hijau dengan tanggung jawab dari greenwashing ke inovasi nyata atasi polusi plastik - News | Good News From Indonesia 2025

Hijau dengan Tanggung Jawab: Dari Greenwashing ke Inovasi Nyata Atasi Polusi Plastik

Hijau dengan Tanggung Jawab: Dari Greenwashing ke Inovasi Nyata Atasi Polusi Plastik
images info

Selamat datang di bumi yang sedang belajar berdamai dengan plastik. Setiap lembar plastik yang pernah diproduksi masih ada bersama kita hingga hari ini.

Namun, dari kenyataan ini tumbuh harapan generasi saat ini memiliki kesempatan untuk menjadi agen perubahan dalam menghadapi krisis plastik secara berkelanjutan.

Polusi plastik telah menjadi tantangan nyata bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama di negara kepulauan seperti Indonesia. Setiap tahun, lebih dari 3,2 juta ton sampah plastik dihasilkan di Indonesia, dan setidaknya 620 ribu ton di antaranya diperkirakan mencemari lautan (World Bank, 2021).

Meski begitu, kesadaran publik yang terus meningkat juga mendorong lahirnya berbagai inisiatif lingkungan dari komunitas, pemerintah, hingga sektor swasta.

Banyak perusahaan kini menyuarakan komitmen terhadap keberlanjutan seperti kemasan berlabel ramah lingkungan, sistem daur ulang, hingga program CSR bertema hijau. Langkah ini tentu menjadi sinyal positif.

Namun, agar tidak berhenti di permukaan, transparansi dan tindakan konkret sangatlah penting. Tanpa itu, publik hanya disuguhi citra, bukan solusi.

Di sinilah muncul fenomena greenwashing, ketika klaim lingkungan tidak disertai dengan tindakan nyata atau bukti ilmiah. “Kita harus bisa membedakan mana komitmen lingkungan yang sungguh-sungguh, dan mana yang sekadar gimik pemasaran,” ujar Nur Hidayati, Direktur Eksekutif Walhi (2022), dalam sebuah forum publik tentang etika keberlanjutan. Ia menekankan pentingnya pengawasan regulatif dan literasi masyarakat dalam menghadapi tren hijau yang semakin populer.

Menurut laporan Komisi Eropa tahun 2021, lebih dari separuh klaim ramah lingkungan di pasar global tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Ini menjadi pengingat bahwa sistem verifikasi yang transparan dan lembaga pengujian independen sangat dibutuhkan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Namun, alih-alih hanya menyoroti sisi negatif, kita juga menyaksikan semakin banyak solusi lokal yang inspiratif. Salah satunya adalah inovasi plastic asphalt, pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan campuran dalam pembangunan jalan.

Di kota Bekasi, misalnya, proyek jalan sepanjang 1,5 kilometer telah berhasil menggunakan sekitar 3 ton plastik sekali pakai. Inovasi ini tidak hanya mengurangi limbah, tapi juga menghasilkan jalan yang lebih tahan terhadap retak dan perubahan cuaca ekstrem.

Dosen Teknik Sipil Universitas Udayana, Dr. I Gede Pasek, menyebut teknologi ini sebagai “langkah transformatif yang tidak hanya mengatasi sampah, tetapi juga meningkatkan kualitas infrastruktur.”

Tak hanya itu, di tingkat komunitas, gerakan seperti Bank Sampah juga menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang inklusif bisa berjalan efektif. Melalui sistem tabungan sampah, masyarakat diajak memilah dan mengelola plastik rumah tangga, yang kemudian disalurkan ke pabrik pengolahan atau digunakan kembali di komunitas.

Agar solusi-solusi ini berkembang lebih luas, dibutuhkan dukungan dari semua lini, regulasi yang adaptif, insentif pemerintah untuk inovasi hijau, serta kemitraan antara sektor publik dan swasta.

Sebagai konsumen, kita memiliki kekuatan besar untuk mendorong arah perubahan. Memilih produk yang bertanggung jawab, membawa wadah sendiri, mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, dan mendukung produk lokal berkelanjutan adalah langkah nyata yang bisa dimulai dari rumah. Setiap keputusan kecil, jika dilakukan bersama-sama, akan menjadi gerakan yang besar.

Kini saatnya membangun kolaborasi nyata antara masyarakat, industri, dan pemerintah. Kita tidak hanya butuh narasi hijau, tapi jugaaksi hijau yang jujur dan terukur. Masa depan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Perubahan bukan hanya mungkin, tetapi sedang dan terus bisa kita wujudkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DU
IJ
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.