indonesia paling percaya konten review pengguna dibanding influencer ungguli thailand dan singapura - News | Good News From Indonesia 2025

Indonesia Paling Percaya Konten Review Pengguna Dibanding Influencer, Ungguli Thailand dan Singapura

Indonesia Paling Percaya Konten Review Pengguna Dibanding Influencer, Ungguli Thailand dan Singapura
images info

 

  • Indonesia jadi negara dengan kepercayaan tertinggi terhadap konten buatan pengguna (UGC) dibanding Thailand dan Singapura.
  • 54% responden Indonesia lebih percaya review pengguna ketimbang influencer.
  • Konsumen berpenghasilan tinggi lebih percaya UGC dibanding kelas bawah (62% vs 33%).
  • Video pendek (<3 menit) dan livestreaming jadi format konten favorit konsumen Indonesia.
  • 73% responden masih mengandalkan konten dari ahli kecantikan, bukan selebritas.

Survei terbaru dari YouGov menunjukkan bahwa konsumen Indonesia paling percaya review pengguna dibandingkan konsumen di Singapura dan Thailand. Temuan ini menjadi sinyal kuat bagi pelaku industri kecantikan bahwa user-generated content (UGC) punya kekuatan besar dalam mendorong pembelian.

Dalam laporan berjudul From Screen to Shelves: How Content Creators Are Driving Consumer Behavior in the Makeup Industry, YouGov mencatat bahwa 54% konsumen Indonesia lebih mempercayai ulasan dari sesama pengguna dibandingkan influencer

Angka ini lebih tinggi dibandingkan Thailand dan Singapura, sehingga Indonesia menjadi negara dengan tingkat kepercayaan tertinggi terhadap konten buatan pengguna di Asia Tenggara.

 

Ulasan Jujur Lebih Meyakinkan dari Influencer

Tidak semua konten memiliki pengaruh yang sama. Menurut survei, 60% konsumen Indonesia menyebut “review jujur” sebagai jenis konten paling meyakinkan dalam pengambilan keputusan pembelian, lebih tinggi dari Singapura (55%) dan Thailand (50%).

Kecenderungan ini juga meningkat seiring dengan status sosial ekonomi. Sebanyak 62% konsumen dari kalangan berpenghasilan tinggi lebih mempercayai ulasan pengguna lain dibanding influencer. Sebaliknya, hanya 33% dari kalangan berpenghasilan rendah yang menyatakan hal serupa.

Menurut Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia, tren ini menunjukkan preferensi konsumen terhadap transparansi dan pengalaman nyata. 

“Temuan ini menunjukkan bagaimana perilaku digital konsumen Indonesia berkembang secara unik. Brand harus menyesuaikan strategi mereka agar lebih relevan dengan pasar lokal,” ujarnya.

 

Indonesia Jadi Episentrum Keterlibatan Digital di Industri Kecantikan

Tingginya kepercayaan konsumen Indonesia terhadap ulasan pengguna ternyata juga sejalan dengan tingkat keterlibatan digital yang luar biasa aktif di industri kecantikan.

Survei YouGov menunjukkan mayoritas konsumen Indonesia lebih suka mengonsumsi konten dalam format video pendek berdurasi kurang dari 3 menit. Sebanyak 68% responden Indonesia menyatakan memilih format ini, jauh lebih tinggi dibanding Thailand (59%) maupun Singapura (56%).

Tak hanya menonton, konsumen Indonesia juga responsif dalam bertindak. Usai menyaksikan konten kecantikan, 43% dari mereka langsung mengunjungi situs atau media sosial brand. Artinya, konten digital benar-benar bisa mendorong keputusan pembelian

Di sisi lain, hanya 32% konsumen Singapura yang menunjukkan perilaku serupa.

Siaran langsung juga menjadi format yang digemari, terutama oleh milenial. Sekitar 27% konsumen milenial Indonesia lebih menyukai format ini dibandingkan 18% dari Gen Z.

Bahkan, 29% responden menyatakan rutin menonton sesi live, dan menariknya, 94% dari mereka mengaku pernah melakukan pembelian saat sesi berlangsung. 

Sementara itu, meskipun konten dari pengguna sangat berpengaruh, konten dari ahli kecantikan seperti makeup artist atau dermatolog tetap menjadi yang paling dipercaya oleh konsumen Indonesia, dengan 73% responden mengaku lebih memilih menonton konten dari profesional dibanding selebritas.

Saling Melengkapi, Bukan Bertentangan

Meski konten buatan pengguna dianggap lebih autentik dan relatable, influencer masih punya peran penting dalam membentuk narasi dan eksposur brand.

“Keduanya memiliki fungsi yang saling melengkapi. Brand perlu menggabungkan keduanya untuk membangun kepercayaan sekaligus memperluas jangkauan,” lanjut Edward Hutasoit.

Hal ini menjadi peluang besar bagi brand kecantikan di Indonesia untuk merancang strategi pemasaran yang lebih personal, jujur, dan berpusat pada pengalaman pengguna.

Bagi pelaku industri, data ini jadi pengingat bahwa membangun kepercayaan bukan hanya soal iklan mahal atau endorsement selebriti, tapi soal menghadirkan pengalaman nyata yang bisa dibagikan oleh pengguna secara sukarela.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.