Kegiatan Pramuka tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah, lapangan, dan alam. Lebih dari itu, Praja Muda Karana (Pramuka), sesuai namanya berperan dalam melatih para pemuda untuk berkarya demi bangsa. Oleh karena itu, kegiatan Pramuka tidak selalu dilaksanakan di bumi perkemahan atau hutan, tetapi juga terlibat dalam masyarakat agar tetap relevan.
Hal inilah yang mendorong Mahasiswa London School of Public Relations (LSPR) hadir dan mengajak Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Kota Bogor untuk mengembangkan Sukajadi sebagai desa wisata edukatif berbasis budaya, lingkungan, dan ekonomi kreatif.
Kegiatan Masyarakat Jadi Laborarotium Terbuka Anak Pramuka
Melalui program Ngariung di Sukajadi (artinya: berkumpul di Sukajadi), mahasiswa LSPR bukan hanya hadir sekadar acara seremonial, melainkan wujud gerakan nyata mengubah desa menjadi living classroom; tempat budaya, lingkungan, dan ekonomi kreatif, bahkan laboratorium terbuka bersatu dalam harmoni.
Ngariung di Sukajadi yang digawangi mahasiswa Public Relations & Digital Communication LSPR ini mengajak 50 siswa Pramuka untuk belajar di laboratorim terbuka.
Para siswa Pramuka diajak mempelajari sistem mina padi (gabungan budidaya ikan dan padi) yang berkelanjutan, belajar proses budidaya jamur tiram yang ternyata bisa jadi peluang bisnis, budidaya stroberi, serta produksi makanan khas Bogor yaitu noga.
Everine Tryandhini, ketua pelaksana Ngariung di Sukajadi mengatakan bahwa melalui pembelajaran berbasis masyarakat, para siswa dapat mengenal dan lebih dekat dengan kehidupan sehari sehingga transfer ilmu dapat lebih berkesan.
“Kami ingin siswa pramuka tidak hanya datang sebagai pengunjung, tetapi juga sebagai bagian dari proses transformasi pengetahuan. Ini adalah bentuk nyata pendidikan berbasis masyarakat dan lingkungan,” ujar ungkapnya.
Pelatihan Media Sosial & Konten Kreatif sebagai Trik Jitu Majukan UMKM Desa
Selain mengajak para siswa belajar, mahasiswa LSPR juga turut memberikan pengetahuannya dalam aspek pembuatan konten digital kreatif kepada UMKM.
Lewat pelatihan ini, warga Sukajadi diajarkan strategi membangun merek (branding), fotografi produk, hingga teknik promosi yang menjangkau audiens luas di berbagai platform, seperti Facebook, Instagram, dan TikTok.
Pelatihan pengelolaan medsos bagi warga dan UMKM
Pelatihan pengelolaan media sosial bagi warga dan UMKM lokal diharapkan mampu mengantarkan warga Sukajadi mendongkrak potensi desa sehingga dikenal luas oleh masyarakat dari berbagai daerah lewat.
Tidak hanya itu, sebagai stimulus dalam membangun semangat pemanfaatan sosial media sebagai branding, mahasiswa LSPR juga membuat kompetisi konten untuk generasi muda dan siswa pramuka.
Kegiatan ini sejalan dengan capaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi komitmen LSPR, terutama: SDG 4 (Pendidikan Berkualitas, lewat metode pembelajaran partisipatif), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan promosi potensi desa), dan SDG 11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, lewat kolaborasi antarsektor).
Desa Sukajadi menjadi Model Kolaborasi yang Berdampak
Ngariung di Sukajadi membuktikan bahwa kolaborasi antar-generasi dan lintas sektor bisa menciptakan dampak nyata. Mahasiswa mendapat ruang praktik langsung, warga desa terbantu secara strategi ekonomi, sementara generasi muda seperti Pramuka memperoleh pengalaman belajar yang fun dan kontekstual.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News