batik inovasi literasi anak daerah dari duta bahasa diy 2025 - News | Good News From Indonesia 2025

BATIK: Inovasi Literasi Anak Daerah dari Duta Bahasa D.I.Y 2025

BATIK: Inovasi Literasi Anak Daerah dari Duta Bahasa D.I.Y 2025
images info

Telah dilaksanakan kegiatan volunteer Abdi Aksara yang diprakarsai oleh pemenang duta Bahasa D.I.Y periode tahun 2025. Pasangan Razif Raihan Rasyid (Peternakan UGM) dan Elvira Sundari (Sastra Arab UGM) merupakan pemenang duta Bahasa D.I.Y tahun ini yang telah terlaksanakan 23 Mei 2025 silam.

Oleh karena itu, mereka harus mempersiapkan program untuk dipamerkan pada final duta Bahasa nasional tahun ini.

Dalam rangka mempersiapkan proyek final yang akan dilaksanakan pada 8-13 September 2025, mereka memperkenalkan sebuah program yang bernama BATIK (Baca, Tulis dan Petik) yang merupakan adopsi dari lingkar studi metode lingkar sastra yang sudah sering diterapkan di banyak negara.

Metode ini sering dikenal dengan nama Literature Circle atau yang di terjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi metode lingkar sastra. Metode yang dikenal ampuh dalam meningkatkan komunikasi, kolaborasi dan kecakapan literasi murid di sejumlah negara maju seperti Amerika, Inggris, Singapura dan bahkan Malaysia (Shelton-Strong, 2012).

Baca juga : Komunitas Hayu Ameng, Berawal dari Tugas Kuliah hingga Jadi Sarana Pengenalan Permainan Tradisional

Metode Lingkar Sastra tersebut juga bertujuan untuk memantik kemampuan untuk mengkritisi keberanian untuk berbicara di depan umum pada anak-anak dengan metode berdiskusi.

Diharapkan dengan program tersebut tidak hanya membawanya supaya menjadi juara duta bahasa nasional tapi juga membawa dampak yang cukup signifikan dalam meningkatkan literasi di Yogyakarta.

Adapun tujuan dalam membentuknya program ini adalah meningkatkan literasi para anak dan remaja di daerah tersebut.

Selain itu, Razif dan Elvira juga mempunyai misi untuk memberikan dorongan kepada anak dan remaja supaya mempunyai cita-cita yang tinggi dan berani bersuara melalui program literasi ini.

“Walaupun program ini dilaksanakan sekali dan singkat, kita memiliki harapan terkait kegiatan ini bisa menjadi api semangat kepada mereka, seminimalnya inspirasi dari apa yang kita lakukan itu bisa mereka terima dan bisa dijadikan api semangat untuk meraih apa yang ingin mereka wujudkan di masa mendatang, baik itu cita-cita, keinginan, harapan maupun hal-hal kecil yang ingin mereka wujudkan,” ungkap Razif.

(Dokumentasi Pribadi | Wahid Amin Notono)
info gambar

Salah satu komunitas yang mereka ajak kerja sama dalam mempopulerkan program ini adalah ”Komunitas Si Lilin Kecil”. Komunitas kecil terletak di bagian timur Gunungkidul atau lebih tepatnya kita kenal dengan kecamatan Ponjong.

Komunitas ini berdiri sejak 2022 yang spesifiknya terletak di Sunggingan, RT 07, RW 06, Umbulrejo, Ponjong, Gunungkidul. Latar belakang dari terciptanya komunitas ini dikarenakan banyaknya anak-anak kampung yang sudah kehilangan unggah-ungguh pada dirinya.

Komunitas ini telah berkembang menjadi komunitas pendidikan non-profit yang mengajarkan baca tulis, pengenalan budaya dan aspek pendidikan lainnya di desa setempat.

Komunitas Si Lilin Kecil mempunyai visi kedepannya untuk bisa hadir di desa-desa setemat dan juga bisa memberikan dampak dalam pengembangan kreativitas dan inovasi pada diri anak-anak.

(Dokumentasi Pribadi | Wahid Amin Notono)
info gambar

Dalam pelaksanaanya Razif dan Elvira juga dibantu oleh para volunteer dalam melaksanakan proyek “BATIK”.

Pelaksanaan projek dilakukan dengan metode lingkar diskusi yang masing-masing kelompoknya terdiri dari empat orang.

Setiap kelompok akan didampingi oleh satu fasilitator yang bersedia untuk memberikan arahan dalam berdiskusi.

Kemudian, mereka membedah karya sastra yang berjudul “Legenda Kiai Jegot” dan membaginya menjadi empat peran dalam pelaksanaan diskusi.

Empat peran yang dimaksud adalah :

  • Parang (Ketua diskusi sekaligus pemberi pertanyaan kritis)
  • Kawung (Pengkait kejadian dalam cerpen dengan dunia nyata)
  • Cakar Ayam (Pembedah kosa kata)
  • Sidomuti (Penyimpul Intisari Cerpen).

Nama dari keempat peran tersebut terinspirasi dari empat motif batik yang cukup terkenal di Yogyakarta.

Keempat peran tersebut tidak hanya sekadar nama, tetapi juga memiliki makna filosofis yang diharapkan mampu menginternalisasi nilai-nilai dalam proses diskusi.

Parang sebagai simbol keberanian, memimpin arah pembicaraan dan memantik pertanyaan-pertanyaan kritis yang mampu membuka sudut pandang baru bagi peserta lain.

Kawung sebagai simbol keterhubungan, bertugas mengaitkan isi cerpen dengan realitas sosial yang ada, sehingga peserta dapat memahami makna karya sastra secara kontekstual.

Cakar Ayam merepresentasikan kejelian, bertugas membedah kosakata atau istilah yang sulit dipahami sehingga menambah wawasan kebahasaan peserta.

Sedangkan Sidomukti sebagai simbol kesimpulan dan kemantapan, bertugas menyampaikan intisari hasil diskusi dengan ringkas dan jelas.

Baca juga : Gerakan Binar: Dari Keresahan Seorang Ibu, Tumbuh Komunitas Penuh Makna untuk Tumbuh Kembang Anak

Kemudian, kegiatan ditutp dengan pemberian hadiah kepada anak-anak supaya mereka dapat termotivasi lebih dalam peningkatan literasi tiap individu.

“Kami dari komunitas Si Lilin Kecil mengucapkan terimakasih banyak kepada kakak-kakak volunteer Abdi Aksara, semoga ilmu yang diberikan oleh para volunteer Abdi Aksara bisa bermanfaat bagi komunitas kami dan kami juga berharap apa yang menjadi cita-cita dan harapan dari kakak-kakak volunteer Abdi Aksara dapat tercapai," seru Surono selaku founder dari komunitas Si Lilin Kecil.

Mereka juga berharap kegiatan semacam ini bisa berlanjut dan diperluas ke wilayah lain, agar manfaat literasi dan keberanian berpendapat dapat dirasakan lebih luas lagi oleh masyarakat desa.

Mereka juga berharap kegiatan semacam ini bisa berlanjut dan diperluas ke wilayah lain, agar manfaat literasi dan keberanian berpendapat dapat dirasakan lebih luas lagi oleh masyarakat desa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.