Mulai dari tanggal 1 Juli—18 Juli 2025, Mahasiswa KKN-Tematik Literasi IPB University melaksanakan program literasi bertajuk Lentera (Literasi Anak Desa Kajengan) di Desa Kajengan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak-anak serta memperkenalkan keberadaan dan fungsi perpustakaan desa, Perpustakaan Ngudi Kawruh, yang selama ini kurang dimanfaatkan.
Program Lentera merupakan bagian dari upaya kolaboratif bersama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yang juga turut memberikan dukungan berupa buku bacaan anak-anak.
Melalui pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, tim mahasiswa KKN-T IPB berupaya membangun kembali budaya literasi di kalangan generasi muda Desa Kajengan.
“Anak-anak di sini jarang sekali bahkan hampir tidak pernah berkunjung ke perpustakaan. Kalau dari yang saya lihat mereka sudah kecanduan gadget dan bermain game online,” ungkap Kepala Perpustakaan Ngudi Kawruh Desa Kajengan saat diskusi.
Sebagai langkah awal, tim mahasiswa KKN-T IPB melakukan pengelolaan ulang Perpustakaan Ngudi Kawruh dengan menyusun buku berdasarkan kategori, menomori buku-buku, serta melakukan digitalisasi data buku.
Gotong Royong Menuju Geopark Dunia: KKN-TK 20 Universitas Bojonegoro Gelar Aksi Bersih-Bersih di Negeri Atas Angin
Mereka juga menghias ruang perpustakaan. Dengan demikian, akan lebih menarik dan nyaman untuk anak-anak atau masyarakat berkunjung ke Perpustakaan Ngudi Kawruh. Tim mahasiswa KKN-T IPB pun turut berjaga secara bergiliran di perpustakaan untuk melayani peminjaman dan menjaga kerapihan.
Untuk menumbuhkan minat baca dan meningkatkan kunjungan ke Perpustakaan Ngudi Kawruh, program Lentera menghadirkan sejumlah kegiatan literasi yang dirancang secara kreatif dan menyenangkan.
Kegiatan pertama bertajuk Read Me a Book, di mana tim KKN membacakan buku cerita anak secara langsung kepada peserta, lalu memberi kesempatan mereka untuk membaca sendiri.
Aktivitas ini tidak hanya membangkitkan rasa ingin tahu anak-anak, tetapi juga memperkenalkan beragam genre buku yang tersedia di perpustakaan desa.
Buku-buku yang dipilih pun disesuaikan dengan usia dan ketertarikan mereka, sehingga anak-anak dapat dengan mudah memahami isi cerita.
Kegiatan selanjutnya yaitu Membaca Nyaring, yang memiliki konsep mirip, tetapi dengan pendekatan interaktif yang lebih kuat. Anak-anak diajak membaca bersama, lalu diminta menyampaikan kembali alur cerita yang mereka dengarkan.
Sebagian dari mereka bahkan dengan percaya diri maju ke depan untuk menceritakan isi buku yang telah mereka baca.
Di akhir sesi, anak-anak yang berani tampil diberikan apresiasi berupa snack sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi aktif mereka.
Aktivitas berikutnya adalah Cerdas Mengulas Buku. Dalam sini, anak-anak diajarkan cara mengulas buku dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Mereka diberi ruang untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai cerita yang telah dibaca, baik secara lisan maupun dalam bentuk cerita ulang.
Mahasiswa KKN UGM Beri Pelatihan Fotografi dan Strategi Branding Destinasi Wisata untuk Pokdarwis Baru Ma Adu, Tomajiko
Latihan tersebut sekaligus melatih keberanian mereka untuk berbicara di depan umum dan menyampaikan gagasan secara jelas.
Untuk anak-anak usia dini hingga kelas 3 SD, tim KKN mengadakan kegiatan Proyek Isi Buku. Anak-anak diajak membaca cerita pendek secara bersama, kemudian mewarnai gambar yang sesuai dengan cerita tersebut.
Setelah selesai mewarnai, mereka diminta menceritakan kembali isi cerita berdasarkan gambar yang telah mereka warnai.
Sebagai bentuk apresiasi, hadiah diberikan kepada peserta dengan hasil terbaik, sehingga mereka lebih semangat dalam mengikuti kegiatan sambil belajar.
Adapun untuk anak-anak kelas 4 hingga 6 SD, kegiatan Menulis Cerita menjadi wahana untuk mengasah kemampuan menulis mereka. Peserta menulis cerita berdasarkan buku yang telah mereka baca dengan pendekatan 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, How).
Mereka belajar menyusun alur cerita yang runtut, mengekspresikan ide dan imajinasi mereka, sekaligus membangun kemampuan berpikir logis dan kritis.
Menariknya, hampir di setiap kegiatan, anak-anak menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka tidak hanya aktif dalam setiap sesi, tetapi juga sering meminta untuk dibacakan buku lagi setelah menyelesaikan satu buku.
Beberapa bahkan langsung mengambil buku lain dan membacanya secara mandiri. Setiap kali sesi selesai, mereka selalu bertanya, “Besok ada lagi jam berapa kak?” menunjukan bahwa ketertarikan terhadap literasi mulai tumbuh di hati mereka.
Program Lentera juga diperluas ke lingkungan sekolah dasar sebagai upaya menjangkau lebih banyak anak. Dua sekolah yang menjadi lokasi pelaksanaan program adalah SDN 1 Kajengan dan SDN 2 Kajengan.
Di SDN 1 Kajengan, kegiatan Proyek Isi Buku dilaksanakan untuk siswa kelas 3, sementara siswa kelas 4, 5, dan 6 mengikuti Menulis Cerita.
Sama halnya dengan di SDN 2 Kajengan, Proyek Isi Buku ditujukan bagi siswa kelas 1 hingga kelas 3, dan kegiatan Menulis Cerita diikuti oleh siswa kelas 4 hingga 6.
KKN-TK 20 Universitas Bojonegoro Mengusung Program "ENGLISH FOR DELING" untuk Tingkatkan Kualitas Berbahasa Inggris Sejak Dini
Program Lentera menjadi bukti bahwa pendekatan literasi yang hangat, menyenangkan, dan menyentuh langsung kehidupan anak-anak mampu membangkitkan kembali minat baca yang sempat redup.
Anak-anak Desa Kajengan yang awalnya jarang menyentuh buku, kini tak hanya membaca dengan antusias, tetapi juga menantikan setiap sesi literasi dengan semangat yang luar biasa.
Apa yang telah dirintis oleh tim mahasiswa KKN-T IPB ini bukan sekadar rangkaian kegiatan, tetapi pijakan awal untuk membangun budaya baca yang hidup di tengah masyarakat.
Lentera ini diharapkan terus menyala, diteruskan oleh warga desa, sekolah, dan pengelola perpustakaan, agar cahaya literasi tetap menerangi langkah anak-anak Desa Kajengan di masa depan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News