lembur pakuan kampung dedi mulyadi yang menolak pabrik demi alam dan budaya - News | Good News From Indonesia 2025

Lembur Pakuan: Kampung Dedi Mulyadi yang Menolak Pabrik Demi Alam dan Budaya

Lembur Pakuan: Kampung Dedi Mulyadi yang Menolak Pabrik Demi Alam dan Budaya
images info

Di tengah arus modernisasi dan gempuran industrialisasi, Kampung Pakuan di Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, tampil sebagai oase ketenangan dan kearifan lokal. 

Jalan kampungnya bersih berkilau, warganya kompak menjaga lingkungan, dan pemimpinnya berani menolak tawaran besar demi mempertahankan tanah leluhur.

Jumsih: Tradisi Bersih yang Tak Pernah Absen

Setiap hari Jumat, warga Kampung Pakuan menjalankan tradisi unik yang disebut Jumsih alias Jumat Bersih. Aktivitas ini bukan sekadar menyapu atau merapikan halaman, tetapi benar-benar memel jalan kampung agar tetap mulus dan mengilap.

Solihin, Kepala Desa Sukasari, terlihat dalam sebuah video viral bersama warga yang tengah membersihkan jalan kampung. Ia menyebut, kegiatan ini adalah bentuk nyata dari gotong royong dan rasa cinta terhadap lingkungan. 

“Jalan kampung harus kinclong. Ini bukan buat pamer, tapi bentuk syukur kita,” ungkapnya.

Menolak Industri demi Alam dan Warisan Leluhur

Tak hanya memelihara lingkungan, Solihin juga menjaga tanah desa dari serbuan para investor. Meski sering ditawari uang besar untuk mengizinkan pembangunan pabrik dan perumahan, ia tetap menolak. 

“Kalau tanah desa kita jual, nanti kita hanya jadi penonton di tanah sendiri,” tegasnya.

Ia menyadari bahwa tawaran tersebut menggiurkan, namun percaya bahwa kesejahteraan tidak harus datang dari pengorbanan alam. Ia bahkan menunjukkan kode “uang sogokan” sebagai bukti nyata tekanan eksternal, namun tetap berpegang pada janjinya untuk menjaga Kampung Pakuan tetap lestari.

Dukungan dari Tokoh Besar: Jejak Dedi Mulyadi

Kampung Pakuan juga tak lepas dari perhatian tokoh publik seperti mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Ia disebut turut membantu perbaikan jalan kampung dengan menyumbang hotmix berkualitas pada 2018.

Menurut Solihin, pembangunan jalan ini adalah kelanjutan dari proses pembebasan tanah yang dilakukan pemerintahan sebelumnya pada 2016. 

“Setelah pembebasan tanah, jalan langsung kita cor, dan Alhamdulillah kini makin bagus,” ujarnya.

Lembur Pakuan: Harmoni Budaya dan Alam yang Terjaga

Lebih dari sekadar kampung, Lembur Pakuan telah berkembang menjadi destinasi wisata budaya yang ramai dikunjungi. Terletak tidak jauh dari pusat Kecamatan Dawuan, tempat ini merupakan kampung halaman Dedi Mulyadi dan menjadi ikon pelestarian budaya Sunda.

Setiap akhir pekan, kawasan ini menjadi car free day yang ramai dengan pengunjung lokal. Kebersihannya luar biasa; tak ada sampah plastik berserakan di jalanan maupun sungai. Anak-anak bermain congklak dan bakiak, sementara musik gamelan mengalun dari halaman rumah warga.

Padepokan Mama Lawang Katresna menjadi pusat pertunjukan seni Sunda di kampung ini. Tak jauh dari sana, warung Sate Si Bungsu menawarkan sajian khas maranggi yang menggoda selera. Suasana makin hidup dengan pertunjukan gamelan di rumah Dedi Mulyadi dan keramahtamahan warga yang mengajak pengunjung ikut bermain permainan tradisional.

Salah satu spot favorit di kampung ini adalah Balai Pamanah Rasa, tempat Dedi Mulyadi biasa menerima tamu. Balai ini dikelilingi kolam ikan dan jalur sawah yang sejuk. Jalur ini pun menjadi rute favorit Dedi untuk bersepeda di pagi hari, memperlihatkan bahwa gaya hidup sehat dan menyatu dengan alam masih sangat relevan di desa.

UMKM Tumbuh, Ekonomi Meningkat

Lembur Pakuan juga menjadi contoh sukses bagaimana desa bisa tumbuh tanpa harus kehilangan jati diri. Warga aktif berjualan makanan tradisional, kaos khas Sunda, hingga kerajinan tangan. UMKM berkembang, pariwisata tumbuh, dan lingkungan tetap lestari.

Kampung Pakuan bukan hanya tentang jalan bersih atau kuliner enak, tetapi tentang keberanian menolak kemapanan demi prinsip dan masa depan. Desa ini menjadi simbol bahwa harmoni antara budaya, alam, dan manusia bukan hal mustahil di era modern. Inilah kampung yang tidak dijual, tapi dibesarkan bersama.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.