Sampah rumah tangga merupakan salah satu persoalan lingkungan yang kerap dihadapi oleh masyarakat, terutama di kawasan pemukiman padat. Setiap harinya, masyarakat menghasilkan berbagai jenis sampah, di antaranya yang paling dominan adalah sampah organik. Kulit buah, sisa sayuran, ampas dapur, hingga limbah makanan yang tak habis dikonsumsi sering kali berakhir di tempat sampah dan menumpuk di TPA, tanpa sempat diolah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Namun, sampah tidak selalu menjadi masalah jika dikelola dengan cara yang tepat. Justru, jika diolah secara benar, sampah organik dapat menjadi sumber daya baru yang ramah lingkungan dan bernilai guna tinggi. Salah satu bentuk pemanfaatan tersebut adalah pengolahan sampah organik menjadi cairan eco-enzyme—produk fermentasi alami yang kini tengah banyak diperkenalkan sebagai solusi ekologis untuk kebutuhan rumah tangga.
Melihat potensi besar dari pengolahan sampah organik ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University yang sedang menjalankan program di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, berinisiatif menyelenggarakan pelatihan pembuatan eco-enzyme berbasis limbah rumah tangga.
Pelatihan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Karangtengah, dan berlangsung di Sasana Praja desa setempat pada pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok PKK. Mereka datang dengan semangat dan rasa ingin tahu tinggi mengenai cara pengolahan sampah yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berpotensi menghasilkan produk bernilai ekonomi.
Eco-enzyme merupakan hasil fermentasi dari campuran limbah organik segar seperti kulit buah dan sayuran dengan bahan pemanis alami seperti gula merah, gula pasir, molase, atau gula aren, serta air.
Proses fermentasi yang berlangsung selama sekitar tiga bulan ini akan menghasilkan cairan berwarna coklat gelap dengan aroma khas asam manis. Cairan ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pupuk cair, pembersih lantai, pengusir hama tanaman, bahkan sebagai penjernih air yang tercemar.
Kepala Desa Karangtengah, Pak Karyoto, dalam sambutannya menyoroti pentingnya pengolahan sampah rumah tangga yang bijak, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan masyarakat. Ia menceritakan bahwa beberapa waktu lalu, desanya sempat mengalami kejadian diare massal di salah satu RT, yang diduga kuat berasal dari air tercemar akibat pengelolaan sampah yang buruk.
Oleh karena itu, ia sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa KKNT IPB University yang telah menghadirkan pelatihan eco-enzyme sebagai solusi nyata untuk mengatasi masalah lingkungan tersebut.
“Dengan pelatihan ini, saya berharap masyarakat Karangtengah mulai sadar bahwa limbah yang selama ini dibuang begitu saja ternyata bisa diubah menjadi produk yang bermanfaat dan membantu menjaga lingkungan. Saya dorong ibu-ibu agar nanti bisa menerapkannya di rumah masing-masing, bahkan kalau bisa dijual juga,” ujar Pak Karyoto.
Pelatihan ini dipandu oleh Danik Septianingrum, mahasiswa dari Program Studi Biologi IPB University. Ia menyampaikan materi mengenai dasar-dasar eco-enzyme secara sederhana dan mudah dipahami. Peserta diperkenalkan pada perbandingan komposisi bahan, tahapan pembuatan, serta cara penyimpanan dan pemanfaatan cairan yang dihasilkan.
Setelah sesi materi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung. Para ibu-ibu tampak sangat antusias ketika mereka diberi kesempatan untuk mencampur sendiri bahan-bahan pembuatan eco-enzyme ke dalam wadah fermentasi.
Kegiatan menjadi semakin meriah saat peserta mulai berdiskusi dan bertukar pengalaman terkait pengelolaan sampah rumah tangga yang biasa mereka lakukan. Banyak di antara mereka mengaku baru pertama kali mengetahui bahwa sisa dapur yang biasanya dibuang ternyata dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna.
“Saya sangat senang mengikuti pelatihan ini. Ternyata kulit buah dan sayur bisa dijadikan cairan serbaguna. Kalau biasanya saya buang ke tempat sampah, sekarang saya jadi ingin coba olah sendiri di rumah. Selain buat tanaman hias, saya dengar ini juga bisa buat pel lantai, luar biasa,” ungkap Ibu Wiwit, salah satu peserta pelatihan.
Selain bertujuan untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan baru, pelatihan ini juga diharapkan dapat menjadi pemicu perubahan pola pikir dalam mengelola limbah domestik. Mahasiswa KKNT IPB berharap bahwa dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengolahan sampah organik, maka permasalahan sampah di Desa Karangtengah secara perlahan akan teratasi.
Lebih dari itu, program ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Produk eco-enzyme hasil buatan warga dapat dikemas dan dipasarkan sebagai produk ramah lingkungan yang saat ini banyak dicari oleh konsumen yang peduli terhadap lingkungan.
Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya berdampak pada kebersihan lingkungan, tetapi juga memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan keluarga melalui usaha mikro berbasis limbah organik.
Kegiatan pelatihan pembuatan eco-enzyme ini merupakan salah satu dari sekian banyak program pemberdayaan yang diinisiasi oleh mahasiswa KKNT IPB University selama masa penempatan mereka di Desa Karangtengah.
Seluruh kegiatan dirancang agar selaras dengan kebutuhan lokal dan berkelanjutan, serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam hal konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, kesehatan dan kesejahteraan, serta pengentasan kemiskinan.
Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa tidak hanya hadir sebagai agen pembawa ilmu, tetapi juga mitra yang berkontribusi nyata dalam pembangunan desa. Kolaborasi antara kampus dan masyarakat desa pun diharapkan terus terjalin, sehingga semangat inovasi, kreativitas, dan kepedulian terhadap lingkungan dapat tumbuh subur dan memberi dampak positif jangka panjang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News