanda, melainkan alat strategi untuk memperkenalkan lokasi barunya. “Usaha utama saya kan sudah dikenal, tapi untuk cabang baru ini tantangannya beda. Harapan saya besar sekali dengan adanya di Google Maps. Biar pelanggan lama atau pelanggan baru dari luar desa nggak bingung nyari lokasinya,” ujarnya.

Pendampingan Personal, Kunci Keberhasilan

Tentu saja, keberhasilan ini tidak datang dari pemasangan QRIS dan penandaan lokasi semata. Kuncinya terletak pada proses pendampingan yang humanis dan tidak bersifat seremonial.

Para mahasiswa dengan sabar duduk mendampingi setiap pemilik usaha satu per satu. Mereka menjelaskan setiap langkah, mulai dari pembuatan akun hingga cara mengelola profil usaha secara mandiri. Proses inilah yang memastikan bahwa teknologi yang diperkenalkan benar-benar bisa digunakan dan berkelanjutan.

Kolaborasi dan Harapan Baru bagi Ekonomi Desa

Kisah Ibu Anis dan Ramdoni hanyalah dua dari sekian banyak cerita positif yang lahir dari program Gandeng Lokal. Antusiasme warga, ditambah dukungan penuh dari aparat desa, menjadi bahan bakar utama keberhasilan inisiatif ini.

Program ini menjadi langkah awal yang strategis. Dengan bekal digital ini, UMKM di Desa Cibitung Tengah kini lebih siap untuk berkembang, bersaing, dan naik kelas. Semoga, kisah inspiratif dari Cibitung Tengah ini dapat menular dan direplikasi di desa-desa lain di seluruh Indonesia, menciptakan dampak positif yang semakin meluas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.