ceramah buya hamka di gedung kebangkitan nasional pada 1975 bahas pemikiran soal doktrin islam - News | Good News From Indonesia 2025

Ceramah Buya Hamka di Gedung Kebangkitan Nasional pada 1975, Bahas Pemikiran Soal Doktrin Islam

Ceramah Buya Hamka di Gedung Kebangkitan Nasional pada 1975, Bahas Pemikiran Soal Doktrin Islam
images info

Ceramah Buya Hamka di Gedung Kebangkitan Nasional pada 1975, Bahas Pemikiran Soal Doktrin Islam


Sebagai salah satu tokoh Islam yang ada di Indonesia, Buya Hamka tentu pernah memberikan ceramah terkait pemikiran yang dia miliki dalam berbagai macam kesempatan. Salah satu momen ceramah dari Buya Hamka pernah terjadi pada September 1975 silam.

Pada waktu itu, Buya Hamka memberikan ceramah di Gedung Kebangkitan Nasional, Jakarta. Dalam momen ini, Buya Hamka memaparkan pemikirannya terkait doktrin Islam.

Beberapa tokoh nasional diketahui juga hadir dalam momentum tersebut. Lantas bagaimana pemaparan lebih lanjut terkait materi yang disampaikan oleh Buya Hamka pada momen tersebut?

Ceramah Buya Hamka di Gedung Kebangkitan Nasional

Dinukil dari artikel "Doktrin Islam Membentuk Kemerdekaan dan Keberanian" yang terbit di Panji Masyarakat edisi 1 November 1975, momen pemberian ceramah oleh Buya Hamka ini terjadi pada Rabu, 30 September 1975. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, pemberian materi ini berlangsung di Gedung Kebangkitan Nasional yang ada di Jakarta.

Hadirnya Buya Hamka dalam momentum ini terjadi atas anjuran dari Yayasan IDAYU. Selain Buya Hamka, juga ada beberapa tokoh penting nasional yang turut hadir dalam momen tersebut.

Beberapa tokoh yang turut hadir di Gedung Kebangkitan Nasional pada waktu itu di antaranya Mohammad Hatta, Mohammad Roem, Dr. Ali Akbar, H. B. Yassin, Bung Tomo, dan lainnya.

Bahas tentang Doktrin Islam yang Membentuk Kemerdekaan dan Keberanian

Dalam ceramahnya, Buya Hamka membagikan pemikirannya terkait doktrin Islam. Seperti judul artikel yang tercantum di Panji Masyarakat, Buya Hamka menjelaskan bahwa doktrin Islam pada dasarnya bisa membentuk kemerdekaan serta keberanian.

Pada awalnya, Buya Hamka memaparkan tentang pandangan beberapa ilmuwan dari Barat terkait perubahan yang dibawa oleh Nabi Muhammad di masa lalu. Contohnya, Thomas Carlyle menyebutkan bahwa Nabi Muhammad sebagai salah satu Pahlawan Pembangunan Dunia.

Label ini diberikan atas berbagai macam kemajuan yang dibawa oleh Nabi Muhammad terhadap peradaban. Bahkan Oswald Spengler menyebutkan bahwa peradaban Islam yang mulai terbentuk pada masa Nabi Muhammad menjadi penyambung antara dua peradaban, yang dalam hal ini ditujukan pada peradaban Yunani di masa lalu dan kebangkitan Eropa pada waktu itu.

Lebih lanjut, Buya Hamka menjelaskan tentang perkembangan Islam setelah Nabi Muhammad meninggal dunia. 50 tahun setelah Nabi Muhammad wafat, perkembangan Islam terus meluas ke timur melalui Asia Tengah.

Selain itu, perkembangan Islam juga turut berkembang ke arah Barat, khususnya ke Eropa. Salah satu sisa peradaban Islam di Eropa bisa ditemukan di Spanyol, seperti di daerah Cordova.

Perkembangan Islam yang masif ini menjadi gambaran tentang revolusi besar yang terjadi di dunia pada waktu itu. Bahkan keberadaan peradaban Islam bisa mengalahkan dua kerajaan besar yang ada di dunia pada waktu itu, yakni Byzantium atau Romawi dan Persia.

Berdasarkan hal inilah, Buya Hamka menjelaskan bahwa doktrin ajaran Islam memiliki pengaruh besar pada keberanian dan kemerdekaan. Pokok ajaran Islam yang membuat hambanya menyerahkan segala kepentingan untuk Allah menjadi faktor terbesar mengapa hal ini bisa terjadi.

Kepercayaan ini membuat umat Islam hanya merasa takut kepada Allah saja. Dengan demikian, mereka tidak perlu takut terhadap berbagai hal lain yang ada di dunia.

Hal ini kemudian selaras dengan adanya keinginan untuk merdeka di dalam diri masing-masing. Sebab tidak ada hal yang perlu ditakutkan kecuali atas kehendak Allah semata.

Selain itu, Buya Hamka juga menyebutkan bahwa kemerdekaan sejati yang bisa diraih oleh seorang manusia adalah dengan menaklukkan hawa nafsu dan menguasai kehendak baik maupun buruk di dalam diri masing-masing.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.