Setiap tanggal 22 Juli, dunia memperingati hari otak sedunia. Di tahun 2025 ini, tema yang diusung adalah “Brain Health for All Ages”.
“Memasuki tahun 2025, kesehatan otak merupakan prioritas global yang menjadi semakin penting. Tidak peduli usia atau tempat tinggalnya, setiap orang berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup dengan otak yang sehat. Peringatan tahun ini berfokus pada keadilan dalam perawatan, mendukung keluarga, dan menjadikan kesehatan otak sebagai sesuatu yang benar-benar penting bagi semua orang.” Ujar Prof. Tissa Wijeratne, (Wakil ketua World Brain Day) dikutip dari laman World Federation of Neurology.
Pada laman tersebut juga menjelaskan jika kampanye tahun ini menekankan lima pesan utama: kesadaran, edukasi, pencegahan, akses, dan advokasi.
Dalam menjaga kesehatan otak WFN menegaskan upaya-upaya itu harus sudah mulai dibangun dari ibu yang memasuki masa kehamilan, anak di bawah umur, dewasa, hingga lansia.
Beberapa pakar juga menjelaskan meskipun saat ini manusia bersaing dengan robot dan AI tetapi jika dibandingkan, cara bekerja otak yang sehat, yang produktif tidak bisa digantikan oleh sebuah sistem buatan manusia.
“Tidak peduli seberapa canggihnya kecerdasan buatan, ia tidak akan pernah menggantikan keterampilan manusia seperti empati, kepemimpinan, kolaborasi, dan kreativitas.” ujar Nandan Nilekani (Founder Infosys) dikutip dari laman Money Control.
Maka dari itu, demi menjaga kesehatan otak, ada kalanya kita perlu mengistirahatkan otak.
Jika sebagian orang berpikir tidur adalah pilihan yang tepat untuk beristirahat, sebenarnya terkadang tidur saja tidaklah cukup.
Melansir beberapa sumber, cara otak beristirahat dan cara jiwa raga istirahat tidaklah sama sepenuhnya. Mau tahu bagaimana saja cara untuk mengistirahatkan otak? Berikut adalah 4 cara sederhananya!
4 Langkah Bantu Otak Beristirahat
Tidur yang Cukup
Beberapa sumber mengatakan, meski idealnya tidur yang cukup perlu 7–9 jam perharinya, tetapi jika berbicara untuk istirahat otak, ini bukan hanya tentang durasi seberapa lamanya. Dalam beristirahat, yang perlu diperhatikan adalah kualitas tidur. Fase dimana seseorang memasuki deepsleep atau nyenyak.
Tidur yang cukup juga dianggap dapat menjadi penuaan yang sehat, menstabilkan mood, mencegah penyakit kronis, dan konsolidasi memori.
Karena menurut beberapa penelitian, saat tidur ada proses biologis Glymphatic clearance, proses di mana racun metabolik dibersihkan oleh otak.
Meditasi
Pada dasarnya meditasi adalah bentuk mengontrol diri dari pikiran dan emosi. Cara ini dianggap dapat menenangkan diri, menurunkan kerja otak, dan meningkatkan fokus.
Dikutip dari jurnal kesehatan magister ilmu keperawatan Universitas Sumatera Utara yang ditulis oleh Dewi Keumala Sari dkk, Meditasi khususnya mindfulness akan meredakan pikiran depresi dan kecemasan.
Hal ini dapat dibuktikan dari 3 penelitian Internasional yang masing-masing dilakukan selama 8 minggu. Teknik utamanya adalah mendengarkan audio StereotacticBreastBiopsy yang dibarengi dengan: pemindaian tubuh, meditasi berjalan, pernapasan, dan beberapa gerakan yoga.
Digital Detox
Seperti poin sebelumnya, cara tersebut otomatis membuat seseorang untuk mengurangi penggunaan gadget.
Dikutip dari laman Politika, setelah serangkaian studi 2 minggu di Amerika dan Kanada yang melibatkan 467 partisipan yang rata-rata berusia 32 tahun, mereka menemukan dua hasil besar yakni
- Ada perubahan aktif dalam sosialisasi, produktifitas berolahraga, lebih menikmati waktu di luar ruangan, dan mereka juga tidur lebih lama beberapa menit serta lebih nyenyak
- Mengembalikan fungsi kognitif otak, seperti “lebih muda” 10 tahun pada beberapa orang. Efek yang sama seperti terapi kognitif.
Mendengar Musik
Selain untuk membangun mood, musik juga terkadang bisa membuat seseorang merasa rileks dan lebih tenang. Namun perlu diketahui dahulu, tidak semua genre musik dapat membuat seseorang merasa rileks. Dari beberapa penelitian, ada tiga jenis yang di antaranya ada musik relaksasi, lagu klasik, dan suara ambience dari alam.
Dari mereduksi kecemasan dan proteksi kognitif, dilansir dari laman Antara, nada-nada lembut dapat mengurangi kadar kortisol (hormon stres) yang kemudian akan mengaktifkan sistem saraf parasimpatik yang menenangkan tubuh.
Ini dikarenakan musik tidak hanya berisi alunan musik, tetapi juga menghasilkan sebuah getaran dengan tempo tertentu.
5 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Otak
Itulah beberapa cara untuk mengistirahatkan kerja otak, dan setidaknya beberapa cara ini dapat menenangkan diri. Jadi, apakah Kawan GNFI tertarik untuk mencoba salah satunya?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News