ahmad musawwir ditawar beasiswa luar negeri tapi lebih pilih mengabdi - News | Good News From Indonesia 2025

Ahmad Musawwir Ditawar Beasiswa Luar Negeri tapi Lebih Pilih Mengabdi

Ahmad Musawwir Ditawar Beasiswa Luar Negeri tapi Lebih Pilih Mengabdi
images info

Ahmad Musawwir Nasar atau akrab disapa Musa adalah aktivis yang fokus memberi perhatiannya ke pendidikan Indonesia. Ia kerap aktif mengamati dan mengkritisi sistem pendidikan di tanah air dengan masuk ke daerah terpencil untuk mempelajari sekaligus membantu mencari solusi lewat ide-idenya.

Sistem pendidikan memang menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia dari masa ke masa. Kurikulum yang sering berganti adalah contoh masalah yang seolah sulit terpecahkan dari para pemangku jabatan.

Sepak terjang Musa membantu dunia pendidikan Indonesia lantas membuatnya dikenal banyak orang. Dari situ, ia pun mendapat tawaran beasiswa luar negeri meskipun itu ditolaknya. Mengapa sih?

Pilih Mengabdi

Musa mengaku mendapat dua beasiswa luar negeri. Orang-orang terdekatnya tentu turut bangga dan berharap ia segera menerimanya.

Namun, Musa lebih memilih menolaknya dan tetap di Indonesia. Menurutnya, ia akan seperti para seniornya yang awalnya memerhatikan pendidikan di Indonesia lalu belajar di luar negeri tapi tidak kembali.

“Saya selalu lihat faktanya sangat sedikit pendahulu-pendahulu saya mungkin senior-senior saya atau siapapun itu ketika keluar negeri, kuliah, sangat jarang pulang ke Indonesia kemudian grassroot, ke pelosok-pelosok,” ucap Musa kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Musa bisa saja menjadi pribadi berbeda, tidak seperti pendahulunya itu. Akan tetapi, pola kehidupan setelah berkuliah di luar negeri bisa tertebak olehnya. Ia merasa bakal banyak kesibukan menjadi pembicara ketimbang kembali turun ke pelosok untuk memberi pengajaran kepada anak-anak yang tidak mendapat asupan pendidikan.

“Sangat susah mencari role model yang mereka setelah S2 di luar masih mau turun-turun ke lapangan. Mungkin satu yang bisa aku sebut Bang Hardika, founder-nya Desa Main, masih mau turun ke desa-desa,” ungkap Musa.

Riset dan Belajar di SALAM

Musa sendiri sudah merasakan bagaimana menjadi pengajar di Sanggar Anak Alam (SALAM), Yogyakarta. Di situlah kepeduliannya terhadap pendidikan semakin bertumbuh yang kemudian menjadi lebih acuh dengan pendidikan Indonesia secara meluas.

“Akhirnya aku belajar dari sana (SALAM) bagaimana proses pendekatan ke masyarakat,” ujar Musa.

Musa mengakui selama belajar dan mengabdi di SALAM pemahaman tentang ketimpangan sistem pendidikan amatlah nyata. Ia pun menilai cara atau nilai-nilai cara mendidik yang ada di SALAM seharusnya bisa diaplikasikan ke sistem pendidikan formal asuhan pemerintah.

Dari situlah Musa tergerak menjadi aktivis pendidikan. Latar belakangnya sebagai anak kepulauan terpencil semakin menguatkan niatannya mengabdi untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia pada usianya yang terbilang masih muda, 25 tahun.

“Sebagai seorang anak yang tumbuh dengan pendidikan yang sangat terbatas di Kabupaten Kepulauan Selayar, sejak kecil merasakan ketimpangan itu dan ketika belajar soal pendidikan dengan SALAM,” ucap Musa

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.